Saat sudah tiba di rumah sakit, dokter Qais pun memarkirkan mobilnya alu berjalan menuju ke ruangan yang tertera nama Qais Assyauqi Sp.OG. Di depan pintu ruangan itu sudah ada suster yang akan membantu dokter Qais, yaitu suster Saraswati yang biasa dipanggil suster Saras. Saat sebelum dokter Qais datang, suster Saras sudah mendata pasien yang akan melakukan kontrol kandungan serta sudah melakukan pengecekan tensi darah dan berat badan para pasien ibu hamil tersebut.
Dirumah sakit tersebut ada 3 dokter kandungan, yang 2 dokter laki-laki yang salah satunya yaitu dokter Qais, dan satu lagi dokter Syahreza yang tidak kalah tampan dari dokter Qais, namun usianya terpaut 2 tahun di atas dokter Qais. Dan 1 lagi dokter perempuan yang seusia dokter Qais, yang bernama dokter Aqila Nur Maulida yang menyukai dokter Qais secara diam-diam namun masih bisa dilihat oleh dokter Qais bahwa dokter Aqila menyukainya. Walau dandanan dokter Aqila menggunakan jilbab dan tetap terlihat stylis, namun tak dapat menimbulkan getaran dihati dokter Qais. Jadi, dokter Qais pun pura-pura tidak mengetahui bahwa dokter Aqila menyukainya.
Saat dokter Qais masuk ruangan sudah tersedia pesanan dokter Qais yaitu susu hangat dan satu buah pisang dan dua buah apel, untuk mengganjal perut saat lapar namun pasien masih banyak.
"assalammualaikum, dokter Qais". sapa suster saras kepada dokter Qais.
"walaikumsalam suster saras, Apa pasien hari ini banyak?". sapa balik dokter Qais sekaligus menanyai jumlah pasien
"alhamdulillah pasien dokter Qais nggak pernah sepi, abis dokter Qais ganteng sih, jadi pasien ibu hamil yang ingin kontrol sekaligus cuci mata dengan melihat wajah dokter Qais selalu banyak. Hari ini jumlah pasien yang ngantri ada 20 orang". cerocos suster Saras.
"wah banyak sekali ya, jadi g sabar ngeliat pergerakan bayi-bayi mungil yang ada didalam perut ibunya". ucap dokter Qais yang memang sangat menyukai anak-anak dan itulah salah satu alasan kenapa dokter Qais menjadi dokter kandungan.
"baik lah sus, kita mulai melayani mereka satu persatu, semangat ". ucap dokter Qais sambil tersenyum dan mengepalkan tangan.a keatas sebagai tanda memberi semangat.
Waktu pun berlalu, hingga sang mentari sudah menjulang sangat tinggi menandakan bahwa waktu telah siang dan waktu shalat dzuhur akan tiba. Dokter Qais pun, memutuskan untuk mengistirahatkan diri dan menjalankan ibadah terlebih dahulu baru dia akan melanjutkan sesi kedua kepada para pasien selanjutnya. Setelah melakukan ibadahnya, dokter Qais pun berniat makan makanan yang telah dibuatkan oleh umma Hana, namun saat ditengah perjalanan dokter Qais berpapasan dengan dokter Syahreza, dan dokter Syahreza mengajak dokter Qais untuk makan bersama namun dokter Qais telah membawa bekal makan siang. Namun, dokter Syahreza tetap meminta ditemani makan bersama di kantin. Akhirnya, dokter Qais pun menuruti dengan memakan bekal buatan sang umma tercintanya di kantin bersama teman sejawatnya.
"dokter Qais, tumben bawa bekal dari rumah? memang tadi nggak sempat sarapan atau memang ingin membawa bekal?". tanya dokter Syahreza
"oh itu karena saya tadi pagi habis jogging dengan Almeer, terus mampir beli bubur jadi tidak memakan sarapan buatan umma deh, ya jadi saya memutuskan untuk membawa bekal saja deh untuk makan siang, kasian kan kalau bidadari seperti umma ku itu sudah cape-cape masak tapi tidak ada yang makan, yang ada malah membuat umma ku kecewa lagi. Apalagi masakan umma ku itu masakan yang paling istimewa karena masak dengan cinta dan kasih sayang. dokter Syahreza kalau mau nyobain silakan, kebetulan umma ku membawakan makanan banyak nih". ucap dokter Qais sekaligus menawarkan makanannya untuk berbagi dengan dokter Syahreza.
"wah, dokter Qais tau saja kalau saya memang sedang rindu dengan masakan yang ada sentuhan kasih sayang dari seorang ibu, dokter Qais kan tau kalau ibu ku itu ada di Bandung jadi aku tidak bisa makan masakannya setiap hari". ucap dokter Syahreza
"yaudah yuk mari makan bersama" mereka pun makan dengan lahap dan meminum minuman yang telah mereka beli di kantin rumah sakit.
Saat setelah 5 menit mereka selesai makan, dokter Aqila pun lewat dan menegur para dokter tampan tersebut. Dan berniat mengajak makan bersama sekaligus dokter Aqila ingin berdekatan dengan dokter Qais walau hanya sebentar saja.
" wah ada dokter Qais dan dokter Syahreza rupanya, Apa kalian sudah makan siang?". ucap basa-basi dokter Aqila kepada mereka
"alhamdulilah sudah". ucap kedua dokter tampan tersebut secara bersamaan.
"kalau dokter Aqila sudah makan siang belum?". basa-basi dokter Syahreza
"belum nih, tadinya saya sedang nyari teman buat makan siang bareng, eh ternyata kalian sudah makan siang duluan y". ucap dokter Aqila bersedih dan berharap kalau dokter Qais akan berkata bahwa dia berkenan untuk menemani dokter Aqila makan siang.
Namun bukan menemani dokter Aqila makan siang, ternyata dokter Qais malah bangun dari duduknya dan segera pamit kepada kedua rekan sejawatnya, bahwa dokter Qais harus segera kembali keruangannya karena banyak pasien yang menunggunya.
Dilain sisi ada Azalea yang tadi pagi sampai di PAUD dengan diantar oleh ayah Amar, setalah pamit kepada ayahnya Lea pun langsung masuk keruang guru untuk menyapa para rekan guru di tempat Lea mengajar. Lea menyapa ibu Sulistiyowati yang disapa bunda Sulis beliau menjabat sebagai kepala sekolah di PAUD tempat Lea mengajar, dan rekan mengajarnya senior ada bunda Winda Yanti, bunda Zahra Tusyitta, bunda Fitri Wulandari, bunda Hilwa Ainayah mereka semua dipanggil bunda oleh anak didik mereka hanya Lea yang dipanggil "IBUN" oleh anak didiknya karena kata Lea, Lea paling junior dan paling muda dibanding yang lain jadi dia ingin dipanggil yang berbeda dengan rekan guru yang lain.
Saat jam mengajar telah usai dan murid-murid pun sudah berpamitan pulang dan telah dijemput oleh orang tua mereka yang memiliki kartu tanda untuk yang wajib jemput agar mudah dikenali, karena siswa siswi di PAUD ini tidak boleh sembarangan orang yang masuk untuk menjemput para murid yang menggemaskan itu, karena untuk meminimalisir kasus penculikan terhadap anak-anak.
Anak murid telah pulang sekarang giliran para guru bersiap-siap untuk pulang, namun sebelum mereka pulang mereka terlebih dahulu menyiapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan untuk keesokan harinya. Mereka telah selesai menyiapkan materi pembelajaran selanjutnya mereka pun melakukan sholat dzuhur terlebih dahulu agar pas tiba di rumah mereka bisa langsung istirahat. Namun hari ini ada yang berbeda mereka tidak langsung pulang tapi mereka diajak oleh Zahra untuk mampir makan-makan dirumahnya sekaligus mereka melakukan kegiatan arisan.
Akhirnya mereka pun tiba di rumah Zahra dan disambut oleh umma Hana dan telah disuguhkan banyaknya makanan ringan maupun berat. Dan mereka pun memberi salam serta mencium punggung tangan umma Hana, pada saat itu pula pertama kali mereka melakukan acara arisan dengan mengadakan makan-makan di tempat rekan yang dapat arisan, padahal biasanya mereka hanya akan mentraktir bakso yang mangkal didekat tempat mereka mengajar. Alasan mereka mengubah tempat arisan menjadi di rumah itu karena biar tau pasti alamat dan tempat tinggal rekan kerja mereka sehingga jika ingin bersilaturahmi ke rumah rekan kerjanya dapat lebih mudah karena mereka sudah tau tempat tinggal satu sama lain.
Saat pertama kali umma Hana melihat wajah cantik dan lugu dari Azalea, umma Hana sudah tertarik karena wajah Lea selalu enak untuk dipandang, namun umma Hana belum tau saja seperti apa aslinya Lea. Mungkin kalau umma Hana tau gimana aslinya Lea, maka umma Hana akan menarik kata-katanya dan yang ada hanya kata-kata istigfar yang keluar dari mulut umma Hana. Namun karena masih baru dan pertama kali bertandang ke rumah Zahra maka Lea masih menjaga citra baiknya. Mereka setelah makan siang yang telah disiapkan oleh umma Hana maka meraka pun sekarang sedang duduk bersantai di gazebo yang ada di taman belakang rumah Zahra.
Mereka bercengkraman dan bersenda gurau bersama termasuk umma Hana yang ikutan nimbung dengan rekan kerja Zahra. Saat tidak mengajar maka Winda, Fitri, dan Hilwa akan dipanggil mba oleh Lea sedangkan mereka satu sama lain akan memanggil nama karena kebetulan umur mereka hanya terpaut beberapa bulan saja, sedangkan ibu Sulis, akan tetap dipanggil Ibu , karena beliau adalah kepala sekolah serta usianya 15 tahun lebih tua dibanding Winda, Fitri, Hilwa dan Zahra. Zahra pun akan dipanggil teteh oleh Lea karena kata Zahra dia terbiasa dipanggil teteh oleh orang terdekatnya. sedangkan Lea akan dipanggil ade atau di panggil hanya dengan namanya saja.
"umma, tau nggak sebenarnya Lea itu anak yang ceria dan banyak ngomong alias bawel, bahkan lebih tepatnya Lea adalah sosok wanita yang petakilan, wajahnya memang cantik, dan memiliki suara merdu merdu namun saat umma lebih kenal dekat dengan Lea, beuh teteh jamin umma pasti akan ngelus dada umma deh. Lea hanya tampilanya saja yang kalem dan anggun tapi aslinya beuh bikin kita syok". terang teteh Zahra kepada ummanya, tentang sifat asli Lea
" ih teteh mah begitu, jangan buka kartu aku apa di depan umma kan aq jadi malu". rajuk Lea kepada teteh Zahra
Waktu pun semakin berlalu, matahari pun mulai terbenam. para rekan kerja Zahra pun berpamitan pulang termasuk Lea yang berpamitan terhadap umma dan mereka pun pulang ke rumah masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments