Saat Sean keluar dari Bar dia berfikir tidak ada salahnya dia mencoba dengan gadis itu. Sudah beberapa wanita dia coba namun selalu gagal. Bahkan Wanita-wanita di bar yang sexy nya seperti apapun tidak sanggup melakukannya. Dokter juga bingung dengan apa yang terjadi pada Sean. Dokter Rio sepupu sekaligus dokter Sean saat ini menyarankan agar Sean mencari Wanita yang bisa membangunkan kelelakiannya. Secara hasil tes yang dijalani menunjukkan tidak ada masalah atau penyakit apapun semuanya normal. Dia juga bukan penyuka sesama jenis.
Dalam beberapa tahun terakhir Sean berganti-ganti Wanita hingga gelar cassanova dia dapat. Tidak ada satu wanita yang berhasil hingga dia memutuskan berhenti mengencani banyak wanita dan memutuskan untuk berpacaran dengan seorang mahasiswi kedokteran.
Dua tahun berpacaran membuat cinta keduanya semakin tumbuh dan begitu dalam. Hingga suatu hari Sean membawa wanita Bernama Sandra ke apartemen mewahnya.
Hanyut dengan alunan music dan suasana yang romantis dengan lilin dan lampu-lampu yang tamaram membuat mereka terbuai hingga melakukan hubungan yang tidak halal malam itu.
Namun sayang setelah pemanasan beberapa menit senjata Sean tetap tidak mau berdiri hingga membuat Sandra kesal dan meninggalkan Sean yang masih dalam keadaan telanjang. Sejak saat itu Sandra memutuskan segala bentuk komunikasi dengan Sean.
……..
Apartemen mewah di pusat kota menjadi pemberhentian terakhir Sean malam ini. Pintu terbuka sepasang kaki dengan sepatu pantofel berwarna hitam turun menapaki lantai parkir apartemen. Inara masih terdiam melihat tempat yang begitu asing baginya.
“Ayo turun.” Suara bariton menyadarkan Inara.
“Pak Bimo pulanglah.” Perintah Sean.
“Baik Tuan.”
Inara mengikuti langkah Sean berjalan satu meter dibelakang lelaki itu. Menaiki lift keduanya menuju lantai dimana unit Sean berada. Setelah sampai Sean menekan beberapa digit angka hingga pintu terbuka.
“Dimana dapurnya?” tanya Inara dia begitu haus dan ingin minum segera.
Sean menunjuk dengan dagu dimana ruangan itu berada. Inara mengikuti petunjuk Sean hingga dia berdiri di depan lemari pendingin yang besar dengan dua pintu kanan dan kiri. Membuka salah satu pintu Inara segera mengambil botol berisi air putih dengan merek ternama dan menuangnya ke dalam gelas.
“Setelah minum masuklah ke kamar.” Perintah Sean membuat Inara terbatuk karena mendengar kata kamar.
Haruskah malam ini dia melakukan itu. Dengan pria yang tidak ia kenal dan tidak ia cintai. Rasa cemas bercampur takut menyelimuti hati Inara. Hingga membuat tubuhnya sedikit bergetar hingga minuman yang Inara pegang tumpah tepat dibawah dagu hingga kemeja putih tanpa lengan itu basah hingga ke bagian dada.
Inara menaruh gelas dan berusaha mengeringkan bajunya dengan tangan namun hal itu justru membuat dalaman Inara yang membungkus aset berharga miliknya terlihat jelas. Dada Inara berukuran cukup besar meski selalu tertutup.
Karena merasa tidak nyaman Inara pergi ke kamar Sean. Mengetuk pintu beberapa kali tidak ada jawaban dari dalam Inara memberanikan diri untuk memutar handle pintu hingga terbuka. Melihat sekeliling ruangan tidak ada Sean disana padahal jelas-jelas Inara melihat Sean masuk ke dalam kamar.
Saat semakin masuk ke dalam Inara mendengar suara gemericik air. Ternyata Sean sedang mandi membuat Inara sedikit bernafas lega. Inara berjalan menuju lemari pakaian yang berada diujung ruangan. Mengambil sebuah kemeja untuk dia pakai. Membuka kancing baju satu per satu hingga terbuka semua Inara segera melepas bajunya yang basah dan ingin menggantinya dengan kemeja milik Sean.
Belum sempat terpakai pintu kamar mandi telah terbuka menampakkan sesosok lelaki tampan dengan tubuh tinggi yang maskulin dengan perut kotak-kotak yang rata membuat Inara terpaku. Ini kali pertama Inara melihat pemandangan seperti itu. Ia tidak sadar jika kemeja yang dia ambil belum terpakai dan menampakkan tubuhnya hanya terbalut oleh bra berwarna merah dengan renda di pinggirnya.
Berbeda dengan Inara, Sean sudah sering melihat hal seperti ini. Sean duduk di sofa yang berada di dalam kamar. Kemudian memanggil Inara untuk mendekat.
“Kemarilah.” Sean menepuk salah satu pahanya.
“Hah, iya.” Inara sadar dia belum memakai kemeja dan dia pun berbalik untuk memakai kemeja milik Sean. Tiba-tiba sebuah tangan merebut kemeja itu dan membuangnya ke sembarang arah.
“Tidak usah dipakai jika pada akhirnya akan dibuka juga.” Bisik Sean di dekat daun telinga Inara. Bisikan Sean membuat bulu-bulu halus Inara berdiri. Tubuh Inara menegang saat wajah Sean semakin mendekat dan hanya menyisakan beberapa senti dari wajahnya.
“Siap baby?”
“Si-ap a-pa?” ucap Inara terbata karena merasa gugup sekaligus takut.
“Bukankah kau memintaku untuk menjadi daddy sugarmu?” Sean menurunkan sedikit tali bra milik Inara membuat gadis itu memundurkan langkahnya ke belakang. Sean mengikuti Langkah Inara yang terhenti karena adanya almari.
“Ehm..” Inara menggigit bibir bawahnya untuk mengurangai rasa gugup dan takutnya
.
“Masih ada waktu untuk membatalkannya.” Sean tidak ingin merusak masa depan gadis di hadapannya.
“Tunggu.” Inara memegang kedua lengan Sean yang hendak pergi.
“Asal om berjanji membiayai kuliahku hingga lulus.” Inara mengatakan hal itu dengan sungguh-sungguh terlihat jelas dari pancaran matanya. Sean yang melihat itu pun menganggukkan kepala sebagai tanda persetujuan.
Setelah itu Inara memberanikan diri melingkarkan tangannya di leher Sean kemudian mencium bibir lelaki yang baru dia kenal malam ini sesuai dengan yang Mila ajarkan. Inara menghentikan aksinya saat tidak mendapat balasan dari Sean. Gadis itu merasa malu karena bertidak semurah itu.
Inara berbalik meninggalkan Sean yang masih terdiam di tempat. Langkah Inara terhenti saat Sebuah tangan menariknya dan bibirnya bertemu dengan bibir Sean. Lelaki itu membenamkan ciuman secara tiba-tiba membuat Inara membelalakkan matanya tidak percaya.
Sean menggigit kecil bibir Inara agar terbuka hingga ia bisa menjelajah lebih dalam. Inara perlahan membalas ciuman yang Sean berikan. Meskipun ini kali pertama Inara ciuman namun rasanya tidak terlalu buruk untuk pemula.
Tangan Sean tidak tinggal diam jari-jarinya menjelajah tubuh kecil dengan kulit yang mulus mencari tempat yang bisa dia naiki. Dua buah bukit yang selalu menjadi tempat favorit untuk membuat wanita terbang melayang.
Aksi yang dilakukan Sean membuat lenguhan kecil keluar dari bibir Inara. Mendengar suara indah itu Sean merasakan ada gairah yang mulai mengalir di dalam tubuhnya. Sentuhan lembut Inara mampu menciptakan sengatan listrik yang mampu membangunkan sesuatu yang tertidur cukup lama.
Sean menghentikan aktifitasnya dia melihat sesuatu yang menonjol di balik balutan handuk yang dia kenakan. Inara mengikuti arah pandang Sean entah setan dari mana yang merasuki gadis itu tiba-tiba dia memegang sesuatu yang telah terbangun dari tidurnya membuat Sean membelalak tidak percaya.
“Berani sekali gadis ini.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
RAFLI 2016
next
2021-10-18
2