Teman Baru.

"Iya, emang kenapa?"

"Gak, gak papa 'kok," jawabku sambil menghadap ke arah lain.

'Aduhh, bener-bener deh, aku, di buat kehabisan kata-kata. Kenapa sih, paman pake acara anter aku segala.

Kakek juga malah gak, ngomong dulu kalo paman yang bakalan anter, tau gini aku naik taksi, kalo gak, ya naik ojeklah.

Mana suasananya canggung banget lagi. Nih! Juga jantung mulai maraton gak jelas bikin berisik aja moga dia gak denger, kalo dia denger 'kan bisa gawat. Rilex aja 'ah pokoknya.'

Sesudahnya sampai depan kampus. Ayara langsung turun dari mobil Deon, dan mengucapkan terimaksih.

"Makasih, ya ... paman udah anterin, aku" Sambil melabaikan tangan, "Da-dah ... Paman, hati-hati di jalan ya," ucapnya pada Deon dan langsung berjalan memunggunginya.

Deon hanya tersenyum, dan melambaikan tangan kearah Ayara. Ia pun segera berangkat menuju kantornya.

Para mahasiswa lain menatap kearah Ayara, selain menatap kagum, akan kecantikannya. Ada juga yang merasa iri terutama para siswi perempuan yang memiliki standar kecantikan di bawahnya.

"Waah, lihat apa dia? Murid baru disini?" ucap salah satu murid laki-laki itu, menunjuk ke arah Ayara.

"Cantiknya ... Aku rasa di kampus kita bertambah siswi cantik. Benar-benar mengagumkan," balasnya dengan terpesona.

"Heh! Bukankah? itu gadis tadi yang turun dari mobil mewah di depan kampus kita?" ucap salah-satu siswi.

"Iya, aku tadi juga liat 'kok. Kalo gak, salah liat tadi ada cowok ganteng di dalam mobil itu," balas yang lain.

"Tapi, aku dengar tadi dia nyebut cowok itu, paman."

"Hah! Masasih?" bisik para mahasiswi itu.

"Gak, mungkinkan? Jangan-jangan dia mainan anak orang kaya?" tuduh siswi yang meresa iri pada Ayara.

"Wah, pantas aja bisa cantik kaya gitu, itu pasti karna uang cowok itu yang nanggung perawatannya dia." ejek salah satu cewek lain.

"Bener-bener, simpanan orang kaya tuh" Gosipnya tentang Ayara.

Seluruh kampus di buat gempar dengan gosip tentang Ayara. Ya dan tentu saja itu sudah sampai di telinga Ayara sendiri, di hari pertamanya ia harus mendengar rumor yang tidak mengenakkan, tentang dirinya. Namun ia berusaha untuk tidak memperdulikannya, bagaimanapun juga itu hanya gosip semata.

Ayara pun, memperkenalkan dirinya pada teman sekelasnya. Setelah itu ia juga di persilahkan untuk mencari tempat duduknya.

Melihat ada tempat kosong di sana. Ayara langsung berjalan menuju tempat itu dan bertanya pada siswi di sampingnya. Apakah ia bisa duduk disana.

"Hai! Aku boleh gak? Duduk disini?" tanyaku pada gadis itu.

"Boleh 'kok duduk aja disitu kosong," ucapnya, aku pun memperkenalkan diriku padanya.

"Oh, ya ... Makasih," ucapku langsung duduk.

"Sama-sama" ucapnya.

"Oh, ya... kenalin aku, Ayara."

"Aku, Ilona Cashel," jawabnya.

Kami pun berbincang, dan karna merasa ada kecocokan. Mulai saat itu aku, dan Ilona mulai berteman dan mengikuti kelas kami bersama.

Pada jam istirahat kami berdua, pergi ke kantin untuk membeli makanan, dan makan siang bersama, sambil berbicara.

"Sebenarnya, aku salut sama kamu," ucap Ilona.

"Hah! Salut gimana?" tanyaku.

"Ya ... salutlah, di hari pertama masuk kampus. Udah jadi pembincangan sekampus."

"Yaah, mau gimana lagi coba. Aku juga sih, gak, mau ya. Merekanya aja nyabar gosip seenak jidat," ucap ku yang agak kesal, pasalnya sedari tadi mereka terus menatap kearahku, dan berbisik.

"Tapi, kamu gak, ke ganggu tuh, makannya aja masih lahap," balas Ilona.

"Iya, kan, mending aku makan. Dari pada makan hati sama mereka," Sambil mengaduk minuman, "Kamu, sendiri gak, percaya gitu? Sama omongan mereka?" tanyaku.

"Gaklah, setiap hari itu mereka selalu gitu. Paling sering ngomongin orang, mau itu gosip bener, atau salah aku tetep gak, peduli," ucap Ilona acuh menggapi rumor yang menyebar.

"Simpel juga ya, pemikiranmu," jawabku.

"Iya, dong aku sih, gak mau ikut-ikutan mereka. Masa bodolah, sama pikiran mereka," ucap Ilona.

"Jadi, ini gimana? Kamu percaya sama aku gitu?" tanyaku lagi.

"Jelas aku, percaya kamulah. Dari jauh aja aku dah, yakin sama karakter kamu. Cuma orang beg* percaya sama mereka,"ucap Ilona, seketika membuat hatiku tenang.

"Tapi, gimana? Kalo apa yang mereka katakan, itu benar?" ucapku memastikan kepercayaannya.

"Kalo, gituya ..., terserah kamu, itukan masalah pribadimu. Ya, Mungkin ajakan, kamu ada alasan tersendiri, dan apapun alasanya. Aku percaya aja," jelasnya membuatku puas.

"Aaa ... Ilona, aku seneng banget bisa dapet, temen sebaik kamu." Aku sambil memeluk Ilona.

'Aku, yang sangat senang mandapatkan teman seperti Ilona. Namun Tiba-tiba muncul seorang pria, yang mirip dengan Ilona, akan tetapi ia berbadan tinggi, dan ya ... Kalo di bilang ganteng, ya itu sudah pasti tapi agak cantk juga. Gimanapun juga dia mirip Ilona.' Pikirku. Perlahan pria itu mendekat kearah kami.

"Hey! Ilona, kamu tadi aku cari di kelas gak, ada ternyata udah sampe di kantin duluan," ucapnya.

"Ahh, Kak Gian, kenapa-sih? Harus ajak aku terus kalo ke kantin. Aku kan, males ikut makan di kantin sama Kakak, dan temen Kakak, terus aku cewe sendiri lagi," dengus Ilona kesal.

Karna Gian selalu mengajak Ilona kemana pun, ia akan pergi sembari selalu melindunginya.

"Ehh! Ini siapa? Temen baru kamu? Jurusan mana? Aku 'kok belum pernah liat, anak baru?" Tanya Gian secara beruntun.

"Nanya, itu satu-satu napa 'kak!" ucap Ilona pada Kakaknya, yang sedari tadi menatap Ayara.

"Iya, makanya kasi tau," jawab Gian.

"Jadi, ini Ayara, temen baru aku, murid baru," ucap Ilona memperkenalkan Ayara pada Kakaknya.

"Ayara, nama yang bagus. Salam kenal, aku Gian Cashel. Kakak kembarannya Ilona, panggil aku Gian aja," ucapnya sambil mengajak Ayara bersalaman, dengan antusias.

"Makasih, Gian, Salam kenal juga," ucap Ayara, dengan canngung, namun ia tetap bersalaman dengan Gian.

"Dah-udah, ya, aku sama Ayara, mau masuk ke kelas dulu mending Kakak, ngumpul aja sana! Sama temen Kakak." Sambil menepis tangan Kakaknya, yang sedari tadi enggan, untuk melepaskan tangan Ayara.

Ilona pun langsung menarik tangan Ayara, dan membawanya pergi ke kelas mereka. Sedangkan Gian, yang masih terpesona melihat Kecantikan Ayara. Ia masih terdiam bahkan terus melihat kearah punggung Ayara, yang semakin menjauh.

Di kelas Ayara dan Ilona pun sedang mengikuti kelas, yang sedang berlangsung.

2 jam kemudian, jam kelasnya pun berakhir Ayara, dan Ilona bersiap-siap untuk pulang. Merekapun berjalan berdua sambil menunggu jemputan.

"Sumpah! Aku, gak, nyangka kalo kamu itu punya saudara kembar," ucap Ayara, yang meresa tidak menyangka.

"Iya, aku, sama 'kak Gian itu kembar identik. Jadi kamu bisa liat kan, tadi mukaku sama persis," ucapnya.

"Iya, bener, bedanya itu dia lebih tinggi dan badannya juga agak kekar sih," jawabku.

"Hey, Ilona!" Panggil Gian, keluar dari dalam mobil dan menghampiri kedua gadis itu.

***

*Cuplikan Capter selanjutnya ...,

"Siapa? Tadi anak lelaki, yang memegang tanganmu!" tanya Deon, mengejutkan Ayara.

"Ahh, itu Gian! Kakak, kembarnya Ilona," jawabku.

"Kamu, pacaran sama dia?" ucap Deon dengan nada introgasi.

"Haah! Gak, lah paman, apaan sih. Cuma temen aja 'kok lagian kan, aku baru kenal. Masa langsung pacaran sih!" ucapku sedikit kesal dengan pertanyaan paman.

"Truss, kalo nanti udah kenal lama, kamu bakalan pacaran sama dia?" tanya Deon dengan wajah masam.

***

Kenapa Deon mengintrogasi Ayara apa? Deon sedang cemburu ...?

Jangan lupa ungkapkan pendapat kalian(。>‿‿<。 )dan tambahkan favorit(✿ ♥‿♥)

Terpopuler

Comments

Nazaha Nazaha

Nazaha Nazaha

🤣🤣 babang dion mulai cemburu yeeee

2023-12-19

0

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

jaman sekarang jarang banget ad org seperti Ilona ini👍👍👍

2021-10-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!