Ketidak Puasan Hati.

"Kita sudah menyingkirkan orang tuanya, dan di saat aku akan menyingkirkan gadis itu. Deon malah menyelamatkannya tepat waktu, benar- benar sial!" Ucap Zeroun.

"Benar susah payah aku menghasut kenya saat itu agar membencinya, tidak di sangka itu sia-sia," sahut Sang istri.

Merekapun, segera pulang ke rumah mereka, mungkin masih dengan rencana jahat baru. Memang benar bahwa yang merencanakan kematian kedua orang tua Ayara adalah pamannya sendiri, waktu itu Zeround merencanakan pembunuhan, kakanya sendiri yaitu Reymond dan istrinya, saat berada di Paris waktu itu.

Mereka berdua sedang berlibur bersama. Namun Zeround tidak menyangka kalau kedua orang tua Deon juga ikut berlibur.

Zeround yang sudah merencanakan kecelakaan pesawat pribadi itu, dengan menyewa seseorang untuk merusak beberapa sistem mesin, dan cuaca saat itu juga memang kurang baik. Yang membuat rencana Zeroun berjalan mulus.

Tidak hanya sampai disitu saja, karna ketidak puas hati Zeround, dan istrinya bahkan membuat Kenya, dan Ayara berselisih dengan menghasut kenya. Dia juga menyuap salah satu pelayan agar membakar gudang tempat Ayara. Namun rencana keduanya di gagalkan oleh Deon, dan membuatnya kesal saat itu.

Deon saat itu tiba tepat waktu, karna ia sempat melihat kenya menarik Ayara, lalu ia mengikuti dan sempat kehilangan jejak.

Untung saja saat itu ia mendengar samar-samar suara teriakan Ayara dari dalam gudang, dan sempat agak terlambat karna gudangnya sudah terbakar, ia segera menerobos masuk dan mendobrak pintu.

Beruntung Ayara masih dalam keadaan bernyawa dan segera dilarikan kerumah sakit tepat waktu.

*

Di tempat lain Deon sudah sampai di kantornya, di buat terkejut oleh kedatangan Alena, yaitu tunangannya Deon.

Deon, dan Alena sudah bertunangan. Itu terjadi ketika 3 thn yang lalu. Deon terpaksa harus bertungan karna perusahaannya mengalami masaalah, dan harga sahamnya sedang anjlok.

Pada saat itu, hanya Ayah Alena yang mau menawarkan kerja sama bisnis akan tetapi ia harus menikahi Alena, namun Deon menolak menikah ia setuju jika hanya bertunangan saja untuk saat ini.

Selama ini Deon hanya menggantungkan Alena, karna ia belum siap menikah. Di tambah lagi ia tidak sama sekali memiliki perasaan terhadapnya, yang membuat Deon muak saat melihat Alena adalah karna Alena selalu bersikap sombong dan lagi ayahnya Alena sering menekan Deon. Semakin membuatnya Deon tidak menyukai mereka.

"Deon!" panggil Alena, "Aku, sudah menunggumu sangat lama. Mereka bahkan tidak memperboleh kan, ku masuk" Adunya pada Deon, sembari menggandeng tangannya.

"Alena, berhenti membuat ribut di kantorku!" Sambil melepas tangan Alena, "jangan! Datang jika tidak ada yang penting," ucap Deon dingin pada Alena sembari melewatinya.

"Tunggu!" teriak Alena, "Aku, dengar kau pergi meninggalkan kantor dengan tergesa-gesa tadi pagi. Siapa yang baru saja kau temui?" tanya Alena dengan angkuh.

"Siapapun, itu bukan urusanmu!" jawab Deon singkat.

Tanpa peduli Deon masuk ke lif khusus CEO, meninggalkan Alena yang sedang berada di puncak kemarahan.

"Deon! Tunggu! Jelaskan apa maksudmu!" Teriak Alena.

Crish yang berusaha menahan Alena, dan melarangnya masuk ke dalam ruangan Deon. Membuat Alena semakin kesal.

"Plak!!"

Suara tamparan di wajah Crish, membuat kariawan lainnya melihat kearah mereka. Para karyawan berbisik melihat kalakuan kasar Alena.

"Beraninya, kau melarangku bertemu Deon. Aku adalah tuangannya beraninya kau menghentikanku!" teriaknya sombong pada Crish.

"Maaf, nona, tuan Deon melarangmu masuk. Aku hanya mematuhi perintah," larang Crish.

Akhirnya Alena pun, menyarah ia pun segera pergi meninggalkan perusahaan Deon dan akan mengaduka sikap Deon, pada ayahnya.

"Wah, Nona Alena memang membuat keributan besar kali ini, " bisik salah satu karyawan membicarakan Alena.

"Benar, sekali meskipun ia tunangan presdir, juga seharusnya tidak bersikap sombong juga 'kan," sahut yang lain.

"Sudah! Sudah! Lebih baik kalian kembali ke tempat maisng-masing, dan bekerja," titah Crish membubarkan para karyawan yang bergosip itu.

"Baik, pak Crish!" ucap mereka serentak dan segera kembali bekerja.

Lalu Crish berjalan menuju ruangan CEO, untuk menemui Deon. Dengan mengantarkan beberapa berkas dokumen penting perusahaan.

Lain halnya di rumah kediaman Wistara. Ayara yang sedang bersenda gurau bersama keponakannya, dan kenya. Mereka banyak membicarakan hal-hal yang menyenangkan.

"Hahaha ... Bibi berhenti menggelitik ku!" Pinta Liam Pada Ayara agar berhenti, "Ini sangat geli," ucap Liam.

"Haha ... rasakan ini siapa suruh kau menjahili Bibimu," ucap Ayara.

"Ampun, Bibi aku tidak akan melakukanya lagi," Mendengar Liam meminta ampun ia segera melepaskannya.

"Ha! Ayaah!" teriak Liam melihat kedatangan Adnan.

Sontak ia pun berlari ke arah Adnan, Adanan pun langsung menggedong putranya. Adnan datang untuk menjemput istri, dan anaknya. Kenya juga langsung menghampiri Sang suami dan Kenya juga memperkenalkan Adnan pada Ayara.

"Kenya, ini adalah suamiku. Kak Adnan," ucapnya.

"Halo! Kak, aku Ayara," ucapku sambil bersalaman dengannya.

"Hai! Ayara, senang bertemu denganmu. Bagaimana kabarmu dari Eropa?" tanya Adnan.

"Baik, banget kok, kak!" jawabku antusias.

"Baiklah, karna 'Kak Adnan sudah datang menjemput kami, maka kami pamit pulang dulu ya, Ayara kapan-kapan datanglah kerumah kami," ucapnya mengundang Ayara datang kerumahnya.

"Baiklah, kak, aku pasti akan mengunjungi kakak,"

"Ohh, ya ... Sampaikan pamitku pada, Kakek nanti," pinta Kenya.

"Iya, iya, da-dah 'kak!" ucapku.

Kakak, pun pergi bersama 'kak Adnan, dan Liam. Kini aku sendiri, aku mulai merapikan barang-barangku. Aku juga bersiap untuk besok mendaftar di Universitas, dan memulai kehidupan kampus di Indonesia.

Keesokan harinya. Ayara yang bersiap berangkat ke kampusnya, ia pun berjalan keluar dari rumahnya. terdengar suara mobil yang menghampirinya, setelah membuka kaca mobil ia melihat Deon, yang berada di dalamnya.

'Itu paman! Kenapa? Paman datang kesini pagi-pagi gini aduh! Aku pura-pura gak liat ajalah. Semoga dia gak liat, pokonya gak liat, pliss. Batinya.

Mobil Deon berhenti tepat di samping Ayara, ya mau gak mau, Ayara pun ikut menghentikan langkahnya.

'Aduhh, sopir jemputan aku manasih? Kakek 'kan udah bilang bakal ada supir yang antar aku. Tapi kok, gak ada ya? Terpaksa 'kan aku harus sapa. Batinku.

"Pagi, paman," Sapaku.

"Pagi, Ayara ...! Dari tadi aku panggil kamu, kok malah jalan terus, sih?"

"Maaf, paman. Aku gak, denger," ucapku cuek.

"Naik!" titahnya.

"Hah!" jawabku dengan pura-pura tuli.

"Ayara! Naik!!" teriak Deon dengan keras.

"Iya, iya, aku naik!" jawab Ayara sambil masuk ke mobil Deon.

"Paman, kenapa? Teriak-teriak sih?" protesku, "Gimana? Kalo di denger orang."

"Lagian, kamu dari tadi di panggil. Malah pura-pura bud*k, suruh naik malah bengong,"

"Ya, tapikan, aku bisa berangkat sendiri,"

"Gak! Tadi aku, udah bilang sama kakekmu, hari ini aku yang anter ke kampus," jawabnya.

"Trus, di kakek, setuju gitu aja?" tanyaku curiga.

"Iya, emang kenapa?" sahut Deon.

"Gak, gak papa 'kok," jawabku sambil menghadap ke arah lain.

Aduhh, bener-bener dah aku, di buat kehabisan kata-kata. Kenapa? Sih, paman pake acara anter aku segala. Keluhku dalam hati.

***Bersambung***

Terpopuler

Comments

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

lucu jga nih Aya sama si Paman😂

2021-10-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!