Hampir satu bulan aku berusaha menghindari Reza (bukan karna aku cemburu dan patah hati setelah melihat apa yang terjadi antara Reza dan Amel)
Aku menghindari Reza karena dihatiku tidak ada perasaan cinta sedikitpun untuknya dan hari ini aku tahu Reza bakal kerumah ku se jam yang lalu Reza memberitahuaku lewat telfon aku sengaja berbohong pada ibu aku sedang banyak pekerjaan yang harus ku selesaikan hari ini.
Aku pergi ke suatu tempat,tempat dimana mampu menghilangkan rasa penat di otakku,aku melangkah kan kaki menyusuri tepian pantai,langkahku terhenti disalah satu bangku yang menghadap pantai,suasana yang sangat indah namun tak seindah suasana hatiku saat ini, perasaan ku campur aduk rasa sedih,gelisah dan takut menyelimuti hatiku aku memikirkan banyak hal.
Kusandarkan tubuhku menghela nafas panjang kupejamkan mata sekelebat bayangannya kembali hadir menyapa dan tersenyum manis padaku.
Aku menyeru pada ombak yang bergulung,berbisik pada angin yang berhembus bahwa aku mendambakan kehadirannya saat ini dadaku terasa kian sesak perasaan cintaku pada Bagas begitu besar hingga tiada celah bagi orang lain untuk mengisinya.
Oh Tuhan mengapa kisah cintaku tak seindah cerita cinta Seperti kisah cinta yang ada di novel - novel,entah berapa lama aku larut dalam kesunyian.
Kuteguk air mineral beberapa kali untuk membasahi kerongkonganku yang terasa kering,kubuka buku harian ku dan mulai membaca setiap lembarnya teringat kembali semuanya saat awal aku jatuh cinta padanya.
Kisah itu berawal ketika aku masih mengenakan seragam merah putih,dia cinta masa kecilku dan aku masih mencintainya hingga saat ini.
Aku masih ingat betul dia adalah seorang anak laki - laki yang paling baik dikelas sama sekali tak pernah membuat keributan,sikap mengayomi sudah terlihat sejak iya masih belia, Bagas adalah tipikal seorang yang ramah dan sangat mudah bergaul sehingga membuat ramai yang menyukainya,hal itu yang membuatku memendam rasa sukaku padanya dan selalu bersikap jutek.
Kisah ini berlanjut hingga kami duduk dibangku SMP,ketampanannya semangkin tampak terlihat aku sering mencuri pandang kearahnya saat itu mata kami beradu pandang ia tersenyum manis padaku.
Setelah lulus aku tak pernah lagi mendengar kabarnya,dia menghilang bak ditelan bumi.
Lembayung senja tampak menyelimuti bumi,matahari mulai meninggalkan peraduannya sungguh perpaduan warna nan apik.
Beberapa orang mulai meninggalkan tempat ini.
Kulangkahkan kaki meninggalkan tepian pantai tapi tidak dengan rasa ini.
Reza sudah menungguku ketika aku baru saja sampai dirumah.
"Sudah lama kamu datang Re" tanyaku sekedar basa - basi.
"Dari tadi Reza menunggumu Lin,kamu kemana aja sih?" ditelfon kok nggak diangkat" tanya ibu yang saat itu berada disamping Reza.
"Lina kan sudah ngomong pada ibu bahwa beberapa hari ini Lina sedang sibuk" ujarku pada ibu
"Setidaknya kamu kasih kabar dong pada Reza,kasihan nak Reza jadi lama nungguin kamu, oiya temani Reza ibu kebelakang dulu" ucap ibu dan berlalu meninggalkan kami berdua,sesaat suasana menjadi hening.
"Aku kangen Lin,akhir - akhir ini kamu sulit untuk ku hubungi,bahkan chat ku tak satupun kamu balas.
"Maaf Re aku benar - benar sibuk"
"Sayang kamu nggak lagi berbohong kan? ucap Reza lalu mendekat dan meraih tanganku,aku hanya menggelengkan kepala dan menggeser duduk sedikit menjauh.
"Sayang kita keluar yuk"
"Sekali lagi maaf Re aku capek dan ingin istirahat kuharap dirimu mengerti"
"Pergilah Lin,Reza dari tadi bela - belain nunggu kamu masak sekarang kamu menolak ajakan Reza" ucap ibu yang kembali muncul tiba - tiba mencoba membujukku.
"Tapi Lina beneran capek bu,masih banyak pekerjaan yang harus Lina selesaikan malam ini,maaf Re aku nggak bisa mungkin lain kali aja" ujarku dan berlalu pergi melangkah menuju kamar
Akupun segera melangkah kedalam kamar mandi,aku merendamkan badan kedalam bathup untuk merilekskan diri,aku masih kesal pada ibu yang selalu mencampuri urusanku.
"Setelah mandi ku kering rambutku dan menuju ruang makan,ibu sudah berada dimeja makan.
"Bu"panggilku menyapa ibu diam tak bergeming,tak ada percakapan antara aku dan ibu selama makan malam berlangsung,ibu lebih dulu selesai makan.
"Selesai makan ibu ingin bicara" ujar ibu lalu beranjak dari meja makan
Aku mulai menduga - duga ibu bakal bicara apa,selesai makan aku menjumpai ibu yang sedang berada diruang tengah,akupun duduk disebelah ibu.
"Ibu ingin membicarakan apa dengan Lina bu"
"Lin ibu sudah tidak bisa mentoleransi sikapmu Lin"
"Maksud ibu?"
"Dulu ibu ingin menjodohkanmu dengan Joko anak Pak de Hariono kamu menolaknya dengan alasan kamu ingin menikah dengan pria pilihanmu sendiri, ibu terima dan ibu mencoba untuk memahaminya dan ibu beri kamu kesempatan,tapi sampai saat ini mana calon suami pilihanmu itu?"sekarang sudah ada Reza yang suka padamu kamu malah menghindarinya"
"Lina tidak menghindar bu,Lina beneran sibuk,lina dan Reza baru kenal bu lina butuh waktu"
"Butuh waktu untuk apa?" untuk saling mengenal kah?" sementara kamu saja tidak pernah memberi kesempatan untuk Reza dengan alasan sibuk kerja,ibu sudah muak Lin,hentikan omong kosong mu,ibu malu dengan kerabat dan tetangga,setiap bertemu meraka selalu menanyakan kapan kamu menikah,ibu malu lin mau ditaruh dimana muka ibu"
"Tapi bu"
"Kali ini tidak pakai tapi,apa kamu tidak malu beberapa keponakanmu udah ada yang menikah bahkan sudah ada momongan,atau kamu ingin jadi perawan tua!"sarkas ibu.
"Tega ibu berbicara demikian pada Lina bu,ucapku dengan berkaca - kaca lalu aku bangkit dari duduk,bu ikut bangkit saat ini kami saling berdiri berhadapan.
"Reza sudah bicara sama ibu,dia serius denganmu dan ingin menikahi mu,mulai besok kamu pergi dan pulang kerja dengan Reza titik" titah ibu lalu melangkah pergi.
Aku bergegas berlari masuk kedalam kamar dan menghempaskan tubuhku ke atas ranjang,rasa sedih dan kecewa bercampur aduk aku benar - benar kecewa pada ibu.
hiks..............hiks...........hiks
Aku menangis sesegukan,aku tak menyangka ibu bakal sekasar itu padaku,bukan salahku jika sampai hari ini aku belum menikah, mengapa ibu harus memikirkan omongan orang ketimbang memikirkan perasaanku,kutatap langit-langit kamarku, air mataku berlinang tak terbendung,benarkah Reza ingin menjadikan aku istrinya,apakah Reza benar-benar mencintaiku,lalu ada hubungan apa antara Reza dan Amel,mengapa Amel bersikap jutek terhadapku berjuta tanya memenuhi benakku.
Tuhan beri kesempatan padaku untuk bertemu dengannya,aku mencintainya Tuhan,akhirnya aku tertidur dengan masih berharap agar waktu dapat mempertemukan aku dengan lelaki yang telah memikat hatiku sejak dulu.
Bangun pagi aku tak melihat ada makanan tersedia dimeja makan,mungkinkah ibu masih marah padaku?" aku kembali masuk kedalam kamar mengambil tas dan kontak motorku,aku memutuskan untuk berangkat kerja,tiba-tiba aku mendengar orang sedang berbicara,aku keluar dari kamar untuk melihatnya,ternyata ibu sedang ngobrol dengan Reza akupun kembali kekamar,beberapa saat kemudian ibu masuk ke dalam kamarku memberikan bungkusan kepadaku.
"Sajikan makanan ini dimeja karna hari ini Reza akan sarapan pagi disini" titah ibu
Haruskah secepat ini,seserius itukah ibu ingin agar aku segera menikah bathinku ibu menoleh kearahku
"apakah kamu tidak mendengar Ibu Lin"
"I...iya Lina dengar bu" jawabku gugup
"Dan jangan lupa mulai sekarang kamu harus baik - baikin Reza" titah ibu lagi aku segera mengangguk pada ibu.
"Setelah menyajikan hidangan dimeja aku memanggil ibu yang tengah asik ngobrol bersama Reza,tak ada pilihan lain kali ini aku hanya bisa menurut semua keinginan ibu,setelah makan aku dan Reza berpamitan pada ibu.
##########
jangan lupa comment,like dan votenya
terimakasih 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Aris Pujiono
semakin mrnarik
2022-01-31
0
El_Tien
aku mampir di sini maaf baru kasih like
2022-01-28
1
Nara
Semangat kak
2022-01-13
0