Pagi yang sama, dihari yang sama namun di kediaman yang berbeda yaitu dikediaman ayah Amar dan bunda Hawa, setelah melakukan sholat subuh berjama'ah, Azalea kembali merebahkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum memulai kegiatan ngajar mengajarnya, karena Lea semalam habis mengerjakan tugas skripsinya jadi dia kurang tidur, untung menghadapi tingkah anak-anak PAUD yang sangat menggemaskan maka Lea perlu tenaga yang banyak sehingga Lea pun tidur kembali dan sampai saat ini Lea masih tertidur padahal waktu sudah menunjukan pukul 6 yang artinya Lea harus segara siap-siap tapi ternyata Lea masih berada di alam mimpi. Sehigga sang bunda pun menengok anaknya ke dalam kamar.
tok
tok
tok
"Lea sayang, kamu sudah bangun belum?" panggil sang bunda Hawa dengan lembut kepada si putri bungsunya.
namun tidak ada jawaban karena sang putri masih tertidur, dan bunda Hawa pun kembali mengetuk pintu kamar Lea.
tok
tok
tok
"Lea, bunda izin masuk ke kamar kamu ya sayang" izin sang bunda kepada Lea sambil membuka pintu kamar yang sengaja tidak dikunci oleh Lea
Bunda pun berjalan terlebih dahulu kearah jendela guna membuka tirai jendela dan membuka jendela lebar-lebar agar cahaya matahari dan hawa sejuk pagi hari dapat masuk ke kamar sang putri bungsu, agar kamar si bungsu mendapatkan udara yang sehat alami.
Karena adanya cahaya mentari yang mengganggu tidurnya Azalea pun menggeliat namun tetap tertidur dan hanya membalikan posisi tidurnya. Bunda hawa yang melihat tingkah sang anak hanya tersenyum, sambil terus memandangi wajah polos dan lugu anaknya saat tertidur tapi jangan ditanya dan jangan heran ketika sang pemilik wajah tersebut bangun, maka wajah polos dan lugu itu akan hilang menjadi wajah ceria dan pecicilan seorang Azalea.
"sayang bangun, sudah jam 6 kamu tidak berangkat mengajar?" ucap bunda Hawa sambil mengelus pipi anaknya
"enghhhh" Lea pun menggeliatkan badannya, menggerakan badan.a yang berasa pegal. Dan kelopak mata Lea perlahan membuka, dan memperlihatkan mata indah berwarna coklat yang mirip dengan mata sang bunda.
"pagi bunda Hawa cantik kesayangan Lea" ucap Lea sambil tersenyum lalu bangun dari posisi tidurnya dan duduk dihadapan bundanya sambil mencium pipi bundanya
"ihhh bangun tidur malah cium-cium bunda, jadi bau deh pipi bunda gara-gara kena iler Lea" ucap bunda sambil mengusap-ngusap pipinya
"bunda mah, anak bunda yang cantik cetar membahana ini tuh kalau bangun tidur itu nggak ada ilernya tau, lagian Lea tadi subuh sudah sikat gigi, nih cium "hah hah hah" ". ucap Lea sambil membuka mulut dan menghembuskan nafasnya kearah bundanya.
"ih anak gadis bunda, pas tidur kalem banget, lugu dan imut, eh sekarang pas udah bangun langsung deh kumat petakilannya". ucap sang bunda sambil mengarahkan tangannya ke wajah Lea
"yaudah sana mandi biar tambah cantik, soalnya takut nanti kamu telat ngajarnya" ucap sang bunda sambil bangun dari duduknya
"jangan lama ya nak, habis itu sarapan bareng ayah, kakak salwa dan bunda, bunda tunggu ya nak". ucap bunda Hawa sambil mengecup kening Azalea
"siap bu komandan" . ucap Lea sambil memberi hormat kepada sang bunda
Bundapun hanya bisa tersenyum melihat tingkah si bungsu yang sangat ceria dan petakilan itu, karena tingkah Lea mirip dengan ayah Amar, suami tercinta. Sedangkan kakak Salwa mempunyai sifat yang kalem seperti sang bunda. Walaupun bunda Hawa dan kakak Salwa terkadang ikutan bawel karena ngimbangi sifat Lea yang selalu menceritakan kegiatan dan hal-hal lucu yang Lea alami.
Dimeja makan pun, ayah Amar, bunda Hawa dan kakak Salwa sudah menunggu si bungsu yang sedang menuruni tangga rumahnya sambil tersenyum dan melambaikan tangan bak seorang model. Dan saking asyiknya melambaikan tangan kepada keluarganya Lea pun, hampir terjatuh pada pinjakan tangga terakhir dan membuat keluarganya berteriak.
"LEA" . teriak semua serempak memanggil nama Lea, namun yang dipanggil namanya hanya tersenyum memperlihatkan giginya yang putih dan lesung pipinya yang membuat senyum itu tampak manis.
" tenang-tenang everybody, aku hanya terselimpet sama gamis aku ini, jadi kalian nggak perlu khawatir ya" ucap Lea sambil cengengesan dan melanjutkan jalannya ke arah meja makan.
"pagi-pagi udah bikin ayah jantungan aja sih kamu nak" protes sang ayah
"maaf ya, pak komandan aku ngga niat bikin ayah jantungan kok, tapi emang gamis aku aja yang jail pake bikin aku hampir jatuh" . ucap Lea sambil mengecup pipi ayah Amar
"kamu de, kok gamis yang kamu salahin ,dandan sudah cantik pakai jilbab dan gamis warna baby pink, kelihatan anggunnya eh tapi tetap aja petakilannya nggak ilang" protes sang kakak karena adiknya menyalahi pakaian gamis padahal sang adiknya yang memang petakilan.
"ya kakakku yang cantik, lain kali aku bakal lebih anggun deh, tapi.....". ucap Lea sambil mengelus perut kakaknya yang mulai membuncit karena hamil.
" tapi kapan-kapan ya" . ucap Lea sambil ketawa dan kabur kearah sang bunda dan mengecup pipi bunda Hawa
"ishh , semoga anak kakak nanti kalem deh kaya uminya , jangan kaya tantenya" ucap Salwa sambil mengelus perut buncitnya.
"sudah-sudah yuk makan, bunda udah masakin kesukaan kalian semua nih" ucap bunda Hawa sambil menuangkan makanan kepiring ayah Amar.
"jangan lupa berdoa ya sebelum makan, bidadari-bidadari ayah Amar" . ucap ayah Amar sambil tersenyum
"siap komandan" saut mereka bersamaan.
Sarapan pagi pun telah usai Lea pamit kepada sang bunda dan sang kakak, menyalimi dan menyium pipi mereka satu persatu, lalu tidak lupa Lea mengelus calon ponakannya. Dan Lea menghampiri ayah Amar untuk menumpang di mobil sang ayah karena semalam Lea habis membuat skripsi sampai pukul 2pagi ,jadi Lea enggan membawa si pinky.
"ayah yang ganteng tiada yang menandingi, anakmu ini numpang ya, tolong anterin Lea ke sekolahan, karena Lea masih sedikit lemas". ucap Lea sambil bergelayut manja dilengan sang ayah.
"ya sayang, kamu bareng ayah ya, ayahmu ini siap mengantarkan kamu kemana saja sebelum ayah akan ke kantor". ucap ayah Amar sambil mengecup kening si bungsu.
"tapi lepas dulu pegangannya, ayah mau pamit dulu sama yang mulia ratu dan si sulung serta cucu ayah". ucap sang ayah
" yang mulia ratu, raja mu ini ijin ya berangkat ke kantor, jangan rindu ya tapi kalau rindu liat saja foto ayah yang tampan itu". ucap ayah sambil menunjuk figura foto yang terpasang di dinding, foto sang suami yang memakai seragam kebesaran para tentara.
"ish, PD banget sih, udah mau punya cucu juga". ucap bunda Hawa sambil tersenyum
"ayah itu tidak PD, tapi memang kenyataan ayah ini tampan, benarkan Lea". ucap sang ayah mencari pembelaan kepada Lea.
" ya donk ayah tampan dan bunda cantik makanya anaknya cantik cetar membahana kaya Lea dan kak Salwa". ucap Lea membela ayah Amar
"udah ayah sama Lea berangkat sana, nanti telat aja tapi ayah nanti kakak boleh nggak minta tolong beliin asinan bogor? kayaknya kakak ngidam nih, mau nitip abang tapi kan abang masih tugas, baru pulang 2 bulan lagi".ucap kak Salwa kepada ayah Amar dengan wajah yang sedih karena rindu dengan sang suami.
"nggak apa-apa sayang , ayah pasti beliin buat cucu ayah ini, walaupun suamimu nanti pulang dari tugas tapi kamu tetap ingin ayah membelikan sesuatu buat kamu dan cucu ayah, pasti ayah belikan, nggak usah sedih lagi ya kak". ucap sang ayah sambil memeluk dan mengelus rambut sang putri sulung yang tidak memakai jilbab karena didalam rumah.
"udah sayang, kakak jangan sedih ya nak, waktu bunda hamil kamu dan adik kamu, bunda juga ngerasain kok apa yang kamu rasain, ditinggal suami tugas didaerah yang jauh n waktu yg lama, tapi itu resiko kita sebagai istri tentara".ucap bunda Hawa
"iya kakak nggak usah sedih kan ada ayah, bunda dan Lea yang siap 24 jam nurutin mau si dede bayi". ucap Lea kepada kak Salwa
"udah ya pagi hari nggak boleh sedih, soal bu guru Lea mau ngajar nih, kalau sedih nanti bu guru Lea jadi nggak fokus ngajarin dede gemesnya" ucap Lea berusaha mencairkan suasana.
"Salwa sayang kalian". ucap Salwa sambil merentangkan tangannya agar mereka semua berpelukan.
"yaudah kakek dan tante Lea jalan dulu ya, sehat terus cucu kakek, bunda sayang ayah berangkat dulu y, bunda dan kakak hati-hati dirumah ya". pamit ayah sambil mengelus perut kak Salwa lalu mengecup kening mereka
"assalammualaikum, kami berangkat ya". pamit ayah Amar dan Lea
"waalaikumsalam, hati-hati dijalan ya ayah, Lea". ucap bunda Hawa dan kak Salwa
Mobil ayah Amar pun melaju melewati lalu lintas yang lumayan padat untuk menuju tempat mengajar Azalea terlebih dahulu baru lah ayah berangkat ke kantor.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments