Mata Rana membelalak, gadis itu menggeleng dengan cepat lalu membuang muka.
"Eh anjing" sahut Rana yang terkejut karena Dean sudah berada disampingnya. "Loe yang anjing" balas Dean tak mau kalah.
Rana dan Dean saling memandang lalu tertawa. Rana memandang Dean dengan ragu, ingin sekali ia mengatakan sesuatu namun entah darimana datangnya rasa malu itu.
Gadis itu sesekali menatap Dean lalu menunduk dan mengedarkan pandangannya kearah lain. Tentu saja Dean menyadari itu, namun ia tak ingin bertanya karena acara akan segera dimulai.
Bapak Kepala sekolah memulai acara dan memberi sambutan kepada para murid baru. Beliau menceritakan betapa hebatnya SMA Gentar dan para muridnya yang berprestasi. SMA Gentar memiliki banyak kegiatan positif yang mendukung siswa siswinya untuk lebih percaya diri dan kreatif.
"Untuk semua murid, kalian bisa bertanya pada para ketua ekskul bilamana kalian tertarik dengan ekskul tersebut. Tidak ada batasan untuk kegiatan dan pilihan kalian. Saya berharap, kalian menikmati pilihan kalian dan mampu mengembangkan bakat kalian disana." begitulah sekiranya apa yang dikatakan Bapak Kepala Sekolah sebelum acara itu berakhir.
Usai acara berakhir, beberapa anggota dan ketua ekskul tetap berada ditempat, mereka berjaga jikalau ada murid yang tertarik untuk bertanya lebih jauh. Sisanya tentu saja kembali ke kelas seraya menikmati jam kosong karena masih hari pertama sekolah.
Rana dan Dean memutuskan untuk kembali ke kelas bersama. Banyak murid baru yang mengira kalau mereka berpacaran.
"Ada apa?" Tanya Dean ditengah keheningan mereka.
Rana terkejut dengan pertanyaan Dean. Gadis itu mengatakan tidak ada apa-apa dan semuanya baik-baik saja. Namun tentu saja Dean tidak mempercayainya, mungkin Rana lupa kalau mereka tumbuh besar bersama layaknya seorang kakak dan adik. Perubahan kecil dari sikap Rana tentu saja akan langsung terdeteksi oleh Dean.
Dean menarik Rana, memposisikan tubuh gadis itu membelakangi dinding. Dengan tatapan dinginnya, Dean memperhatikan raut wajah Rana dengan seksama. Ada keraguan dan kegelisahan disana.
Gadis itu merasa terintimidasi dengan sikap Dean, segera ia mendorong tubuh Dean menjauh darinya. "Apa'an sih loe, rese deh." gerutu Rana lalu meninggalkan Dean begitu saja.
"Gue tau, loe sedang jatuh cinta." ucap Dean yang seketika menghentikan langkah kaki Rana. Sialan, umpat Rana dalam hatinya.
Rana menunggu Dean yang sedang berjalan mendekatinya. Gadis itu merasakan jantungnya berdetak dengan kencang, dan wajahnya mulai memanas. Segera ia menundukkan kepalanya dan hendak berjalan memutar, namun sekali lagi Dean menghentikan langkah itu.
"Kalian berdua ngapain mojok disana? Mesra banget gue lihat," ucap seorang siswa dari belakang Rana.
"Mau kemana loe?" Tanya Dean pada siswa dihadapannya itu. Siswa itu menunjuk kearah toilet dengan dagunya. Dean memberikan isyarat melalui kepalnya, isyarat yang menyuruh siswa itu untuk segera pergi.
"Dia kenapa? Kok diem aja, lagi sakit atau lagi nahan boker? Hahaha.." canda siswa itu dan berlalu pergi.
Rana mencengkram tangan Dean dengan kekuatan penuh, membuat siswa dingin itu sedikit meringis kesakitan.
"Sakit bego" ucap Dean lalu menarik Rana berjalan menuju kelasnya.
Gadis itu masih tetap diam, tidak seperti Rana yang Dean kenal. Kini Dean mulai gelisah, takut bila sudah terjadi hal buruk pada teman masa kecilnya itu.
"Ran," panggil Dean ketika mereka telah berada didepan kelas Rana. Namun, Rana tidak mendengar panggilan itu. Entah apa yang sedang ia pikirkan hingga seolah telinganya pun tak mampu untuk mendengar.
Rana berlalu begitu saja memasuki kelas. Dean masih memakluminya, mungkin Rana sedang sedih, begitu pikir Dean.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments