"pagi, gimana tidurnya?" aku yang baru keluar kamar langsung meneguk segelas susu yang disediakan di meja makan.
"tidurku, entahlah badanku sakit semua rasanya" ungkapku, Vanya hanya tersenyum.
"gimana sama Rey?" aku menahan tanganku yang akan menyuapkan sepotong sandwich ke mulutku.
"gimana apanya?" tanyaku penasaran, aku mengunyah sandwich yang rasanya sedikit berbeda dari buatan Vanya.
"Rey, semalam kalian tidur berdua Kena"
UHUK
aku menepuk leher belakangku, Vanya dengan sigap memberiku segelas air putih.
"are you okay?"
"no no no, apa maksudmu kami tidur berdua?" tanyaku menelisik, dia hanya menghela nafas lalu melipat tangannya di dada, aku mengikuti gerakan kepalanya agar aku melihat tubuhku.
WHAT?
Sebuah kemeja kebesaran berwarna putih, oh my god aku bahkan tidak memakai apapun di dalamnya. ****!
aku berlari ke kamar mengambil pakaianku, lalu masuk kedalam kamar mandi. Rey, lelaki itu benar benar membuatku egh. bagaimana aku bisa kecolongan, bercinta dengan lelaki yang sama untuk yang kedua kalinya.
tapi aku tidak merasakan apa apa?
tunggu!
mataku membulat sempurna, sebuah ingatan tergambar di memoriku bagaikan film yang diputar di televisi.
bagaimana aku menganggap semua itu mimpi sedangkan aku merasakan kehangatan, kenikmatan dan ah damn it!...[]
"tidak pulang semalam?" suara bariton mengejutkanku saat memasuki pintu utama, papah duduk dengan menyilangkan kaki di sofa kesayangannya.
"hem, dari rumah Vanya" kataku.
"mabuk lagi?"
"engga, kemarin nyari gaun pengantin buat Vanya" kataku, papa bangkit dari duduknya dan menghampiriku.
"kenapa kamu ngga sekalian nyari gaun pengantin?" lelaki paruh baya dengan wajah tampan dan tubuh kekar lama lama membuatku ingin mencakar rahang kokohnya.
"please pah, nanti juga nikah udahlah do'ain aja" kataku.
"papah sudah tua, pengen nimang cucu juga sudahlah susah ngomong sama kamu pokoknya nanti malam kamu harus ketemu sama anaknya temen papah" ini bukan pertama kalinya, tapi ujung ujungnya selalu batal karena mereka tidak menyukai sikap papah, bagi kami yang usianya lewat 25 tahun ya pacaran bukan lagi seperti anak remaja pada umunya tapi batasan batasan selalu aku pertahankan.
"ya terserah papah, atur sajalah" kataku, melenggang pergi adalah pilihan terbaik. masuk kedalam kamar membuang sembarangan tas dan merebahkan diri.
"apa lelaki itu serius ingin menikahiku?" pertanyaan yang terputar di otaku sedikit banyaknya membuatku stress.
"gimana kalo elo hamil?"
"pasti gol iya kan?"
"engga pake pengaman kan?"
"oh ayolah kena jangan bodoh"
cercaan Vanya membuatku berpikir keras, bagaimana jika seandainya aku hamil? dia Rey, lama tinggal di Amerika pasti papah tidak kenal. mengatakan jika aku sudah tidak lagi suci bisa mati di tembak ditempat.
huh.
hari ini tidak ada kegiatan apapaun, hanya ingin merebahkan tubuh seharian bermalas malasan dan menikmati hidup senikmat nikmatnya.
18.45
sebuah tempat sudah di atur untuk bertemu lelaki bernama nathan, aku melangkah memasuki sebuah restoran ternama yang sedikit lenggang.
"nona kena?" sebuah pertanyaan terlontar dari seorang bartender.
"iya saya" kataku.
"oh, ada pesan dari tuan nathan untuk membawa nona ke tempat yang sduah di pesan" katanya, aku mengangguk menyetujui jalan mengekor di belakangnya lebih baik.
seorang lelaki dengan pakaian santai, berwajah biasa saja namun manis, tubuhnya tinggi tegap.
"kau Kena?" tanya nya saat kami tiba di meja yang dimaksud bartender.
"iya, kau nathan?" tanyaku, kami duduk lalu memesan beberapa makanan dan minuman.
"papamu mengundangku untuk makan malam bersamamu, aku kira tidak salah jika menerimanya" katanya membuka percakapan lagi.
"iya, biasalah namanya orang tua di usiaku yang tak lagi muda pasti ingin melihat anak semata wayangnya menikah mengenakan gaun mewah dan di dampingi pria pilihannya" kataku, dia hanya tersenyum tipis namun mampu menampilkan lesung pipit dipipi kirinya uh kau manis sekali.
"ku dengar kau seorang manager?" aku mengangguk.
"benar, tapi biasalah kau tahu perusahaan ku tidak terlalu hebat" kataku merendah, dia tertawa.
"bagaimana mungkin? bahkan semua produk yang diluncurkan perusahaanmu sangat laku di pasaran" katanya, niat hati ingin merendah dia malah menyanjung ya sudahlah.
"pesanannya tuan, nona"
"ah, iya" setelah makanan tersaji, tidak ada lagi obrolan kami hanya fokus menyantap hidangan makan malam yang kami pesan.
"nathan, aku sudah selesai" kataku saat selesai dengan aktivitas ku.
"aku juga, kau masih ada waktu?" tanya nya.
"sepertinya tidak, aku harus pulang" kataku.
"mau aku antar?" aku menggeleng cepat menolak tawaran nathan.
"maaf, aku bawa mobil sendiri tadi" dia hanya tersenyum "kalau begitu aku pamit, thanks ya, see you" kataku.
"see you"
kami berpisah, aku melenggang pergi arloji ku menunjukan pukul 20.59 rasanya waktu berjalan begitu cepat.
netraku menangkap seseorang, Rey! mau apa dia di lampu merah? tak lama sofi menghampiri nya memeluk lelaki itu dari belakang!
TIIIIIIIIIIN
ku tekan kelakson selama mungkin, membuat pengemudi sekitar terganggu termasuk Rey dan sofi yang kini menatapku. lelaki itu menepis tangan sofi lalu ingin menghampiriku, namun lampu menyala hijau aku melesat dengan kecepatan tinggi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Siti Nihayatul
aq selalu ngeliek thor.tetap semangat
2022-07-07
0
Yuni Aqilla
semangat up nya thor, walaupun gk ada yg ngelike,
2022-01-09
0