Ini sudah hari dimana Alvaro dan Desi akan pergi untuk mengukur baju di butik, dan sekarang Desi sedang menunggu Alvaro dengan tidak sabar di ruang tamu.
Alvaro datang dengan angkuh nya, lalu melirik sebentar ke arah Desi sebelum akhirnya berhenti di hadapan Desi dan menatap seluruh tubuhnya dari atas hingga bawah.
"Kau yakin mau pakai baju itu?" tanya Alvaro sambil memincingkan tatapannya ke arah Desi.
Desi pun melihat ke bawahnya ke arah bajunya yang sedang ia pakai, ia rasa ini baju yang pas kok, lagian ini adalah baju yang paling bagus yang ia punya kali ini.
"Iya, memangnya ada yang salah yah? " tanya Desi, yang merasa tidak ada yang salah dengan bajunya.
Alvaro tersenyum kecut, "Sudahlah tidak penting, cepat naik ke mobil," titah Alvaro sambil berjalan mendahului Desi.
Desi tersenyum sambil membetulkan rambut nya lalu ia berjalan mengikuti Alvaro, kini mereka sudah berada di mobil Desi merasa canggung untuk berbicara dengan Alvaro walau pada dasarnya ia ingin sekali berbicara pada Alvaro.
Sementara Alvaro malas untuk bicara pada Desi ia pikir ia tidak pantas untuk gadis ini, ia juga rasa kalau teman-temannya akan menghina nya karena ia menikah dengan anak pembantu.
Setelah beberapa menit sampailah mereka di butik teman Tari ibunya Alvaro, mereka berdua turun dari mobil lalu berjalan masuk berdampingan ke butik itu.
"Ah tuan muda, " ucap pemilik butik itu, rupanya ia sudah menunggu kedatangan Alvaro karena Tari sudah berbicara padanya kalau anaknya akan datang untuk mengukur baju.
Alvaro hanya tersenyum tipis sementara Desi, ia tersenyum ramah saat pemilik butik itu menatap ke arah Desi.
"Ya sudah kau duduk saja dulu, biar aku mengajak calon istri mu berkeliling melihat bajunya, " Pemilik butik itu menyuruh Alvaro untuk duduk di sofa untuk menunggu Desi memilih baju.
Alvaro pun duduk lalu mengeluarkan ponselnya dan langsung bermain ponsel.
"Ikut saya yuk, " Pemilik butik itu langsung membawa Desi ke tempat gaun pengantin, Desi begitu terkejut saat melihat itu, ia kagum dan sangat suka dengan semua gaun yang berada di sana.
"Kau tinggal pilih mau yang mana?"
"Tapi ini semua pasti mahal yah? Aku tidak mau membebani Bu Tari," ucap Desi, ia rasa ia akan sangat membebani Tari kalau ia beli baju pernikahan sebagus dan semahal ini, lagian kan gaun pernikahan hanya akan ia pakai sekali.
Pemilik itu tertawa geli, ia merasa kalau gadis ini sangat lah lucu, "Kau tenang saja, mereka punya banyak uang," pemilik butik itu mencoba mengatakan kalau mereka itu kaya raya.
"Baiklah carikan gaun pernikahan yang paling murah saja deh, " balas Desi sambil tersenyum, namun matanya Desi tertuju pada sebuah gaun yang tidak terlalu rame, terlihat sederhana namun sangat elegan.
Pemilik butik itu merasa kalau ia tau apa yang gadis itu inginkan, ia langsung membawa gaun itu ke depan Desi, "Kau mau yang ini?" tanyanya.
"Ah tidak kok, aku maunya yang paling murah," balas Desi sambil menyilangkan tangannya.
"Ini juga murah kok, " Pemilik butik ini berbohong pada gadis itu, itu baju dengan harga yang lumayan mahal, namun Tari bilang padanya kalau ia harus pintar membujuk Desi karena mungkin Desi akan memperihalkan masalah harga.
"Ah yang benar," balas Desi dengan mata yang berbinar-binar.
"Iya, kau coba dulu di sana, " pemilik butik mengajak Desi untuk mencoba bajunya.
Setelah beberapa menit Desi pun keluar dengan menggunakan baju itu, ia keluar dari sana sambil berputar, ia senang sekali bisa mencoba gaun indah itu.
"Wah ini memang bagus sekali, aku suka pokoknya, bahannya juga enak, " Gumam Desi sambil mengelus baju itu.
"Wah kamu terlihat sangat cantik, " puji pemilik butik itu yang bernama Adel.
"Tuan lihat baju calon istrimu bagus kan? dia maunya yang ini, " Adel mencoba menunjukkan nya pada Alvaro yang masih sibuk dengan gamenya.
Alvaro menatapnya sekilas lalu kembali ke ponsel nya, "Ya sudah itu juga bagus, " balas Alvaro datar.
Entah kenapa ada rasa sedikit kecewa di hati Desi, ia memang terlalu berharap, kini ia kembali di sadarkan kalau dirinya siapa dan Alvaro siapa, ia tau kalau Alvaro ingin menikah dengannya karena suatu hal.
Adel mengusap pundak Desi lalu tersenyum padanya, "Aku tidak papah? " balas Desi sambil mencoba kembali menampilkan senyumnya.
Kini mereka sudah selesai mengukur bajunya, ada sedikit perbaikan di baju itu dan nanti akan di ambil setelah 2 hari menjelang pernikahan.
Alvaro dan Desi berada di perjalanan pulang namun Alvaro merasa lapar, dan memutuskan untuk makan dulu di restoran.
"Kau mau ikut turun atau tunggu di mobil?" tanya Alvaro tanpa melihat ke arah Desi.
"Aku ikut saja, " balas Desi.
mereka keluar dari mobil lalu masuk ke restoran itu dan duduk di salah satu meja, Alvaro memanggil pelayan restoran untuk memesan makanan.
"Kau mau makan?" tanya Alvaro pada Desi.
"Boleh," balas Desi.
"Kau pesan sendiri, tuh buku menunya, " Alvaro memberikan buku menunya pada Desi, saat Desi membuka buku menunya dan ia di Kaget kan dengan harga makanan.
"Ya ampun ni cuman nasi goreng aja harganya selangit kalau di kampung udah bisa ngasih makan satu kampung, ah aku tidak mau pesan makan sajalah aku akan makan di rumah, masakan ibuku akan sangat enak, " Gumamnya dalam hati.
"Aku mau air putih aja, " Balas Desi sambil menutup buku menunya.
Alvaro menatap nya heran, kalau hanya mau minum kenapa membuka bukunya lama, itulah yang sekarang ada di otak Alvaro, namun Alvaro sekarang mengerti.
"Mba saya pesan nasi goreng 2 , terus ayam bakarnya juga dua porsi, sama satu lagi kikil nya dua, dan minumannya saya mau jus alpukat sama itu juga dua," ucap Alvaro.
Pelayanan itupun langsung pergi untuk menyiapkan makanan nya, setelah beberapa menit menunggu makanannya pun datang.
Pelayan itu menyiapkan nya di atas meja, namun Desi sangat terkejut karena makanan nya banyak sekali, "Aku gak nyangka kalau di balik tubuh yang langsing Alvaro suka makan banyak, " ucapnya dalam hati.
"Hey makan lah, aku tidak memesan makanan hanya untuk di pandang saja, " ucap Alvaro datar pada Desi yang hanya menatap makanan itu, sedangkan Alvaro sudah memakannya.
"Ini untuk ku? " tanya Desi sambil menujuk dirinya sendiri.
"Jangan kau pikir ini hanya untuk ku, yang benar saja. Aku tidak serakus itu," balas Alvaro.
"Kalau gak di makan sayang juga sih, udah di beli tapi malah gak di makan, ya udah aku makan ajalah," ucap Desi.
Desi pun langsung mulai memakan-makanan itu dengan lahapnya, rupanya ia tidak bisa berbohong pada perutnya kalau saat ini ia sedang lapar sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nazwa Zilfayanasuha
cantik
2025-04-06
0
Komisah Izah Izah
nyimak dulu thor....
2020-11-24
1
Opung Boru Caroline
kita nikmati aja kawan
2020-10-19
1