Sinar matahari pagi menerobos masuk lewat sela-sela kamarku,cahaya sinarnya membuat aku terbangun dan membuka mataku dengan sangat berat.
Sengaja aku bangun siang karna hari ini hari libur,kubuka ponselku jam menunjukkan pukul 8 pagi akupun beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi.
Selesai mandi kurapikan tempat tidurku dan bergegas menuju dapur untuk menyiapkan sarapan pagi dan segelas kopi hangat.
Setelah menghabiskan sarapan pagi,aku kembali kedalam kamar dengan membawa segelas kopi hangat yang tersisa,aku selalu menghabiskan waktu liburku dirumah.
Ku raih ponselku untuk melihat pesan atau panggilan yang masuk hari ini,ternyata tidak ada satu pesan penting,hanya pesan chat dari group WhatsApp yang mengingatkan hari resepsi pernikahan Shintia.
Aku menarik napas dalam, entah mengapa aku selalu tidak suka dengan acara seperti ini namun sampai detik ini aku belum mempunyai alasan yang tepat agar aku tidak perlu hadir di acara pernikahan Shintia nanti.
Aku kembali meletakkan ponsel dan merebahkan tubuhku di sofa yang berada di kamarku,terdengar suara bel yang berbunyi.
"Syukurlah akhirnya ibu sudah pulang,aku tak perlu lagi repot-repot untuk sekedar menyiapkan sarapan pagi"bathinku
Aku senyum-senyum sendiri sambil beranjak dari sofa ku melangkah berjalan menuju keruang tamu,aku segera memutar kenop pintu dan membuka pintu dengan lebar,aku begitu terkejut saat melihat orang yang sedang berdiri di hadapanku ternyata bukan ibuku melainkan seorang pria tampan dengan tubuh atletis.
"Assalamualaikum" sapa pria tersebut tersenyum ramah.
"Waalaikumsalam" balasku dengan sedikit gugup dan mencoba untuk mengingat-ingat, sepertinya aku pernah melihat pria yang sekarang sedang berada tepat di depanku ini sebelumnya.
Aku mempersilakan tamu tersebut duduk di teras depan rumahku.
Setelah duduk pria tersebut memperkenalkan diri sebagai Reza dan sedang mencari alamat teman kantornya.
"Maaf mbak jika kehadiran saya mengganggu,apakah mbak mengetahui alamat bapak Handoko Sucipto?" kebetulan beliau tinggal di sekitar sini" ujar Reza bertanya kepadaku.
Akupun seketika mulai ingat bahwa pria yang berada di hadapanku sekarang ini adalah teman pemuda yang bertengkar dengan Murni malam tadi,setelah aku ingat akan pria yang mengaku bernama Reza tersebut membuat aku tidak mempercayai ucapannya barusan,aku yakin Reza sedang berbohong dan akhirnya aku berniat mengerjai balik Reza.
"Oh benar Handoko itu yang tinggal diujung gang ini,Handoko itu adalah putra pertama dari pak RT,bagaimana jika aku antar kan kamu kesana agar tidak tersesat kebetulan aku juga sedang ada urusan.
"Ti...tidak usah repot- repot mbak, biar saya saja sendirian kesana" ucap Reza tampak gugup.
"Tidak repot kok,kebetulan saya juga sedang ada urusan hendak keluar jadi sekalian saja" ujarku tersenyum smirk.
"Bolehkah saya meminjam ponselnya mbak,karna ponselku sedang lowbat,aku ingin sekedar memastikan apakah temanku itu sedang berada dirumah" ujar Reza
Walau berat aku terpaksa meminjamkan ponsel ku kepada Reza,Reza medial nomor seseorang namun tidak terdengar olehku balasan dari nomor yang Reza tuju,setelah itu Rezapun mengembalikan ponsel milikku dan segera berpamitan.
Akhirnya aku bisa bernapas lega karna aku telah berhasil membuat Reza segera enyah dari rumahku,setelah Reza berpamitan aku teringat pada Murni,Murni pasti tau siapa Reza dan apa niat sebenarnya ia berkunjung ke rumahku.
Aku medial nomor Murni dan segera menghubunginya tak selang berapa saat terdengar suara Murni dari seberang sana.
"Wah tumben jam segini menelpon Lin " ujar Murni kepadaku.
"Nggak usah berpura-pura tidak tahu lu Mur lu pasti tahu maksud dan tujuanku menelepon,apakah selain hobi masak sekarang lu juga jadi hobi membuat sahabatmu ini susah" jawabku kesal.
"Gue bikin lu susah,emang susah kenapa?" dan apa yang sudah gue perbuat terhadap lu Lin" ujar Murni malah balik bertanya membuat aku semakin kesal.
"Siapa Reza itu Mur dan apa alasan lu memberikan alamat rumah gue pada Reza"sarkas ku
"What?" jadi Reza beneran nekad kerumahmu Lin?"
" Alah jangan sok kaget lu Mur"
"Lu ingat nggak sih Lin gue sering menyampaikan salam dari seseorang?"
"Nggak usah berbelit- belit Mur,to the point aja ke inti permasalahannya"
"Jangan sewot dong cantik main langsung-langsung aja kayaknya ngebet banget lu ya pengen tau,jadi gini Lin,lu ingatkan 2 bulan yang lalu saat acara pernikahan kakak gue, gue mengenalkan lu dengan seseorang?" nah orang itu adalah Reza,dan setelah itu Reza sering titip salam buat lu tapi lu nggak pernah menanggapi salam dari Reza dan tidak mau tau siapa yang sedang titip salam bahkan lu sengaja mengalihkan topik pembicaraan kita saat itu,dan tadi malam Reza menelpon gue menanyakan alamat rumah lu,karena niat Reza serius sama lu gua kasih alamat lu Lin,untuk itu gua minta maaf dengan lu Lin tapi lu jangan khawatir Lin Reza baik orangnya karna gue sudah berteman dengan Reza dari kecil dan Rezapun adalah tetanggaku Lin"ujar Murni menerangkan kepadaku.
"Hmmm tapi seharusnya lu tidak perlu sampai memberikan alamat rumah gue Mur jujur Gue nggak suka dengan cara lu"
"Baik gue ngaku salah sekali lagi gue minta maaf oke please maafin gue dong Lin"
"Lihat nanti apakah lu pantas untuk dimaafkan Mur"
"Segitunyakah Lin?" oiya gimana kalau gue traktir lu makan siang hari ini?$
"Lu sedang mencoba nyogok gua Mur?" tapi jujur gue tertarik dengan tawaran lu Mur,gua bisa mengirit pengeluaran,dan setidaknya gue nggak perlu repot masak siang ini.
"Tepatnya tanda permohonan maaf gue ke lu Lin"
"Maaf sepertinya aku berubah pikiran Mur gua tidak tertarik Mur, jika hanya siang lu traktirnya karena hanya buang waktu toh malam harinya gua juga mesti repot untuk masak makan malam lain halnya jika sampai makan malam gue bisa mempertimbangkan"
"Bus***,lu mencoba memanfaatkan kesempatan di atas semua rasa bersalah gue ke lu Lin?"
"Hahaha terserah sih itupun kalau lu mau kalau nggak ya gapapa,bagi gue nggak ada masalah"
"******** Lin sama sahabat sendiri lu tega"but ok no problem" gue setuju asal lu bahagia Lin"
"Eits,masih ada lagi syarat yang lain"
"Jangan bercanda lu Lin,lu tidak sedang berpikir membuat gue bangkrut bukan?"apa itu syaratnya" tanya Murni penasaran
"Hmmm apa ya sebaiknya?
"Lina jangan buat jantung gue kumat lagi ni " ujar Murni
Aku tertawa geli mendengar ucapan murni barusan tapi setidaknya aku merasa beruntung dapat makan gratis dan aku tidak perlu bersusah payah repot - repot untuk memasak hehehe.
"Traktir makan siang dan malam tampa ada Reza"
"Oke deal" ujar Murni dan segera memutuskan sambungan teleponnya.
#######
jangan lupa like dan votenya ya....terimakasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Your name
Emang enaknya dapet yang gratis.
Btw sambil aku Boom like ya Thor. Semangat...
2022-02-28
1
Indah Nihayati
mantul Thorr
2022-02-24
0
Aris Pujiono
semangat
2022-01-21
0