Pria Bermata Coklat

Tubuhku terasa ngilu saat guyuran air shower menghujani tubuhku, ada perasaan sakit yang menjalar mengingatkanku pada seseorang.

pria itu tubuh kekarnya yang mengunci tubuhku, mata elang berwana coklat bagai hipnotis yang membuat tubuhku pasrah padanya.

aku menggeleng kuat, tunggu bukan ini yang ku mau?

tanda merah yang dibuatnya membuatku bergidik ngeri, harus aku akui aku menyukainya, dia yang menyentuhku untuk pertama kalinya dia yang mengajariku hal baru, ah sudahlah.

14.30

Aku Kenara Adeandra terbiasa dipanggil Kena seorang perempuan berusia 29 tahun yang kata orang aku adalah perawan tua, ah sebuah julukan yang sangat aku benci sebetulnya tapi memang sampai saat ini belum ada lelaki yang membuatku tertarik, tidak bukan aku memiliki kelainan hanya saja trauma pada masa lalu membuatku enggan mengulangnya lagi.

"Kena!" suara itu menghentikan langkahku. Vanya dia sedikit berlari kecil ke arahku.

"kau kemana semalam?" tanya nya tanpa merasa berdosa! oh Tuhan harus aku apakan hambamu yang satu ini.

"kau mencari ku?" tanyaku sedikit malas.

"iya, kau tahu papamu over protective" yes! itu alasanku dijauhi teman laki laki, perlahan mereka hilang bagai telan bumi.

"aku tidur" jawabku jujur memang tapi setelah kegiatan ITU.

aku yang tengah berada di sebuah Mall mengalihkan pandanganku saat seseorang mendekat kearah kami, seorang laki laki berbadan tegap wajah tampan dengan rahang kokoh ah aku yakin perutnya seperti roti sobek.

"eh kenalin, Rey! sepupuku" ujar Vanya, aku menjabat tangan lelaki itu yang sudah terulur ke arahku.

"Rey" Tunggu! suara itu "kenapa?" aku menggeleng cepat saat lelaki itu bertanya.

"Kena"

setelah berdebat dengan perempuan berambut sebahu berkulit putih bertubuh biola spanyol itu akhirnya aku mengikuti keinginannya, pergi untuk mencari gaun pengantin untuknya.

"kau tidak mau mencobanya?" aku menoleh pada asal suara Rey! lelaki itu.

"untuk apa?" tanyaku sedikit malas.

"untuk kita!" modus laki laki yang sudah sering kutemui, ah sudahlah palingan di php in terus ditinggalin.

"aku mau bertanggung jawab" aku menghentikan aktivitasku yang sedang meraba detail gaun pengantin di hadapanku.

"untuk?" aku membalikan tubuhku, sedikit mendongkak dan menatap kedua matanya, tunggu! matanya.

"*tolong pelan!" kataku saat sesuatu akan melesak masuk kedalam inti tubuhku.

"tenanglah, harus tenang dan rileks supaya tidak sakit" katanya, suara parau dengan suhu tubuh yang panas menandakan bahwa lelaki itu tengah menahan sesuatu yang sangat sulit dikendalikan.

jemari lentik dengan kuku yang sedikit panjang mencengkram seprei, wajahnya mengdongkak matanya terpejam.

"agh*"

"hey" sebuah tepukan di pundaku mengembalikan ku dari memori semalam. Ku tatap kedua mata itu dan mencari sesuatu.

"KAU!"

"mari menikah"

"JANGAN PERNAH MUNCUL LAGI DI HADAPANKU!" teriakan ku mengalihkan pengunjung butik, lelaki itu sedikit terkejut dengan sikapku.

"Aku bersumpah, jika bukan kau yang menghilang maka aku yang akan hilang" pelan namun tegas, dia hanya diam seorang penjaga datang namun dia memberikan kode, entah untuk apa.

"permisi" kataku, aku melangkah melewati tubuhnya namun lenganku dicekal menyeret ku masuk kedalam kamar pas dengan cepat.

"kau mau apa, lepask..." kataku namun mulutku dibekap oleh tangan besarnya, ****!!

"aku tidak memintamu masuk kedalam kamarku semalam, tapi kau yang masuk dengan sukarela" APA! APA DIA BILANG!!

"dasar lelaki gila" umpat ku, saat tanganku meraih knop pintu tubuhku mematung saat Rey memelukku dari belakang.

"lepas! aku mau pergi" kataku, tapi tak ada respon hanya ada deru nafas ditelinga ku, pacu jantung yang semakin cepat membuatku seakan tidak bisa bernafas saat bibir itu menyentuh kulit leherku. sial!

"*agh"

"kau sangat sempit" dia berpacu dengan cepat, lalu membalik tubuh perempuannya, menindih tubuh telungkup itu.

"kau lelah"

"sedikit"

"kau hebat! mari lanjutkan*"...[]

aku menggeleng cepat berharap kegiatan semalam tidak lagi menari didalam otaku, oh Tuhan aku harus apa?

aku membalikan tubuhku, lidahku keluarga saat tatapan mata kami beradu, dia menghipnotis kesadaran ku.

bibir kami beradu, aku diam tidak membalasnya namun, ada sesuatu yang membuatku ingin lebih, aku meraihnya mengalungkan tanganku dilehernya.

"kau menyukainya? " aku memalingkan wajahku malu!

"kau malu? menikahlah denganku, biarkan aku bertanggung jawab atas perbuatan ku semalam"

"untuk apa? bukankah aku tidak lebih dari perempuan panggilan bagimu?" aku menatapnya nyalang, entah rasa kesal dan marah tiba tiba muncul dan memenuhi relung hati.

"tidak! bukan seperti itu"

"ini pertemuan terakhir kita" aku mendorong tubuh itu, dan meninggalkannya.

"Kena? kau disini?" sofia, kenapa harus bertemu dengan perempuan iblis ini.

"bukan urusanmu" aku melenggang pergi.

"REY! SAYANG KAMU KEMANA AJA" aku menghentikan langkahku, dia berbicara seperti ingin aku mendengarnya.

sebuah cermin di hadapanku memantulkan apa yang terjadi di belakangku, sofi bergelayut manja pada Rey! dasar perempuan murahan! dasar lelaki bajingan!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!