"Kalian mau jalan jam berapa?" tanya Mike kepada Gamal dan Dimas yang hendak menjemput Gide di bandara.
Gideon putra kedua dari George dan Maya baru saja pulang dari luar negeri setelah menempuh studi dan mencari pengalaman bekerja di perusahaan asing ternama sebagai bekalnya mengabdi di perusahaan Anderson.
"Satu jam lagi yah" jawab Dimas.
"Jadi pulang juga dia? Ck" Ron berdecak mengingat betapa lamanya Gide pergi ke luar negeri seolah melupakan keluarganya.
"Apa kau lupa kalau kau dulu juga sama seperti Gide?" Mike mencibir sang Adik.
"Aku tentu berbeda, kan meskipun di luar kota tapi aku tetap mengabdi pada Anderson" jawab Ron.
"Cih, iya kau memang mengabdi, tapi harus dengan paksaan dan ancaman dulu!" Mike berdecih.
"Dari pada tidak mengabdi sama skali" Ron tidak mau kalah.
"Gide bukan tidak mengabdi, justru dia sedang menjadi mata-mata di perusahaan besar dunia, dia akan menjadi kunci, kau ingat itu!" Mike kekeh membela Gide.
"Ck, terserahlah" akhirnya Ron berhenti dan membuat Mike tersenyum puas.
"Sudah selesai berdebatnya?" kini giliran George yang bicara setelah mendengar dua sahabatnya beradu argumen yang tidak berfaedah sama sekali.
"Sudah!" jawab keduanya dengan kompak.
"Ck, kalian ini memang seperti layaknya Tom and Jerry, yang sebentar akur sebentar berkelahi" George mencibir keduanya dengan wajah jahilnya membuat Dimas dan Gamal tergelak mendengarnya.
"Kalian segeralah berangkat, ini ada informasi yang mengatakan bahwa jalur arah bandara ada kecelakaan sehingga jalanan menjadi macet, kalau kalian kesiangan bisa terlambat" ucap George kepada Dimas dan Gamal setelah Mike dan Ron berhenti berdebat.
"Baiklah, kalau begitu kami akan segera berangkat" jawab Dimas.
"Nanti langsung pulang ke Rumah utama saja, tidak usah ke kantor lagi, kami akan menyusul kesana karena duo grandma meminta kita semua berkumpul di rumah utama untuk menyambut Gide" kata George.
"Baiklah" jawab Gamal sambil mengangguk.
..........
"Tante bikin opor ayam kesukaan kak Gide ya?" tanya Gaby kepada Maya yang memang sangat paham akan kegemaran sahabatnya itu.
"Iya nona, Gide pesan minta dibikinkan ini, katanya kangen" jawab Maya saat semua nyonya Anderson sudah berkumpul di rumah utama.
"Bagaimana tidak kangen, bilangnya mau pulang setahun setelah aku menikah, buktinya sampai anak-anakku sudah sekolah semua dia baru pulang" Gaby protes.
"Gide kan sedang menjalankan misi mulia kak, menjadi mata-mata perusahaan besar di luar negeri" kata Ananda.
"Ck, ada-ada saja menjadi mata-mata" Gaby geleng-geleng kepala.
"Apa sudah matang semua?" Ayu yang baru saja menyiapkan meja makan melongok ke dapur.
"Hampir" jawab Ananda yang mengaduk sayurnya.
"Apa lagi yang harus dibuat?" tanya Ayu.
"Sudah beres semua kok" jawab Gaby.
"Oh oke, jadi kalau mereka tiba bisa langsung makan ya" Ayu menatap opor yang menggugah selera itu.
"Iya nyonya" jawab Maya.
Meskipun di setiap rumah keluarga Anderson banyak asisten rumah tangga yang membantu menyelesaikan pekerjaan, namun Ananda, Ayu, Gaby dan Maya selalu melakukan segala sesuatunya sendiri. Bagi mereka menyiapkan masakan seperti ini adalah bagian tanggung jawabnya sebagai istri, jadi mereka tidak pernah menyerahkannya pada siapapun kecuali memang sedang tidak bisa.
..........
"Kak Gide sudah tiba?" Sera yang sedang duduk di bangku taman depan untuk mencari inspirasi bagi design pakaian yang dirancangnya langsung beranjak memeluk Gide.
"Nona apa kabar?" Gide membalas pelukan Sera.
"Aku baik, bagaimana kabar kakak sendiri?" Sera tersenyum manis.
"Saya baik nona, seperti yang Anda lihat" Gide mengerlingkan matanya.
"Hemmmmm, sepertinya istri kecil melupakan suami besarnya ya?" Gamal pura-pura cemburu.
"Uluh-uluhhhh, memangnya suami besar minta dipeluk juga?" Sera berseloroh.
"Menurutmu?" tanya Gamal kepada Sera dengan seringai jahil.
"Tidak, weeeee" jawab Sera sambil menjulurkan lidah dan menarik tangan Gide masuk ke dalam rumah.
"Ck, dasar habis manis sepah dibuang" Gamal pura-pura cemberut, membuat yang lain tergelak.
"Ayo kita masuk" Dimas merangkul bahu Gamal dan mendorongnya masuk ke rumah utama.
"Kak Gide" Gaby memeluk Gide dengan erat.
"Nona apa kabar?" tanya Gide.
"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja! seharusnya aku yang bertanya kabarmu, janjinya pulang setahun, ternyata sampai anak-anakku sudah sekolah semua kau tidak juga pulang" Gaby cemberut.
"Hahaha, tapi aku kan sekarang sudah pulang nona" Gide tergelak melihat sahabatnya protes.
"Cucu grandma akhirnya pulang kandang juga ya!" Grandma Merlyn memeluk Gide.
"Maaf grandma kelamaan ya" Gide membalas pelukannya.
"Kau tidak lihat uban grandma sudah bertambah banyak karena memikirkanmu yang tidak pulang-pulang?" giliran grandma Ruth yang berkomentar.
"Tapi grandma tetap yang paling cantik kok" jawab Gide sambil mengerlingkan mata.
"Bisa saja kau ini!" grandma Ruth terkekeh.
Semua anggota keluarga pun memeluk Gide satu persatu, mereka semua menumpahkan rasa rindu yang tak terbendung kepada pria tampan itu.
"Hey sudah jangan banyak bicara, ayo makan dulu, kasihan Gide lapar" kata Grandma Merlyn.
Merekapun akhirnya makan bersama dengan menu masakan yang sudah dipesan oleh Gide sebelumnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Bu Zahwawe
pusing,, terlalu banyak percakapannya,,
2023-12-13
1
Puji Astuti
masih bingung dan blm paham sm ceritanya, terlalu byk nm 😇😇
2022-03-02
1
Paemam Ja
bingung alurnya
2021-10-29
0