Ingin Menjadi Dancer

Seperti biasanya keluarga Anderson memang sering menghabiskan waktu luang mereka dengan berkumpul bersama di rumah utama. Akhir pekan ini pun semua anggota berkumpul dan melakukan rutinitasnya dari rumah megah itu.

"Kau mau kemana Rach?" tanya Gaby saat melihat adik sepupunya sudah rapi dan bersiap-siap untuk pergi.

"Aku mau pergi dengan teman-temanku kak" jawab Rachel.

"Apa kau mau ikut kompetisi nge-dance lagi?" Sera penasaran.

"He em, aku dan teman-temanku sedang mengikuti babak penyisihan, doakan ya supaya bisa menang karena saingannya keren-keren semua, aku tidak begitu yakin bisa sampai final" Rachel mencari dukungan.

"Memang berapa orang tim dance mu sekarang?" tanya Sera lagi.

"Kalau yang ikut kompetisi ini sih hanya delapan, karena sisanya ada juga yang ikut untuk ajang lain, jadi kami bagi tugas" Rachel selalu semangat jika sudah membahas hobinya itu.

"Kalau menang kau dapat apa memangnya?" Gaby penasaran juga seperti Sera tentang hobi adik sepupunya ini.

"Yang jelas piala dan uang tunai" jawab Rachel dengan enteng.

"Berapa?" tanyanya lagi.

"Sepuluh juta" Rachel menjawab sambil menuang susu ke dalam gelas dan mengambil roti.

"Dibagi delapan?" Gaby mengintrogasi.

"Sepuluh, karena dua puluh persennya kan masuk kas tim danceku untuk biaya operasional" Rachel menjelaskan.

"Ohhhh" Gaby ber oh ria sambil manggut-manggut.

"Kau ini mau sampai kapan terus-terusan begitu? fokuslah mencari kampus yang benar, jangan malah sibuk dengan hal yang tidak bermanfaat sama sekali!" Ayu selalu saja kesal melihat Rachel yang hobi hip hop.

"Mom, kenapa mesti dibahas lagi sih? kan Mom tau kalau aku sangat menyukai hip hop, aku ingin menjadi dancer!" Rachel selalu emosi jika Ayu mengomentari hobinya itu.

"Mom tidak melarangmu menjadi dancer, tapi mom mau kau juga fokus mencari jurusan kuliah lain yang lebih mumpuni untuk masa depanmu. Lihatlah kak Gaby dan Sera, mereka jelas mengambil jurusan yang spesifik, kak Gaby menjadi chef dan punya restoran serta cafe sendiri, sementara Sera kelak akan menjadi designer yang nantinya bisa punya butik besar dan brand ternama, sedangkan kau? joget-joget tidak jelas mengumbar gerak tubuh dengan pakaian aneh bin ajaib begitu, Ck!" Ayu menunjuk pakaian Rachel yang ala-ala hip hop itu.

"Mom, kita kan sudah sepakat kalau aku mau kuliah jurusan lain, maka mommy akan mengijinkan aku tetap nge dance. Jadi sudah ya mom aku tidak mau berdebat lagi, aku berangkat ya" Rachel langsung mencium pipi Ayu.

"Bunda, Tante, aku berangkat ya" Rachel juga mencium pipi Ananda dan Maya, Ia kemudian berjalan cepat menuju pintu depan rumah utama untuk menghindari ocehan Ayu lagi.

"Langsung pulang kalau sudah selesai acaranya ya sayang" Ananda memberi nasehat.

"Oke bundaku yang paling cantik" Rachel memuji Ananda.

"Hati-hati di jalan ya nona" kata Maya.

"Siap tante ku sayang" Rachel menjawab dengan mengacungkan jempol.

"Anak ini benar-benar deh, begitulah jadinya kalau terlalu dimanja oleh Daddy nya, jadi seperti tidak punya aturan yang jelas!" Ayu masih saja menggerutu.

"Sabar, Rachel itu kan masih ABG, sama Seperti Sera, kita yang harus banyak mengalah dan mencari celah" Ananda menenangkan adiknya.

"Rachel itu kan sedang mencari jati dirinya aunty, jadi dia pasti masih sangat labil" Gaby mendukung pernyataan Ananda.

"Mom tenang saja, Rachel sudah mau kok mencari jurusan kuliah lain yang lebih menjanjikan masa depannya, hanya saja dia masih butuh sedikit waktu untuk memutuskan mana yang lebih tepat untuknya" Sera yang beberapa waktu lalu berbicara dengan Rachel tentang hal ini membantu menenangkan Ayu.