Tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. teng..
Tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. teng.. tong.. teng..
"OMO! sudah jam dua belas, astaga kita terlalu asik ngobrol sampai lupa waktu." So-Hee kaget setelah tahu ternyata sudah jam dua belas malam.
"Iya, tidak terasa sudah empat jam kita ngobrol."
So-Hee dan Kang-Joon masing-masing sudah menghabiskan dua gelas teh hangat.
"Ah.. maafkan aku, aku memang begini jika sudah menemukan orang yang enak diajak ngobrol jadi lupa waktu." So-Hee menyelipkan sedikit rambut panjangnya dibelakang telinga.
"Tidak, tidak perlu minta maaf, aku memang tidak biasa ngobrol lama dengan orang yang baru saja aku kenal, tapi aku rasa kau lain." Kang-Joon menyondongkan badannya hingga menempel ke meja.
So-Hee awalnya juga menempelkan badannya di meja, di tidak sadar. So-Hee baru sadar setelah Kang-Joon melakukan hal yang sama, So-Hee menarik badannya, lalu berpura-pura mengolet.
"Ahhh... sampai pegal badan ku." So-Hee sedikit salting saat wajahnya dan wajah Kang-Joon berdekatan.
"Aku tidak lihat mobil lain selain mobil ku." Kang-Joon mulai menggiring So-Hee untuk pulang.
"Aa.. aku tidak punya mobil, aku selalu memakai bus atau taksi." Jawab So-Hee sambil membereskan laptop dan kertas kerjanya.
"Kalau begitu ayo aku antar, sudah lewat tengah malam, bahaya kalau kau pulang sendiri."
"Tidak usah, masih banyak taksi kok, kau pulang saja dulu aku masih mau beres-beres di dapur." So-Hee tidak ingin dinilai gampangan, dia berusaha menolak ajakan Kang-Joon.
"Tenang saja, aku tunggu diluar sambil merokok." Kang-Joon keluar.
'Hahhh.. eottokke, masa baru kenal sudah mau antar pulang? Tapi kalau ditolak lagi juga tidak enak, hahh... yasudahlah.' Batin So-Hee.
So-Hee segera berkemas dan merapihkan beberapa hal di dapur lalu keluar cafe.
"Sudah?" Tanya Kang-Joon.
"Hem.. tinggal kunci pintu dan tutup roling door saja." Selesai kunci pintu Kang-Joon langsung menarik roling door untuk membantu So-Hee.
"Aa.. terimakasih, padahal aku bisa sendiri. Aku sudah biasa melakukannya." So-Hee tidak ingin terlihat lemah di depan siapapun.
"Iya, kau memang hebat. Ayo pulang." Kang-Joon lagi-lagi memuji So-Hee dengan senyum dan tatapan mata hangatnya.
'Gilaaaa.. Sudah berapa kali dia membuat ku senyum-senyum?!' So-Hee membatin.
"Jang So-Hee, kau tidak dingin?" Teriak Kang-Joon dari dalam mobil.
"Ah.. iya." So-Hee ingin menolak ajakan Kang-Joon tapi sudah tidak ada jalan keluar, akhirnya So-Hee menurut, dia masuk ke mobil Kang-Joon.
Selama perjalanan So-Hee dan Kang-Joon tidak banyak bicara.
"Disini?" Tanya Kang-Joon saat mereka sudah sampai di depan rumah So-Hee.
"Iya, aku tinggal di rumah atap rumah ini." So-Hee menunjuk ke atas.
"Aa.. pasti sangat romantis, bisa melihat bintang di malam hari." Kang-Joon sebenarnya sedikit kaget, bagaimana seorang pemilik cafe memilih untuk tinggal di rumah atap yang terkenal murah sewanya.
"Hem, cocok sekali untuk makan ramyeon dan minum soju."So-Hee tahu pujian barusan bukan murni pujian.
"Kalau begitu, suatu hari kau harus mengajak ku."
"Kapan pun kau punya waktu."
"Hem.. kau salah sangka, aku ini bukan orang sibuk."
Lagi-lagi So-Hee tertawa, sudah berapa kali dia tertawa renyah di hadpaan Kang-Joon.
"Aku turun, terimakasih tumpangannya. Selamat malam, hati-hati di jalan." So-Hee keluar dari mobil, dia berdiri di sebelah mobil hendak menunggu Kang-Joon pergi.
"Masuklah dulu baru aku pergi."
"Ne." So-Hee menurut, dia menaiki tangga menuju ke rumahnya.
"Wanita yang unik, bagaimana bisa seorang bos yang sudah punya tiga cafe memilih tinggal di rumah atap dan tidak punya mobil, hem." Kang-Joon mempeehatikan So-Hee hingga tidak terlihat baru dia pergi.
SEOUL, 29 Januari 2019
Masih seperti biasa So-Hee memulai harinya dengan jogging lalu mandi dan bersiap untuk berangkat kerja. Hari ini So-Hee masih akan sibuk satu hari penuh di The S 3, lima hari kedepan So-Hee masih ingin fokus di The S 3.
Antusias orang-orang di Itaewon memang gila, hanya dlaam waktu satu minggu saja The S menjadi salah satu 'hot place' di Itaewon. Cafe tidak pernah sepi, hal ini karena memang The S sudah terkenal sebelumnya. The S 1 dan 2 juga tidak pernah sepi pengunjung.
Kegigihan So-Hee memang patut diacungi jempol, lima tahun lalu berbekal uang tabungan, hutang bank, pengetahuan tentang cafe yang dia kulik dari orang-orang yang dia kenal, dari buku sampai webinar juga dia ikuti agar memiliki wawasan dan pondasi bisnis cafe yang kuat, dia membuka cafe dengan brand 'The S'. The S diambil dari namanya sendiri, So-Hee.
Lima tahun lalu So-Hee merekrut Yujin yang baru saja lulus SMA untuk menjadi partner kerjanya. Yujin lah yang menemani So-Hee berjuang dari awal. Saat awal membuka The S, So-Hee dan Yujin mati-matian mempromosikan cafe, semua cara sudah mereka lakukan, dan memang benar usaha yang keras dapat menghasilkan hasil yang tidak mengecewakan. Memang butuh waktu yang tidak singkat, sekitar sepuluh bulan barulah The S mulai memiliki pengunjung yang lumayan banyak, sebelumnya pengunjung The S hanya sedikit, tapi setiap minggu jumlah pengunjung makin bertambah.
Lalu tepat satu tahun saat The S sudah mulai ramai pengunjung, So-Hee mulai merekrut pegawai baru. Keberuntungan juga mulai muncul, pengunjung di The S selalu membludak tiap harinya, hinggal di tahun ketiga So-Hee berani membuka The S 2 di Gangnam. Saat baru dibuka Yujin dipindahkan ke The S 2 sebagai manager, lalu saat The S 3 buka, lagi-lagi Yujin dipindahkan, So-Hee tidak punya pilihan lagi, hanya Yujin yang bisa dia andalkan dan dapat dipercaya.
"Sajangnim, tangan ku rasanya hampir patah." Yujin menenggelamkan wajahnya di meja, kedua tangannya dia letakan tanpa tenaga diatas meja.
"Tenang saja, bonus akhir bulan bisa kau pakai untuk spa yang mahal." So-Hee masih sibuk mengerjakan laporan penjualan ketiga cafenya.
"Sudah tembus target ya??" Mata Yujin berbinar.
"Belum, 88%, tinggal 12%, sudah pasti tercapai kan? Dalam seminggu saja sudah mencapai 88%. Hah.. sepertinya aku salah menentukan angka targetnya, terlalu rendah." So-Hee menggoda Yujin.
"Tidak sajangnim, angka target The 3 tinggi lho untuk setara safe baru saja opening."
"Emm.. memang, tapi angka itu standar cafe The S, dan The S 3 sudah hampir mencapai target walau baru satu minggu opening."
"Sudahlah aku mau pulang sajangnim."
"Hem.. iya, pulang sana."
"Kenapa? Sajangnim mau kencan lagi dengan seniman lantai dua?"
"Haiss.. sudah ku bilang kan, kita teman ngobrol, itu saja."
"Tapi seminggu ini kalian selalu meluangkan waktu untuk 'berduaan' kan?"
"Berduaan??" So-Hee memelototi Yujin.
"Iya kan? Seniman lantai dua itu selalu datang setelah cafe tutup, dia sengaja..."
"Song Kang-Joon." So-Hee selalu mengoreksi Yujin setiap menyebut Kang-Joon dengan sebutan 'seniman lantai dua'
"OMO! Waenyiriya.. sajangnim tidak suka aku menyebutnya seniman lantai dua, hemm."
"Hem.. terserah kau sajalah mau panggil dia apa. Tapi.... kata 'berduaan' tidak cocok untuk menggambarkan hubungan ku dengan Kang-Joon, kami tidak.."
"OMO! Kami?? Hubungan? Uww.. sudha lama aku tidak mendengar seorang Jang So-Hee menyebut 'kami' untuk dirinya dengan seorang laki-laki. DItambah lagi menyebutkan kata 'hubungan' yang bersanding dengan nama laki-laki. Hem..."
"Yaa~!! Kang Yujin keumanhae!!" So-Hee melempar pena ke Yujin, tapi Yujin menghindar sambil menggendong tasnya.
Tok.. tok..
So-He dan Yujin menoleh ke pintu setelah mendengar suara pintu diketuk.
"DAEBAK!! panjang umur sekali dia." Yujin langsung membuka pintu setelah melihat bahwa Kang-Joon lah yang mengetuk pintu.
"Yujin... andwe." So-Hee meneriaki Yujin taspi tidak digubris.
"Anyeonghaseyo cakanim." Yujin menyapa Kang-Joon.
"Ne, anyeonghaseyo."
"Mau ngobrol ya dengan Jang sajangnim?"
"Hem." Kang-Joon hanya menjawab singkat sambil tersenyum.
"Sajangnim ada di dalam, dia sedang sibuk meneliti laporan penjualan yang semakin hari semakin meningkat."
"Ah.. begitu ya." Kang-Joon melirik ke dalam cafe melihat So-Hee yang sedang fokus menatap layar laptopnya.
"Cakanim.. mau aku beritahu rahasia?" Yujin sedikit berbisik, sambil tangannya membuat tanda untuk mendekat.
Kang-Joon menunduk agar Yujin dapat membisikinya.
"Aigoo.. Kang Yujin apa yang sedang dia bicarakan ke Kang-Joon." So-Hee membatik, sejak tadi sebenarnya So-Hee memperhatikan gerak-gerik Yujin dan Kang-Joon.
"Ehemm.."
Terdengar suara orang berdehem dari belakang Kang-Joon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Agusrita Wijayanti
keren ini berbau korea 👍😘
2022-12-30
0
Utagusta
dikasih translate thor
2022-12-17
0
Utagusta
*sudah
2022-12-17
0