Rahim Bayaran Tuan Muda Arrogant
Mencari Pekerjaan
Langkah demi langkah dengan lelah menuntun seorang gadis terus berjalan di bawah teriknya sinar matahari yang menyengat.
Walaupun sinar matahari membakar kulitnya yang putih, gadis itu tak memperdulikan nya. Karena saat ini uang tabungan yang ia punya sudah menipis dan itu yang membuatnya harus segera menemukan pekerjaan yang tetap.
Dengan bermodal lulusan Ijazah SMA gadis itu terus melangkah tanpa lelah. Hingga ia memasuki sebuah perusahaan sederhana yang bergerak dalam bidang perhotelan.
...
Maaf nona Park Jihoon, anda kami tolak. Perusahaan kami memerlukan minimal lulusan S1.
Gadis cantik bernama Park Jihoon itu hanya tersenyum sedih lalu langsung angkat kaki untuk keluar dari perusahaan tersebut.
Saat kedua orang tuanya masih hidup. Ayah dan ibu nya menginginkan Jihoon untuk bisa menjadi seorang sarjana. Namun, karena kesulitan ekonomi di tambah pada saat itu ibunya sakit-sakitan dan ayahnya hanya pekerja serabutan. Jadi, mimpi Jihoon untuk melanjutkan studi S1 nya harus kandas di tengah jalan.
Semenjak itu pun Jihoon tak pernah ingin bermimpi yang tinggi-tinggi karena ia teringat dengan pesan mendiang ibunya.
Isi pesannya adalah, " Jangan terlalu banyak berharap. Karena harapan adalah luka yang tertunda bagi orang miskin seperti kita, Nak. Harapan terkadang bisa menjadi pembunuh paling mematikan."
Tapi perlu kalian garis bawahi Jihoon tidak pernah mengeluh. Baginya tak ada yang perlu disesalkan pada keadaan karena ia percaya pada nasihat lama dari bapaknya sebelum meninggal.
Isi nasihat itu adalah, " Tuhan telah mengatur segalanya."
Hari sudah semakin gelap. Jihoon memajukan tangannya melihat jam tangan hitam miliknya yang mengikat pergelangan tangannya.
Park Jihoon
Sudah pukul tujuh malam, aku harus segera mempercepat langkah kaki ini.
Tadinya Jihoon ingin menaiki Bus, tapi ia berpikir dua kali, uang itu lebih baik ia simpan untuk keperluannya besok lusa karena tidak ada yang tahu apa yang terjadi hari esok..
Jihoon terus melangkah hingga ia tanpa sadar salah arah jalan. Jalanan ini agak sempit dan berbau sangat apek
Park Jihoon
*berhenti sejenak + memegang kepalanya yang tidak pusing.
Jihoon pusing ke mana jalan pulang yang benar, Hingga ia pun tanpa berpikir panjang terus berjalan dengan berharap semoga mendapatkan petunjuk dari tuhan dengan menuntun jalan yang benar dan menjauhkan ia dari mara bahaya.
Comments
Haa?!!
hmm.. 😶ya mau
2023-09-30
1
Amelia Speed3
lanjut
2023-06-19
0
Nur Wahidah
lanjut thor
2023-01-22
0