Memaafkan.

"Hah!!" jawabku reflek.

Aku terkejut saat ia memanggil namaku, dengan akrab dan lembut, jadi dia benar-benar pamanku! Karna hanya paman sajalah yang memanggilku seperti itu selain kedua orang tuaku.

"Paman," sapaku.

sedangkan Deon kini juga sudah berusia 31 tahun, Deon telah menjadi pria dewasa yang tampan dan mapan.

"Aya, apa kau terkejut? Kau terlihat seperti tidak mengenalku?" tanyanya.

"A-aku ... hanya, merasa ... Wa-wajah paman sedikit berbeda," jawabku gagap.

'Ahhh! Kenapa? Aku harus gagap saat berbicara dengannya, jika di bandingkan dengan wajahnya yang dulu. Aku rasa dia bertambah semakin tampan. Aduh, apa? Yang aku pikirkan, tidak! Aku harus tenang,' Batinku.

Deon mendekat, mengamati wajah Ayara.

"Benarkah? Wah, justru aku merasa kalau Aya, bertambah tinggi. Aku rasa juga sepertinya bertambah cantik," pujinya sembari mencubit pipi Ayara.

'Sumpah ini gak, ngotak Siapa sih? Yang gak, deg-degan kalo di bilang cantik. Mana yang bilang nya orang ganteng lagi. Aku pengen auto salto hehe ... aku kehabisan kata-kata, bagaimana pun aku harus bersikap biasa saja dia kan, pamanku.

"Be-benarkah?!" Tanpa Ayara sadari wajahnya merona karna malu.

"Iya, ehh, kenapa wajah mu merah?! Apa kau demam?"

Melihat wajah Ayara, Deon segera menyentuh dahi Ayara dan merasakan suhu tubuhnya.

"Ti-tidak, paman itu karna kau ... mencubitnya terlalu kencang," elaknya dengan beralasan.

'Sialan, nih jantung kenapa harus maraton sekarang sih. Batin Ayara.

"Maaf, aku sangat gemas tadi," sambil menarik tangan Ayara, "Baiklah aku akan mengantar mu pulang sekarang."

"Emm," Sahutku mengiakan ajakannya.

Dalam perjalanan pulang. hanya ada kesunyian di dalam mobil. Baik Ayara, atau pun Deon tidak bersuara. Jelas Ayara sedang merasa canggung.

Sedangkan Deon tidak tau harus memulai topik apa? Ya karna ia jarang berbicara dengan wanita, kecuali sekertaris wanitanya kadang. Mengingat dia yang selalu bersikap dingin dan jarang berkomunikasi yang tidak di perlukan.

1 Jam yang lalu sebelum kedatangan Ayara.

Deon yang sedang berada di ruangan rapatnya. Tiba-tiba menerima panggilan dari Haidar, dan langsung mengangkatnya di tengah rapat, dan membuat para kariawan terkejut. Pasalnya, Deon tidak pernah mengangkat telpon saat rapat kecuali itu sangat penting dan mendesak.

"Halo, Deon, apa kau bisa menjemput Ayara? Hari ini dia, pulang dan mungkin penerbangannya akan sampai sekarang. Tolong jemput dia menggantikan ku," pinta Haidar.

"Tapi, apa kau sedang sibuk sekarang?" tambahnya, Haidar yang paham betul akan kesibukan Deon setiap harinya.

"Tidak!!" jawabnya, "saya, tidak sibuk. Sekarang sedang ada waktu kosong."

Sontak! Membuat kariawan lain terkejut. Karna mereka sedang mengadakan rapat, namun Deon berbohong dan segera meninggalkan rapat yang masih berlangsung.

"Baguslah, kau bisa jemput Ayara sekarang."

"Iya, saya akan tiba di bandara dalam waktu 20 menit," jawabnya sembari memutuskan panggilan.

"Crish!" Panggilnya pada asisten pribadinya.

"Iya, tuan." Dengan sigap Crish menjawab.

"Gantikan aku dalam rapat, biar kau yang pimpin rapat hari ini," perintahnya pada crish.

"Baik, tuan, sesuai perintah anda." Lalu crish pun melaksanakan perintah atasannya.

Flashback Off.

Akhirnya Deon, dan Ayara sampai di kediaman Wistara. Deon segera turun dari mobil, dan membukakan pintu untuk Ayara. Mereka pun berjalan masuk.

Melihat Sang kakek yang sudah menunggunya. Ayara langsung berlari dan memeluknya.

"Kakek!!" Sambil memeluk kakeknya, "Aku merindukan, kakek."

"Iya, kakek juga sangat merindukan cucu kesayanganku," ucap haidar sambil mengelus punggung cucunya.

Ayara juga tidak lupa menyapa para kerabatnya yang lain, seperti pamannya yang lain. Yaitu Zeround Wistara, paman ke duanya, beserta istrinya, dan dia juga menyapa sepupunya yang merupakan anak Zeround.

Selesai saling menyapa. Deon segera undur diri, karna ia baru saja menerima panggilan dari crish, ada urusan mendadak dan harus di tangani oleh Deon sendiri.

"Ayara!" Panggil Deon, "Aku, harus kembali ke kantor sekarang. Nanti aku akan menemuimu lagi, dan mengajakmu berjalan-jalan."

"Baik, paman," sahutku.

"Ayah, aku berangkat dulu," Pamit Deon pada Ayah angkatnya, yaitu Haidar.

"Baiklah, hati-hati di jalan," jawab Haidar.

Lalu Deon segera berangkat ke kantor. Sementara Ayara menemani kakeknya berbincang, ia juga megatakan akan segera mengatur kepindahan sekolahnya dan memasuki Universitas di Indo.

Tengah asik berbincang dengan kakeknya, Ayara terkejut dengan kedatangan Kakaknya, pasalnya ia merasa canggung dengan Kakanya yaitu kenya. Karna kejadian waktu itu masi terlintas jelas di kepalanya, mengingat kebencian Kenya padanya. Terkadang membuatnya takut akan teringat kejadian itu.

visual Kenya (Kim Go Eun.)

Kedatangan kenya kali ini untuk melihat Ayara, dan sekaligus meminta maaf, karna dulu ia tidak sempat mengatakanya.

Namun kenya tidak dantang sendiri, ia datang bersama dengan anaknya yang berusia 4 tahun. Bernama Liam Adrelio, anaknya bersama Adnan Adrelio merupakan teman dekat Deon. Sekaligus mitra di perusahaannya.

Adnan Adrelio, (Kim Seon Ho.)

"Kakak!"

Sapaku dan juga menatap anak kecil yang memegang tangannya.

"Apa? Dia anakmu?" tanya ku sambil menghampirinya dan anak itu.

"I-iya, dia putraku," jawab kenya dengan canggung.

"Liam, ini Bibimu Ayara. Katakan Halo! Pada bibi Ayara," pinta kenya pada putranya.

"Hallo! Bibi Ayara, namaku Liam Adrelio," ucapnya memperkenalkan diri.

"Ahh, imutnya apa kau mau bermain denganku?" Ajak Ayara.

"Baiklah bibi," sahut Liam mengiakan ajakan Ayara.

Perlahan-lahan mereka pun berbincang-bincang dengan gembira. Dalam waktu singkat Ayara dan Liam menjadi dekat. Kenya pun mulai mengatakan yang ingin ia katakan sejak lama.

Liam Adrelio.

"Ayara, aku sebenarnya ada yang ingin aku katakan. Kadatanganku kemari adalah untuk meminta maaf padamu," ucapnya mengatakan permintaan maafnya.

"A-aku ... sangat menyesalinya, hanya karna emosi sesaat aku iri, dan melampiaskannya padamu," lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Sebenarnya, aku sudah lama memaafkanmu. Jadi tidak perlu terlalu di pikirkan, kak," ucapku padanya.

"Benarkah?! Aku sangat bersyukur kau ternyata sudah memaafkan-ku," kenya memeluk Ayara.

"Sekarang, aku sudah merasa lega. Terimakasih Ayara, kau sudah memaafkan ku."

Kenya merasa lega setelah mendengar Ayara sudah memaafkannya, ia pun mengusap air mata bahagia.

"Sama-sama, Kakak."

Di sisi lain, ada tiga orang yang mengamati kebahagiaan Ayara, Kenya, Kakeknya, dan Liam. Melihat kebahagiaan mereka berempat membuat ketiga orang itu iri. Ketiga Orang itu tidak lain adalah Zeround paman keduanya, serta istri, dan anaknya. Mereka bertiga sangat membenci kebahagiaan Kenya dan Ayara.

"Ayah! Lihat mereka tersenyum bahagia membuat ku tidak tahan. Kenapa? Kakek sangat menyayangi Ayara, dia bahkan sangat memanjakannya. Kakek tidak pernah memperhatikan kita dan selalu mengutamakan mereka," rengek vika pada Zeround.

"Benar, sayang, aku rasa ayahmu itu tidak memperdulikan kita," tambah Ria istrinya.

"Iya, juga ayah selalu memperhatikan kakak, sekarang kakak dan istrinya tiada, tapi malah anaknya yang menjadi penghalang sial, mereka membuatku kesal!" Dengus zeround yang sangat kesal hingga meninju tembok.

"Kita sudah menyingkirkan orang tuanya, dan di saat aku akan menyingkirkan gadis itu. Deon malah menyelamatkannya tepat waktu, benar- benar sial!" ucap Zeroun.

"Benar susah payah aku menghasut kenya saat itu agar membencinya, tidak di sangka itu sia-sia," sahut Sang istri.

***

Berkarya tidak mudah harap tinggalkan like ya dan jika kalian suka harap beri rating dan tambahkan favorit.

Jangan lupa komen.

Terpopuler

Comments

Jo Doang

Jo Doang

tetap semangat ya

2021-11-16

1

wiwik sanjaya

wiwik sanjaya

xiabaoo 😘😘😘

2021-10-22

2

Edelweiss🍀

Edelweiss🍀

semakin menarik saja ..

2021-10-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!