LB - 4

"Sial, kenapa jantung gue dag dig dug gini sih." gerutu Rana seraya memegang dadanya. Rana terus berjalan tanpa menghiraukan satu panggilan pun dari teman-temannya. Gadis itu menuju keruang lukis, ingin memastikan penglihatannya sekali lagi.

"Ngapain loe?" Tanya Lufias ketika melihat Rana memasuki ruang lukis dengan terengah-engah. Gadis itu tak menjawab, ia bergegas menuju ruangan dimana semua lukisan dipajang.

Setelah menemukannya, ia menatap lukisan itu dengan seksama. Memperhatikan setiap sudut, setiap detail, hingga akhirnya ia pun menyerah menganalisa lukisan itu.

Terdengar suara pintu diketuk, Lufias mendongak keasal suara. Dilihatnya Dean yang sedang berdiri sambil tersenyum. Lufias sudah tau maksud kedatangan Dean, ia segera menunjukan tempat dimana Rana berada.

Tanpa basa-basi Dean pun segera masuk menemui Rana. Gadis itu nampak berdiri didepan sebuah lukisan. "Ran, marah loe?" Tanya Dean disela-sela langkahnya. Gadis itu tak bergeming.

Dean menepuk pundak Rana, membuat gadis itu sangat terkejut hingga berteriak dengan keras. Lufias yang mendengar segera menghampirinya, "Ada apa?".

Rana yang terduduk karena terkejut, berusaha mengatur nafasnya, sedangkan Dean hanya tersenyum kecil dan menjelaskan pada Lufias bahwa Rana terkejut akan kehadirannya.

"Eh, apa'an nih? Kenapa gambar Zevan ada disini?" Tanya Dean saat melihat lukisan yang sedari tadi Rana pandang. Lufias yang penasaran, berjalan menghampirinya. Sedangkan Rana juga ikut mendongak melihat lukisan itu.

"Serius loe? Inikan lukisan Rana yang menang, dan ini juga lukisan udah seminggu yang lalu, itupun diluar kota ngelukisnya." jelas Lufias seraya memperhatikan lukisan itu dengan seksama. Dean sekali lagi mengatakan dengan sangat yakin bahwa itu adalah Zevan. Tetapi ini adalah hari pertama sekolah, dan Zevan adalah murid baru, bagaimana bisa Rana melukis Zevan seminggu yang lalu.

"Jadi namanya Zevan" gumam Rana. Ia tidak mempedulikan perbincangan dua orang dihadapannya itu. Karena pada dasarnya, ia juga tidak tahu, bagaimana ia bisa melukis Zevan.

Setelah jam istirahat usai, semua murid berkumpul di aula sekolah. Mereka berbaris berdasarkan ekskul yang mereka ikuti. Rana berjalan dengan teman satu ekskul melukisnya, berjalan menuju barisan yang sudah disiapkan.

"Ran, sini, baris disini!!" Teriak seorang siswa seraya melambaikan tangan pada Rana.

Rana menoleh ke asal suara, ia perlahan berjalan mendekatinya. Lufias menahan tangan Rana, "Gak bisa gitu dong, Rana harus disini. Dia harus jadi perwaakilan ekskul melukis."

Sofyan yang mendengar perkataan Lufias menjadi sedikit kesal, ia berjalan menghampiri keduanya. "Kok gitu, Rana kan juga ikut ekskul jurnalis, jadi dia harus mewakili ekskul jurnalis. Lagian ekskul melukis kan peminatnya udah banyak, ekskul jurnalis baru aja dibentuk jadi butuh lebih banyak anggota untuk menarik lebih banyak peminat" jelas Sofyan seraya menarik tangan Rana yang satunya.

Gadis itu hanya terdiam dan kebingungan mana yang harus dia pilih. Selagi Lufias dan Sofyan yang masih berdebat hingga menjadi pusat perhatian, murid yang lain telah berbaris sesuai kelompok ekskul mereka.

"Kalian berdua, kenapa bertengkar itu? Sudah tua juga masih aja seperti anak kecil" teriak Pak Gara sembari menghampiri tempat kejadian. Lufias dan Sofyan menjelaskan kejadiannya secara berurutan namun masih dengan pendirian mereka masing-masing.

"Kamu ini Ran, dimana ada masalah disitu ada Rana." Omel Pak Gara pada Rana yang hanya diam tanpa melakukan apapun.

Pak Gara menyuruh kedua siswa itu untuk kembali kebarisannya, lalu ia mulai berbincang dengan Rana mengenai masalah sepele ini. Pak Gara menanyakan apakah Rana mengikuti ekskul lain selain kedua ekskul tersebut. Rana hanya cengengesan melihat Pak Gara yang lelah menghadapi para muridnya, melihat kesempatan ini gadis itu berbohong bahwa dia hanya mengikuti kedua ekskul itu saja.

"Gimana dong Pak, saya terlalu populer. Hehehe" ucap Rana dengan tawanya. Pak Gara menjewer telinga Rana dengan sedikit kesal.

"Baris disini aja Pak, Rana juga ikut ekskul membaca kok." teriak seorang siswa lain dari arah belakang mereka. Sontak pernyataan itu membuat Lufias dan Sofyan berteriak tak terima. Pak Gara mencoba memastikan, apakah benar Rana juga mengikuti ekskul membaca.

"Iya Pak beneran, ada kok daftar anggotanya." jelas Siswa itu seraya menunjukan kertas yang ia bawa. Seketika Pak Gara menatap Rana yang sedang tertawa terbahak-bahak. Sekali lagi Pak Gara menjewer telinga gadis itu hingga sedikit memerah. "Kurang ajar kowe iku Ran" ucap Pak Gara lalu mengantar Rana menuju barisan ekskul membaca.

Dengan tegas Pak Gara memutuskan Rana akan berada pada barisan ekskul membaca, Lufias dan Sofyan hanya bisa menerima keputusan itu dalam diam.

"Wah, Kak Iqbal makin ganteng aja. Pantesan ekskul membaca banyak ceweknya." sahut Rana ketika ia berdiri disamping siswa yang membocorkan segala rencana jahatnya.

Iqbal menoleh pada Rana, "Gimana maksud kamu Ran? Aku Gak ngerti." Rana memutar bola matanya, menduga pasti Iqbal hanya pura-pura. Dengan sedikit nada kesal, Rana mengatakan kemungkinan besar para cewek yang mengikuti ekskul membaca pasti karena suka dengan Iqbal.

Mendengar perkataan Rana, Iqbal tertawa dan berkata, "Termasuk kamu ya?"

Terpopuler

Comments

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

Eh buset, Rana yang ditanya gue yang ngeblush

2024-02-29

1

Dwi Sulistyaningsih

Dwi Sulistyaningsih

kok, bisa.

2024-02-29

1

hijrah syukur 26

hijrah syukur 26

🤭🤭🤭

2022-09-28

1

lihat semua
Episodes
1 LB - 1
2 LB - 2
3 LB - 3
4 LB - 4
5 LB - 5
6 LB - 6
7 LB - 7
8 LB - 8
9 LB - 9
10 LB - 10
11 LB - 11
12 LB - 12
13 LB - 13
14 LB - 14
15 LB - 15
16 LB - 16
17 LB - 17
18 LB - 18
19 LB - 19
20 LB - 20
21 LB - 21
22 LB - 22
23 LB - 23
24 LB - 24
25 LB - 25
26 LB - 26
27 LB - 27
28 LB - 28
29 LB - 29
30 LB - 30
31 LB - 31
32 LB - 32
33 LB - 33
34 LB - 34
35 LB - 35
36 LB - 36
37 LB - 37
38 LB - 38
39 LB - 39
40 LB - 40
41 LB - 41
42 LB - 42
43 LB - 43
44 LB - 44
45 LB - 45
46 LB - 46
47 LB - 47
48 LB - 48
49 LB - 49
50 LB - 50
51 LB - 51
52 LB - 52
53 LB - 53
54 LB - 54
55 LB - 55
56 LB - 56
57 LB - 57
58 LB - 58
59 LB - 59
60 LB - 60
61 LB - 61
62 LB - 62
63 LB - 63
64 LB - 64
65 LB - 65
66 LB - 66
67 LB - 67
68 LB - 68
69 LB - 69
70 LB - 70
71 LB - 71
72 LB - 72
73 LB - 73
74 LB - 74
75 LB - 75
76 LB - 76
77 LB - 77
78 LB - 78
79 LB - 79
80 LB - 80
81 LB - 81
82 LB - 82
83 LB - 83
84 LB - 84
85 LB - 85
86 LB - 86
87 LB - 87
88 LB - 88
89 LB - 89
90 LB - 90
91 LB - 91
92 LB - 92
93 LB - 93
94 LB - 94
95 LB - 95
96 LB - 96
97 LB - 97
98 LB - 98
99 LB - 99
100 LB - 100
101 PENGUMUMAN
102 PENGUMUMAN
103 Hallooo Good News....
Episodes

Updated 103 Episodes

1
LB - 1
2
LB - 2
3
LB - 3
4
LB - 4
5
LB - 5
6
LB - 6
7
LB - 7
8
LB - 8
9
LB - 9
10
LB - 10
11
LB - 11
12
LB - 12
13
LB - 13
14
LB - 14
15
LB - 15
16
LB - 16
17
LB - 17
18
LB - 18
19
LB - 19
20
LB - 20
21
LB - 21
22
LB - 22
23
LB - 23
24
LB - 24
25
LB - 25
26
LB - 26
27
LB - 27
28
LB - 28
29
LB - 29
30
LB - 30
31
LB - 31
32
LB - 32
33
LB - 33
34
LB - 34
35
LB - 35
36
LB - 36
37
LB - 37
38
LB - 38
39
LB - 39
40
LB - 40
41
LB - 41
42
LB - 42
43
LB - 43
44
LB - 44
45
LB - 45
46
LB - 46
47
LB - 47
48
LB - 48
49
LB - 49
50
LB - 50
51
LB - 51
52
LB - 52
53
LB - 53
54
LB - 54
55
LB - 55
56
LB - 56
57
LB - 57
58
LB - 58
59
LB - 59
60
LB - 60
61
LB - 61
62
LB - 62
63
LB - 63
64
LB - 64
65
LB - 65
66
LB - 66
67
LB - 67
68
LB - 68
69
LB - 69
70
LB - 70
71
LB - 71
72
LB - 72
73
LB - 73
74
LB - 74
75
LB - 75
76
LB - 76
77
LB - 77
78
LB - 78
79
LB - 79
80
LB - 80
81
LB - 81
82
LB - 82
83
LB - 83
84
LB - 84
85
LB - 85
86
LB - 86
87
LB - 87
88
LB - 88
89
LB - 89
90
LB - 90
91
LB - 91
92
LB - 92
93
LB - 93
94
LB - 94
95
LB - 95
96
LB - 96
97
LB - 97
98
LB - 98
99
LB - 99
100
LB - 100
101
PENGUMUMAN
102
PENGUMUMAN
103
Hallooo Good News....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!