Aku mengaktifkan kembali ponselku dan melihat pesan chat yang tadi malam belum sempat ku baca.
"Seandainya ada satu bintang jatuh malam ini saat aku memikirkan mu, maka akan ku berikan kepadamu,untuk menjagamu malam ini😘....by Reza
Ternyata Reza yang mengirimkan pesan tersebut,aku tidak membalas chat dari Reza.karna aku juga tidak tau harus balas apa.
Ibu senyum - senyum saat memandangku.
"Kok ibu senyum - senyum sih?" tanyaku heran.
"Jadi pemuda tadi malam itu calon menantu ibu ya Lin"
"Bukan bu Lina menganggap Reza hanya teman bu, nggak lebih"
"Ooo..... jadi Reza namanya ya, nama yang sangat bagus ibu suka...udah anaknya ganteng,sopan,ramah juga pandai menyenangkan hati ibu..pertama kali datang aja bawain oleh - oleh buat ibu"
"Ah ibu baru aja dibawakan oleh-oleh udah mau dijadikan menantu,terus bagaimana dengan mang Kardi,mang Kardi juga selalu membawa buah tangan untuk kita jika kemari artinya mang Kardi juga berkesempatan jadi menantu ibu kalau begitu"
"Aww ....sakit ibu" teriakku alih - alih ibu menjewer ku.
"Kamu tu kalau ngomong jangan suka sembarangan Lin pamali tau."
"Iya bu,ampun ampun bu tapi lepaskan tangan bu telingaku bisa putus bu" ujarku kepada ibu dan ibupun akhirnya menyingkirkan tangannya.
Aku buru - buru menyelesaikan sarapan pagi ku dan segera berpamitan pada ibu.
Kata - kata ibu memenuhi pikiranku, sejujurnya aku sangat sedih dengan sikap ibu yang menginginkan agar aku segera menikah.
Angan ku melayang selintas bayangannya kembali hadir,aku mencoba menepisnya namun aku selalu gagal,akankah waktu bisa mempertemukan kami kembali inikah cinta yang sesungguhnya........ya cinta yang hanya aku sendiri rasakan.
Kring...................
dering suara ponsel membuat hayal ku seketika buyar, Reza menelpon mengajakku untuk makan siang hari ini dan aku menerima ajakan Reza.
Reza menjemput ku ditempat kerja,
selepas makan siang ,Reza menyatakan perasaanya kepadamu,kuakui tak ada perasaan yang istimewa di hatiku buat Reza, tapi aku tak tega membuat harapan ibu pupus aku berfikir tak ada salahnya jika aku mencobanya,harapan dan keinginan ibulah akhirnya membuat aku menerima cinta Reza.
Setelah hari itu Rezapun jadi sering main kerumahku sikap Reza yang ramah,sopan dan pandai mengambil hati ibu membuat ibu semangkin menyukai Reza bahkan ibu benar- benar ingin segera menjadi kan Reza sebagai menantunya.
Malam ini ibu sengaja mengundang Reza untuk makan malam dirumah,tak lupa juga ibu mengabari kakak- Kakak untuk ikut makan malam bersama ,Reza yang ramah dan supel membuat suasana makan malam penuh keakraban.kakak - kakakku tak henti - hentinya memuji Reza.
Usai makan malam kami membereskan meja makan sementara ibu,mas Bram dan Reza sedang asik mengobrol diruang tamu kesempatan itu dimanfaatkan kakak- kakakku untuk menggodaku.
"Tampan juga Reza ya mbak" ujar mbak Lidia
"Pasti banyak cewek yang naksir sama Reza" timpal mbak Eva kemudian
"Iya mbak Reza itu udah tampan baik,ramah dan sopan lagi,pokoknya cowok ideal banget lah mana ada sih mbak cewek yang bakal nolak dan sudah pasti mereka klepek - klepek dihadapan Reza"
"Kalau aku jadi Lina pasti aku minta pada Reza untuk segera melamar kemudian nikah deh"
"Iya mbak aku juga pasti begitu kalau jadi Lina"
"Udah Lin jangan terlalu buruan bilang sama Reza agar secepatnya melamar kamu"
"Emang segitu nggak lakunya aku mbak,sampai - sampai harus maksa minta dilamar,dekat aja baru"
"Ini bukan masalah nggak laku Lin,ayolah sekarang jaman modern Lin pepatah mengatakan yang cepat itu yang dapat,masalah baru dekat, itu yang asik Lin pacaran saat udah menikah malam pertama gregetnya dapat Lin,nikmatnya 3 kali lipat"
"Aku tidak seperti mbak berdua ya,pikirannya suka ngeres"
"Hahaha" kedua kakakku tertawa lepas,tiba - tiba saja mbak Lidia meringis menahan sakit.
"Aughhhh..... perutku mbak sakit,sakit sekali aughhhh mbak Lidia mengalami kontraksi aku dan mbak Eva menjadi panik,tampa diminta mbak Eva memanggil mas Bram kemudian mbak Lidia akhirnya dilarikan kerumah sakit terdekat.
Sesampainya dirumah sakit mbak Lidia langsung dibawa keruang persalinan,kami semua panik menunggu diluar,mas Bram mondar-mandir didepan pintu ruangan bersalin.
30 menit kemudian dokter keluar dari ruang tersebut membawa kabar bahagia mbak Lidia melahirkan seorang bayi berjenis laki - laki dan kondisi mbak Lidia sangat baik.
Beberapa hari kemudian..............
Aku sedang bersiap-siap untuk menghadiri acara pernikahan Shintia,aku mengenakan dress panjang berwarna nude dengan riasan make up tipis yang natural.
Tin...............tin............tin......
Terdengar suara klakson dari luar,ibu memanggilku.
"Lin.......Lin....Reza sudah jemput tu" teriak ibu dari luar kamarku.
"Baik sebentar bu" ucapku beberapa menit kemudian aku melangkah keluar.
"Kamu cantik sekali hari ini sayang" ucap Reza
"Jadi kemaren aku jelek donk kalau begitu"
"Kamu cantik dan hari ini semangkin cantik sayang"
"Udah deh kok malah gombal jadi nggak perginya nih" ujarku mulai kesal.
" Siap tuan putri" ucap Reza tersenyum sambil menyentil hidungku,setelah berpamitan pada ibu kamipun berangkat,aku dan Reza menjemput Murni terlebih dahulu karna kami sudah berjanji akan pergi bareng.
Shintia mengelar resepsi pernikahannya disalah satu hotel berbintang,aku begitu takjub ketika memasuki ruangan tersebut.
ballroom yang disulap seperti sebuah kerajaan di negeri dongeng dengan bertabur bunga-bunga putih dan dilengkapi lampu kristal.
Shintia tampil begitu anggun dan mempesona bak Putri raja.
"Wow mewah banget" aku berdecak kagum,Reza melingkarkan tangannya di pinggangku.
"Tidak semewah ini sayang tapi aku bakal buat konsep pernikahan kita dengan nuansa yang romantis"ujar Reza berbisik ke telingaku,aku tersipu malu.
" Ehem"Murni berdehem perlahan aku menyingkirkan tangan Reza lalu bergabung dengan sahabat-sahabatku yang sudah hadir lebih dahulu.
"Hey semua, kangen deh" sapa ku kepada semua sahabatku itu.
"Hey Lin kita juga kangen lu Lin,lu udah nggak pernah lagi gabung ama kita - kita Lin" ujar Riska kepadaku.
"Iya Lin di grup WhatsApp lu juga jarang nongol,emang lu ngapain aja sih Lin?"
"Biasalah gua harus kerja nyari duit,kalau lu pada enak, tinggal goyang kaki menikmati fasilitas yang udah ada"
"Iya juga sih kalau Lina terus - terusan gabung sama kita-kita bisa bangkrut Lina bisa berbulan-bulan nggak terima gaji iya kan Lin?" Amel menimpali.
Deg...........
Ucapan Amel barusan membuatku terkejut,aku sudah mengenal Amel cukup lama banget dan baru kali ini ucapannya begitu sadis,aku tak menyangka Amel akan berkata demikian,emang sih yang dikatakan Amel benar adanya tapi....aku terdiam seketika.
"Hmmm ada yang bakal nyusul Shintia kayaknya nih,kenalin donk Lin" ucap Riska kemudian
"Hey Re" kamu apa kabar?" lama nggak main kerumah" ujar Amel seketika.
"Baik"jawab Reza sambil tersenyum.
"Lha gue pikir lu pada kenal ama Reza" ucapku tertawa.
Kami ngobrol sangat seru sambil menikmati hidangan yang sudah disediakan,sangking asiknya ngobrol Riska tampa sengaja menumpahkan minuman di gaunku.
"So...sory baby" ucap Riska segera mengambil tisu.
"No problem "jawabku akupun segera ke toilet untuk membersihkan gaunku.
Yakin benar - benar merasa sudah bersih akupun kembali keruangan pesta langkahku tiba - tiba terhenti saat melihat Reza dan Amel sedang ngobrol disalah satu ruangan Amel memeluk mesra Reza dan Reza membalas pelukan Amel,aku tak berniat untuk menguping pembicaraan mereka berdua dan memutuskan untuk kembali keruangan pesta dan bergabung dengan yang lainya,beberapa menit kemudian Reza dan Amel ikut kembali gabung.
Sebelum pulang aku mengabadikan momen bersama sahabat - sahabatku dengan photo bareng.
Saat perjalanan pulang......
"Lin lu ngerasa nggak kayak ada yang aneh dengan sikap Amel ya Lin,tu anak jadi berubah" ujar Murni
"Auah lagi dapet kali" ucapku singkat.
"Lin kayaknya kalian ada masalah ya" tanya Murni ingin tahu.
"Auah emang gua pikirin"
"Lina gua serius Lin"
"Gua juga serius Mur,serius males mikirin hehehe,emang gue lu Mur selalu mikirin hidup orang"
"Apaan sih lu Lin" ucap Murni sambil melempar tisu kearahku.Reza hanya tersenyum dan ternyata perkataanku yang terakhir bisa membuat Murni bungkam.
Setelah mengantar Murni,saat perjalanan pulang kerumahku..........................................
"Sayang kita jalan dulu yuk" ujar Reza sambil menggenggam jemari tanganku .
"Maaf Re,lain kali aja ya aku lelah pengen langsung pulang"
"Oh baiklah" ujar Reza sambil tetap menggenggam jemari tanganku ,perlahan aku melepaskan genggaman tangan Reza.
#################
jangan lupa like,vote dan comment nya ya.
ya terimakasih,
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Indah Nihayati
keren thor
2022-02-24
1
Aris Pujiono
semangat kak
2022-01-26
1
Aku lanjutin dikit deh bun
Bikin penasaran sih bacanya hehehe
2022-01-04
1