Chapter. 04

Yujin berjinjit untuk menengok siapa pemilik suara dari balik badan Kang-Joon.

“Oh.. Young-Joo kau sudah datang.” Yujin menyapa sang kekasih yang sebenarnya sudah beberapa saat memperhatikannya dari jauh.

“Sudah dari tadi, kau tidak tahu karena terlalu asiak mengobrol.” Young-Joo menyindir Yujin.

“Aaa.. dia adalah seniman pemilik studio dilantai dua gedung ini.” Yujin melirik ke Kang-Joon, memberi sinyal agar memperkenalkan diri ke Young-Joo.

“Anyeonghaseyo, saya pemilik studio di lantai dua gedung ini, Song Kang-Joon.” Kang-Joon dapat melihat wajah kesal Young-Joo. “Ermm.. saya...”

“Dia mau menemui Jang Sajangnim.” Yujin menjelaskan ke Young-Joo.

“Iya.” Kang-Joon sedikit grogi, entah mengapa rasanya seperti ketahuan selingkuh.

“Park Young-Joo, pacar Yujin.” Dengan wajah datar Young-Joo memperkenalkan diri.

“Aa.. ne, kalau begitu saya..” Kang-Joon bermaksud untuk mengakhiri suasana canggung diantarda mereka, tapi Young-Joo sudah mendahuluinya.

“Ayo pulang, sudah malam.” Young-Joo menarik tangan Yujin, mengajak sang kekasih segera menjauh dari lelaki yang menurutnya adalah ancaman.

“Selamat malam, jangan lupa antar sajangnim pulang ya.” Yujin masih sempat bercanda saat sang kekasih sudah menyeretnya jalan.

Kang-Joon segera masuk ke café.

“Kau kenal Park Young-Joo? Pacar Yujin?” Kang-Joon sudah tidak perlu lagi berbasa-basi dengan So-Hee.

“Kenal, kenapa kau tiba-tiba tanya tentang Young-Joo?” So-Hee semakin penasaran, sejak tadi dia sebenarnya mengawasi dari dalam.

“Sepertinya dia salah paham padaku.” Kang-Joon duduk dihadapan So-Hee.

“Hem? Memang ada kejadian apa?!” So-Hee menutup laptopnya.

“Tadi aku dan Yujin sempat mengobrol sebentar, lalu Young-Joo datang dengan wajah aneh, sepertinya dia cemburu kepada ku."

"Namanya juga anak muda, egonya masih tinggi. Cemburu nya lebih besar dari segalanya, benar kan?" So-Hee berjalan menuju bar.

"Sepertinya kau expert dalam hal ini?" Kang-Joon memancing So-Hee.

"Benar kah aku terlihat begitu? Hemm.. bisa jadi." So-Hee menengok Kang-Joon sambil melemparkan senyuman mesterius.

"Emm.. boleh aku tanya sesuatu?" Dengan ragu-ragu Kang-Joon memberanikan diri beranya.

"Tanya saja, gratis kok. Apa?" So-Hee sudah berdiri dibalik bar.

"Apa kau sedang dalam hubungan dengan seseoarang?"

So-Hee menggelengkan kepala, "Bichi.. naneun solo." So-Hee memainkan jari telunjuknya diujung pundak seperti menarikan koreografi milik seorang idol Jenie berjudul solo.

Kang-Joon tersenyum, "Kau cocok jadi idol, kenapa tidak ikut audisi di agensi idol saja?"

"Kalau aku ikut audisi di YG menurut mu apa aku bisa menjadi mamber ke lima blackpink?"

Kang-Joon dan So-Hee tertawa bersama.

Yaa.. begitulah mereka, hanya dalam waktu satu minggu mereka bisa menjadi teman yang sedekat itu.

...---...

"Aaa.. kaki ku sakit, kenapa jalan buru-buru begini sih?" Young-Joo tidak menghiraukan rengekan kekasihnya, tangannya masih menggandeng erat tangan Yujin, dan langkah kakinya pun masih cepat.

"Kau cemburu ya?"

SET! Yak.. kali ini Yujin berhasil membuat Young-Joo berhenti.

"Kau senang sekali memang bikin aku cemburu." Young-Joo akhirnya bersuara.

"Aigoo.. uri Young-Joo kiyowo." Yujin mencubit kedua pipi Young-Joo.

"Aww.." Young-Joo mengelus kedua pipinya yang terasa perih karena dicubit Yujin.

"Sudah ku bilang kan, dia adalah seniman oemilik studio di lantai dua gedung, dia sedang mendekati sajangnim. Setiap hari setelah cafe tutup dia datang untuk mengobrol dengan sajangnim, lalu tadi aku hanya mengobrol sebentar."

"Huft.. baiklah, iya iya.. aku minta maaf." Young-Joo kembali menggandeng tangan Yujin. "Ayo cepat, nanti kau ketinggalan bus terakhir."

"Malam ini aku menginap di apartmen mu." Yujin menghentikan langkah Young-Joo.

"Lagi??"

"Wae? Kau tidak mau?"

"Tidak, bukan begitu, tapi.. ayah mu akan mencari mu jika kau berhari-hari tidak pulang."

"Ch.. ayah?? Aku tidak yakin dia ingat bahwa aku adalah anak nya." Yujin berjalan ke arah yang berlawanan dengan arah menuju halte bus, tapi Young-Joo menahannya.

"Aku tahu kau membenci nya, tapi dia sedang sakit."

"Dia sendiri kan yang membuat badan nya sakit, aku sudah melakukan yang terbaik sebagai seorang anak, aku nemberinya uang, memberinya makan, memberinya baju. Tapi yang dia lakukan hanya mabuk-mabukan, main judi, lalu kalah, lalu memeras ku lagi, hah.. apa benar orang seperti dia bisa disebut ayah??" Yujin selalu emosi setiap membahas sang ayah.

"Baiklah, aku tahu. Di luar dingin, ayo kita pulang." Young-Joo mebcoba menenangkan Yujin, dia menggandeng tangan Yujin dan mengajaknya pulang ke apartmen nya.

Yujin hanya tinggal bersama sang ayah. Ayah nya tidak memiliki pekerjaan, ayah nya suka mabuk dan berjudi dengan uang yang Yujin berikan. Ibu Yujin pergi meninggalkan rumah saat Yujin masih berusia lima belas tahun, saat itulah Yujin mulai melakukan banyak hal sendiri, termasuk menghasilkan uang.

Berbeda dengan Yujin, Young-Joo adalah anak dari sepasang orang kaya yang tinggal di Daegu. Young-Joo tinggal sendiri di Seoul, di apartmen yang tentunya di sewa oleh kedua orang tua nya. Young-Joo sekarang berstatus seorang mahasiswa jurusan manajemen semester akhir di sebuah universitas terkenal di Seoul.

Yujin dan Young-Joo adalah teman semasa SMA, kisah cinta mereka berawal dari sebuah persaingan sengit untuk mewakili sekolah untuk ajang olimpiade matematika. Yujin dan Young-Joo adalah siswa terpintar di angkatan nya.

...---...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!