Naku terus memandangi Blue yang saat ini tengah makan dengan lahap di depannya. Blue yang tidak mengerti makanan bumi asal saja memasukkan semua makanan ke mulutnya.
"Stop!" pekik Naku saat Blue akan memakan semangkok sambal.
Naku menarik sambal itu dan menggantinya dengan daging belly yang baru dia bakar.
"Makanlah ini!"
Blue memakannya sampai mulutnya penuh. "Makananan bumi sangat enak!"
"Jangan makan terlalu banyak nanti perutmu sakit!" ucap Naku memberi peringatan.
Lalu Naku mendekat dan mencoba berbisik pada Blue. "Tunjukkan padaku jika kau benar-benar Alien bukan wanita gila!"
"Kau tidak lihat telingaku? telinga ini fungsinya untuk berkomunikasi di planetku semacam antena!" jawab Blue dengan santainya.
"Kau tidak berbicara begini pada orang lain kan?" tanya Naku penuh selidik.
Blue menggeleng. "Aku hanya bicara ini padamu! Karena aku tahu kau yang memanggilku!"
Naku semakin syok mendengarnya. "Bagaimana kau bisa tahu, aku memangil Alien?"
"Saat aku memegang tanganmu, aku bisa membaca pikiranmu!"
"Kau bicara omong kosong!" ucap Naku yang masih tidak percaya.
Blue akhirnya meraih tangan Naku dan mencoba membaca pikirannya. "Kau tadi pagi habis mencukur bulu pada alat kelaminmu kan?" tanya Blue kemudian.
"Buuhhhh.... " Naku yang saat itu minum langsung menyemburkan minumannya pada wajah Blue
"Apa ini semacam sambutan makhluk bumi pada Alien malang?" tanya Blue sambil menyeka wajahnya.
Tujuan Naku yang sebelumnya ingin membelikan baju untuk Blue akhirnya dia urungkan yang terpenting sekarang membuktikan omongan Blue itu benar atau tidak.
Naku segera menggendong Blue keluar dari resto Jepang itu setelah membayar makanannya.
Saat ini tujuannya yaitu Labnya yang berada di mansion sebelum itu dia mengecek saudaranya yang lain ada dimana karena dia ingin menyembunyikan Blue di mansion.
"Veronica, apa saudaraku ada di mansion!" tanya Naku saat dia menyambungkan chipnya pada Veronica sambil menyetir mobilnya dengan kelajuan diatas rata-rata.
"Tidak ada, Bos!"
"Cepat nyalakan lagi riset penelitianku tentang proyek pemanggilan Alien khususnya riset ke-921 sekarang!"
"Baik Bos!"
Setengah jam kemudian, Naku sampai di mansion. Diam-diam dia masuk ke dalam dan bersembunyi saat ada para pelayan yang lalu lalang.
"Kita sedang bermain petak umpet?" tanya Blue yang sedari tadi mengekori Naku dari belakang.
"Anggap saja begitu!" jawab Naku dengan menarik tangan Blue masuk ke Labnya setelah dirasa aman.
"Hapus semua rekaman cctv untuk hari ini!" perintah Naku pada Veronica saat masuk kedalam Labnya.
Naku tidak ingin keempat saudaranya tahu mengenai Blue atau mereka akan gempar yang justru membahayakan posisi Blue saat ini.
Naku segera memeriksa alat pemanggil Aliennya dan fokus pada penelitian terakhir kalinya yaitu 6 bulan yang lalu.
"Damn!" umpat Naku saat gelombang di alatnya melonjak pada saat itu artinya memang mendapat respon dari angkasa.
"Pindai lokasi dimana planet yang merespon sinyalku!" perintah Naku lagi pada Veronica. "Dan cari informasi apakah NASA mengetahui hal ini!"
"Baik Bos!"
Lalu Naku segera menghampiri Blue yang sebelumnya dia ikat karena tidak bisa diam membuat barang-barang di Labnya hancur. Naku akan mengintrogasi Blue agar dia tahu langkah apa yang harus dia ambil karena posisinya sangat berbahaya apalagi jika NASA mengetahuinya.
Tapi saat mendekat Naku mendapati hodie yang dipakai Blue basah bagian bawahnya.
"Kau mengompol?" tegur Naku.
"Aku merasakan cairan keluar dari alat kelaminku!" ucap Blue yang pertama kali merasakan hal itu. Lalu sedetik kemudian dia merasa bagian pantatnya ada yang mau keluar dibarengi dengan perutnya yang mulas.
"Sepertinya ada yang mau keluar dari pantatku!" ucap Blue yang tidak mengerti dengan kondisi tubuhnya saat ini.
Naku yang menyadari itu seketika langsung panik, dia segera melepas ikatan Blue. "Tahan dulu! Kita harus ke toilet!"
"Sepertinya sudah keluar!" ucap Blue tanpa dosa.
Seketika bau menusuk menguar didalam Lab itu.
*****
Naku segera mencari Mila untuk meminjam baju milik kepala pelayan mansionnya itu karena Blue saat ini sedang dalam keadaan emergency. Sebenarnya bisa saja dia memakaikan bajunya tapi Blue ternyata tidak memakai pakaian dalam oleh karena itu dia ingin meminjam pada Mila terlebih dahulu.
"Apa saya tidak salah dengar Tuan Muda?" tanya Mila untuk kesekian kalinya karena tidak percaya jika Naku meminta pakaian dalamnya.
Naku berdehem. "Untuk risetku, Mila. Jangan berpikir aneh-aneh! Kalau bisa pakaian dalam yang belum pernah dipakai!"
Kebetulan Mila mempunyai stok pakaian dalam baru dan memberikan satu set pada Naku dengan mengelus dadanya karena merasa Naku semakin aneh.
"Jangan sampai saudaraku yang lainnya tahu!" ucap Naku memberi peringatan sebelum pergi.
Naku segera mendatangi Blue yang menunggunya di kamar mandi yang ada di kamarnya. Disana dia melihat Blue yang tampak masih berdiri menunggunya karena bingung apa yang harus dia lakukan.
Melihat itu, bukannya merasa jorok atau jijik justru Naku merasa iba karena dirinyalah sekarang Alien itu seperti itu.
Dengan telaten Naku membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh Blue setelah bersih baru dia menyuruh Blue untuk berendam di bathup.
Disana Blue tampak kesenangan bermain dengan busa sementara Naku hanya bisa menghela nafasnya panjang karena bagaimanapun dia pria normal dan harus mengurus Blue yang telanjang bugil tanpa rasa malu pada dirinya.
"Jauhkan aku dari pikiran kotor, Tuhan," gumam Naku kemudian.
Lalu Naku meraih sikat gigi baru dan odol karena Naku akan mengajari Blue caranya sikat gigi.
"Enak," ucap Blue yang justru memakan odol yang ada pada sikat gigi.
"Jangan dimakan!" pekik Naku dengan merampas sikat gigi itu.
Pada akhirnya Naku menyikat giginya untuk menunjukkan caranya pada Blue. "Paham?"
Sampai pada yang membuat Naku takut yaitu saat menunjukkan Blue bagaimana caranya menggunakan pakaian dalam.
"Ini harus dipasang dimana?" tanya Blue yang memegang sebuah BH dan saat ini Blue tengah telanjang bugil di depan pria remaja itu.
Naku menelan salivanya kasar lalu mengambil BH dari tangan Blue dan memakaikannya pada buah dada Blue yang merekah.
"Kau tidak ingin menghisapnya?" tanya Blue yang lagi-lagi teringat dengan adegan di mobil bergoyang yang dilihatnya.
"Dilarang bertanya hal seperti itu, okay!" sahut Naku setelah berhasil memakaikan BH pada Blue.
Setelah itu dia mengambil satu set piyama miliknya dan memakaikannya pada Blue, kini Alien itu tampak begitu segar karena habis mandi tidak menyedihkan seperti penampilannya sebelumnya.
"Sekarang ceritakan semuanya padaku," titah Naku sambil mengobati luka di kaki Blue sebelumnya.
"Aku datang dari planet Bulbul dengan jarak milyaran cahaya dari bumi, kami menangkap sinyal darimu dan memenuhi undanganmu tapi kalung remote controlku telah dicuri," jelas Blue dengan meraih tangan Naku dan mencoba mentransfer ingatannya agar Naku bisa melihatnya.
Naku melihat gambaran-gambaran yang Blue alami selama di bumi sampai pada dirinya akan diperkosa dan berakhir mendapat bahasa dari seorang mucikari.
"Blue wizard," gumam Naku saat mengetahui nama Alien itu.
"Bukankah itu bagus?" tanya Blue. "Aku bisa jadi perangsang buatmu!"
Blue berkata dengan bergaya sensual mengikat rambutnya keatas.
DEG! DEG! DEG!
Jantung Naku berdebar melihat Blue yang seperti itu. "Anjir, rudal dan jantungku berdenyut bersamaan!"
*****
Jadi, Blue itu Alien tanpa rasa ya...
Memang tubuhnya seperti manusia bumi pada umumnya tapi di planetnya tubuhnya itu tidak merasakan apapun. Tapi saat dia sampai ke bumi tubuhnya mengikuti normalnya manusia bumi secara perlahan.
Dan, Naku nanti dihadapkan oleh dua pilihan sulit melepas Blue kembali ke planetnya atau mempertahankan Blue di bumi sementara Blue jadi incaran agen NASA dan nyawanya akan terancam karena akan menjadi objek penelitian. Apalagi dengan kemampuan yang Blue miliki.
Bagaimana cara Naku melindungi Blue dari kejaran agen NASA?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
こんにちは
astaga anjirrrr😭😭😭😭
2022-09-03
1
Ayuna
Bab ini ulangan yg di hot dady yah
2022-08-28
0
Meri Setiawati
apa ini miskah ┬─┬ノ( º _ ºノ)
2021-12-21
2