Kepulangan Gide ke rumah setelah bertahun-tahun di negeri orang sangat membuat seluruh anggota keluarga Anderson bersuka cita, terutama duo grandma. Meskipun Gide bukanlah cucu kandung dari grandpa Anderson, namun karena sejak orang tuanya belum menikah sudah menjadi bagian dari keluarga Anderson, maka baik Gamal maupun Gide sudah dianggap menjadi cucu sendiri.
"Ayo kita main game" Richard memberi usul saat semua berkumpul di ruang keluarga.
"Ayo, seperti biasa ya pakai hukuman" kata Raf.
"Oke, aku setuju" Rachel bersemangat.
Raf memang selalu antusias menggunakan lipstick sebagai hukuman mereka. Meskipun kini usianya sudah sembilan belas tahun, namun bermain game dengan hukuman tetap membuatnya merasa bersemangat, terutama jika ia melihat sang adik Sera yang manja mendapatkan hukuman yang paling banyak dan merengek jika kalah.
"Aku ambil lipstickku dulu ya" jawab Rachel yanh kemudian lari menuju kamarnya.
"Kau tidak ikut?" tanya Richard pada Sera.
"Tidak, aku tau kalau kak Raf pasti akan mengincarku" jawab Sera sambil memajukan bibirnya.
"Kau itu selalu saja berburuk sangka padaku" Raf menunjukkan seringai jahilnya.
"Aku tidak berburuk sangka, tapi itu fakta, lihat saja tuh senyummu, penuh dengan kelicikan" Sera menunjuk wajah sang kakak.
"Ini kan hanya permainan, kenapa kau sangat sensitif?" Raf tersenyum penuh arti.
"Bodo amatlah apa katamu, aku hanya mau menonton saja" Sera yang malas membersihkan diri saat kalah hanya ingin menjadi penonton.
"Kak Gamal dan Kak Gide tidak mau ikut?" tanya Richard.
"Tentu saja aku akan ikut" Gamal langsung mencari posisi di lantai.
"Aku juga ikut dong" Gide juga langsung duduk bersila.
"Nah ini dia masternya, kak Dimas" Richard memanggil Dimas yang baru saja keluar dari kamar sambil menggendong Diva yang sedang menangis karena eskrimnya dimakan oleh Divo.
"Wah mau main ya? ayo!" Dimas yang masih menggendong Diva mencari tempat duduk yang nyaman.
"Diva main sama papa ya?" kata Dimas dan dijawab anggukan oleh sang putri.
"Divo sama siapa?" Divo tidak mau kalah.
"Sini sama uncle saja!" Raf yang sangat menyayangi keponakannya langsung memangkunya.
"Kita lawan papa dan Diva oke?" Raf memprovokasi Divo.
"Oke" Divo yang polos pun menggut-manggut.
"Ahhh siallll" Richard yang kena hukuman berteriak, sementara yang lain tergelak melihat wajahnya yang penuh dengan coretan.
"Kak jangan banyak-banyak dong" Rachel protes saat Raf mencoret wajahnya dengan brutal.
"Terserah aku lahhhh" jawab Raf dengan santai.
"Sudah ku bilang kan kalau kak Raf itu seperti sengaja, makanya aku malas bermain" Sera mengingatkan Rachel.
"Halahhh bilang saja kau takut" Raf mengejek Sera.
"Aku tidak takut, hanya saja malas" Sera menjawab.
"Sudah mengaku saja" kata Raf.
"Apa sih sudah sana main saja yang benar" Sera malas mendengar ocehan sang kakak.
Mereka pun bermain dengan terus saja saling mengoceh dan berdebat kusir tentang banyak hal yang tidak berfaedah sampai akhirnya permainan selesai.
"Istri kecil, lihat wajahku penuh lipstick" Gamal yang sudah coreng moreng mengadu pada Sera.
"Hahahaha, suami besar lucu sekali" Sera mentertawakan tampilan Gamal.
"Isshhh kau ini istri kecil macam apa, malah mentertawakan aku" Gamal pura-pura cemberut.
"Uluhhhh uluhhhhh kenapa cemberut? sini-sini dibersihkan hahaha" Sera tergelak melihat tampilan Gamal. Seperti biasa, jika sudah kalah, Gamal yang malas bersih-bersih pasti langsung meminta bantuan Sera untuk menghilangkan noda lisptick dari wajahnya.
Suasana bahagia terpancar sekali di setiap wajah cucu-cucu Anderson saat mereka berkumpul. Meskipun mereka sudah pada beranjak dewasa, namun mereka semua tetap saling menyayangi dan akrab satu dengan yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Manami Slyterin
Anderson my doctor🤪
2021-10-08
1
Unnah_Azzahrah03
lanjut!!!!
2021-09-20
0
Yully Ar
lanjut dong
2021-09-20
0