Felysia akhirnya bisa bernafas lega.setelah pertemuannya dengan nyonya Sinta berjalan dengan baik, dia senang karna nyonya Sinta membantunya mengatasi sifat pemalunya itu.sia fikir seperti di drama-drama yang ia tonton di televisi dimana ibu mertua mereka terlihat kejam dan menindas menantu mereka, ternyata tidak ada yang seperti itu,dan sia mulai merutuki kebodohannya mengapa ia percaya hal itu terjadi di dunia nyata,itu hanya drama dan nyonya Sinta telah menjadi buktinya.
sebelumnya setelah makan direstoran tadi felysia sudah ditawari untuk pulang bersama dengan nyonya Sinta,tapi sia dengan sopan menolak.bukan apa,dia hanya tak enak karna saat mengobrol pun berkali-kali telepon nyonya Sinta berdering pertanda memang kesibukannya sedang memanggilnya.
Setelah perdebatan yang cukup alot akhirnya nyonya Sinta pun menyerah dan membiarkan felysia berjalan kaki sampai ke halte,karna memang benar-benar telah dikejar waktu saat itu.
baru setengah perjalanan, sia memutuskan untuk ke supermarket yang ada di seberang jalan sebentar guna membeli keperluan yang kosong di rumah dan juga barang titipan dari bibinya.
Syukurnya masih ada uang yang dia sisihkan setiap hari dari gajinya menjadi guru di taman kanak-kanak dan juga membantu bibi Arin tetangga disamping rumahnya yang berprofesi sebagai penjual bolu.
Memang semenjak felysia bekerja dialah yang menjadi tulang punggung keluarga, sang paman yang sudah lama berhenti dari pekerjaannya dan Bella yang tidak mau bekerja membuat felysia mau tidak mau harus mengemban dan mencukupi semua kebutuhan keluarga.
Setelah masuk ke supermarket dan mengambil barang yang ia butuhkan sia siap membayar jika saja seseorang tidak menyenggolnya dan membuat tubuhnya tak seimbang.
"Ah, maaf nona aku tak sengaja,apa kau baik-baik saja." orang yang menabraknya itupun membantunya berdiri dan ikut mengambil barangnya yang berantakan.
"Iya aku tak apa, terima kasih.ngomong-ngomong mengapa kau terburu-buru seperti ini?" Tanya felysia.
"Kau tak tahu? Diluar sana sedang ramai seorang pria kaya terlihat sedang menindas seorang pengemis." Jawab pemuda itu yang sia taksir umurnya tak jauh berbeda dengannya.
Felysia yang mendengarnya pun mengikuti pemuda itu yang sudah lari dengan tergesa-gesa.dan benar yang dikatakan pemuda itu didepan pintu supermarket terlihat seorang pengemis yang terlihat masih sangat muda dan seorang pria tinggi yang dengan pakaian yang tak bisa dibilang biasa saja meskipun hanya pakaian casual dan seorang pria disamping pria kaya itu yang sia tebak adalah pengawal dari tuan muda itu.
Sia yang kasihan melihat ekspresi pengemis itu akhirnya memberanikan diri untuk menerobos masuk kerumunan itu dan ingin menuntut keadilan untuk pengemis yang sia rasa tak bersalah itu.
"Kalian kenapa hanya menonton saja? Tak bisakah kalian lihat wajah malang pemuda ini,bukan berarti yang menindas nya orang kaya kalian hanya diam saja menonton." Ujar sia membuka suara dengan lantang.
Kemudian semua orang disitu berbisik-bisik mempertanyakan siapa gadis yang berani dan mempunyai nyali besar untuk ikut campur urusan yang bukan haknya,semua menjadi hening.
Sia yang melihatnya mati-matian mempertahankan diri agar tidak pingsan ditempat.meskipun begitu melihat pandangan orang-orang disini kepadanya membuat nyalinya ciut.
Tapi ia paling tidak bisa melihat seseorang ditindas karna dia sendiripun pernah mengalaminya bahkan adik sepupunya pun ikut menindas nya saat ia di rundung oleh orang-orang yang tak suka padanya dulu.
"Hei nona! berhentilah disitu apa kau mencoba melindungi seorang pelaku yang mencoba mencelakai tuanku?" Ucap pengawal pria kaya itu.
"Apa maksudmu? bukankah kau dan tuanmu itu telah menindas pengemis ini?" Tanya sia mulai bingung.
"Sepertinya kau telah salah paham nona.dia adalah orang jahat yang berpura-pura menjadi pengemis dan mencoba membunuh tuanku." Jawab pria pengawal itu.
"Apa! benarkah,Tapi ... Tapi ... tapi kata orang itu kau-"
"Sudahlah nona kau menyita waktuku lebih baik kau minggir." Suara berat dan serak itu berhasil memotong ucapan sia dan menyuruhnya untuk menyingkir.
"nona lebih baik kau menyingkir,bosku adalah orang berpengaruh dia sudah memanggil seorang utusannya untuk membawa dan mengintrogasi penjahat ini." Ucap Leo mencoba memberi pengertian kepada sia.
"Dan untuk semua orang lebih baik kalian bubar! Ini bukan sebuah pertunjukan untuk kalian tonton." Suara menggelegar dari tuan muda itu membuat semua orang yang berkerumun mundur teratur dan lari terbirit-birit.
Felysia yang sudah terkadung malu hanya menundukkan kepalanya saja.ia mulai merutuki dirinya yang tergesa-gesa langsung menerobos tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenarannya.
sia berjalan dengan pelan-pelan agar kehadirannya tak dihiraukan dan dia lebih cepat pergi dari sini.tapi kesialan baginya kakinya malah tidak seimbang dan membuat dirinya tersungkur.
"Hei apa kau tidak mau bangun? Badanmu sangat berat." Suara seseorang dibawah sia membuat dia membuka matanya yang sedari tadi terpejam.
Felysia terpekik kaget, karna sekarang posisinya yang berada di atas pria itu. di buru-buru saja bangun dan membenarkan rambutnya yang kusut.
"M-maaf tuan, aku sungguh-sungguh minta maaf aku kira aku terjatuh di tanah,eung ... tuan I-itu itu di bajumu ada ... " Muka sia yang bersemu merah sampai ke telinga membuat Abhimanyu bertanya-tanya.
"Ada apa? Bicaralah yang jelas" tanya Abhimanyu tidak sabaran.dia berpikir apakah wanita ini tidak bisa bicara bahasa Indonesia dengan benar atau bagaimana.
Sia hanya diam,dia tak tahu harus memberitahukannya bagaimana.dia benar-benar sangat malu,ingin rasanya ia menghilang saat ini juga.
"Pfftt ... Itu tuan ada emm ... ada kepingan pembalut wanita yang terselip di kerah kemeja anda," kata Leo dengan kekehan.
"Apa! Pembalut Wanita." Kata tuan muda itu dengan merinding.
Bagaimana bisa? apakah pembalut wanita itu robek dan kepingannya itu berserakan di tanah hingga ada yang menyelip di kerah jasnya. Abhimanyu tak habis fikir.
"Eung, Maaf tuan,aku tidak sengaja ... sungguh-sungguh tidak sengaja." Setelah mengatakan itu felysia mengambil tasnya dan berlari tunggang langgang menahan malu yang luar biasa dan meninggalkan belanjaanya begitu saja.
"Hei nona kau mau pergi kemana?!" Leo yang melihat ingin meneriaki wanita itu tapi wanita itu sudah tak terlihat.
Abhimanyu mengangkat sudut bibirnya yang berkedut," hmm ... menarik" monolognya setelah melihat bagaimana gadis itu yang pergi begitu saja.
terasa ada yang memperhatikan abhimanyu lantas berdehem keras "Leo cepat bereskan ini,aku akan menunggu di mobil."
Dengan mengingat kejadian tadi Leo tak kuasa untuk tidak tertawa tepat setelah bosnya memasuki mobil. Selama bekerja untuk putra pertama keluarga maheswara itu Leo jarang-jarang melihat ekspresi Abhimanyu yang seperti itu.abhimanyu yang sentiasa memasang wajah datar dan berkata pun hanya sepatah dua kata itu akhirnya memasang ekspresi malu dan bersemu merah dan itu karna seorang gadis,sungguh sebuah keajaiban.
Tepat setelah ia membereskan barang-barang nona itu, seorang kasir tampak berlari kecil menghampirinya.
"Tuan apakah ada melihat wanita berambut panjang dengan tas selempang bergambar kartun Doraemon dan membawa belanjaan ditangannya?" Tanya kasir itu.
"Apa maksudmu gadis bertubuh mungil dengan tahi lalat dibawah matanya itu?" tanya Leo memastikan.
"Ahh benar tuan dia mempunyai tahi lalat dibawah matanya, tadi ber belanja disini tapi belum sempat membayar dan juga sempat menabrak rak pembelanjaan kami.saya mencari nya untuk meminta ganti rugi " Kata kasir muda itu.
Tepat dengan tebakan Leo, "nona kasir ini adalah belanjaan nona tadi dan ada beberapa barang pribadinya yang tadi sempat rusak dan berhamburan, dan sampai mengenai jas yang dipakai oleh atasanku,kau tau maksudku tentang benda itu,benda yang kalian para wanita selalu sediakan setiap bulannya." Leo tak tahan untuk tidak tertawa jika mengingatnya.
"Maksud anda ... Pembalut wanita?" Tanya kasir berbisik ragu.
"Ahha tebakanmu tepat sekali,jadi aku meminta kau menjaga belanjaan ini dan mengganti barangnya yang rusak,dan aku yang akan membayar semua belanjaannya dan ganti rugi atas apa yang dia buat.,bisakan?" Leo sengaja mengedipkan sebelah matanya menggoda kasir wanita itu.
Kasir wanita itu lantas berbinar, "bisa,sangat bisa tuan.terima kasih kalau seperti itu." Lantas kasir itupun membukukan badannya.
Leo lantas pamit setelah menitipkan belanjaan wanita itu setelah membayar dan mengganti rugi semua kerusakannya.
"Kenapa kau lama sekali,apa kau bertelur terlebih dahulu sebelum kesini hah!" Cecar Abhimanyu setelah Leo masuk kedalam mobil.
"Maaf tuan ada urusan sebentar, setelah ini kita akan kemana?"tanya Leo mengalihkan pembicaraan.
"Saat kita kerumah utama ayah sudah tidak ada, sepertinya orang-orang itu sengaja memindahkan ayah agar aku tidak bertemu dengannya."
"Kalau begitu Leo ayo kerumah sakit tempat tuan besar dirawat,kita lihat sampai mana orang-orang licik itu akan bertindak."perintah Abhimanyu kepada ajudannya itu.
"Baik tuan."
"Kau bersiaplah sia, tuan muda itu kabarnya sudah dibebaskan dari penjara hari ini, pertemuan pertama kalian nanti kau buatlah dia terkesan." Kata pamannya Kepada sia tepat setelah sia baru saja menginjakkan kakinya di teras rumah itu.
"Tapi apakah ini tidak terlalu cepat? dan bagaimana paman tau dia dibebaskan hari ini," tanya sia.
"Aku tadi mendapatkan beritanya kepada nyonya Sinta.kau tak usah bertanya lagi, tugasmu hanya duduk diam dan menjadi pengantin wanita untuk tuan muda itu. itu saja." Lugas pamannya.
"Tapi paman apakah kau tidak merasa kasihan padaku?selama ini aku selalu menurut padamu,tak melanjutkan kuliah dan membantu perekonomian keluarga akupun menurut, meskipun saat itu mendapatkan beasiswa penuh paman tetap tidak menyetujui dan membiarkan aku hanya melihat Bella yang bisa berkuliah." Lanjut dia dengan emosi yang tertahan.
"Tapi untuk yang ini paman ... Tak bisakah aku memiliki hak untuk masa depanku sendiri." Sia hampir tak bisa mengendalikan perasaannya, bibirnya pun sudah bergetar dengan air mata yang siap meluncur,ia tak menyangka jika hari ini dia bisa memberontak dan mengutarakan isi hatinya.
"Maafkan aku sia,akupun tak punya kuasa seperti mu,aku terikat hubungan ayah dan anak,aku tak bisa mengorbankan putriku begitu saja." Dengan hanya kata itu tapi sukses membuat hati felysia merasa teriris seakan seperti ada ribuan belati yang menyerbu kearahnya.
Sia kemudian mengusap air mata nya yang tadi sempat keluar, "Aaa ... kau benar aku merasa benar-benar tidak tahu diri telah mengatakan hal tadi, prioritas mu tetaplah Arabella dan aku ... " Sia menunjuk dirinya sendiri dengan keras.
"Aku hanyalah seorang anak yang dibesarkan dengan belas kasihan kalian,jadi tak apa jika masa depanku lah yang dikorbankan." Lanjutnya dengan emosi yang meluap.
"Tak apa paman, sebagai seorang yang telah kau besarkan sampai sekarang, aku akan menerima perjodohan ini guna bakti ku kepadamu." Setelah mengatakan itu sia lantas masuk kedalam kamarnya meninggalkan pamannya dengan wajah sendu dan penyesalan yang luar biasa.
"Heh kau sudah pulang rupanya! Dimana pembalut yang ku suruh beli di supermarket padamu? Jangan bilang kau lupa membelinya?" tanya sang bibi saat mereka tak berpapasan di depan pintu kamar.
Melihat felysia yang diam bingung saja membuat dia heran " hei jangan diam saja,kau tuli atau bisu hah!" bentaknya.
Felysia yang sudah mengingat kemudian terburu-buru masuk ke kamar dan menguncinya,tanpa memperdulikan bibinya yang berteriak memanggil dirinya.
Dibalik kamar felysia menggigit kukunya kuat,dia mulai mengingat bagaimana dia bertemu dengan tuan muda itu dan melakukan hal yang sangat memalukan,dan bahkan belanjaan nya pun tertinggal disana tanpa belum di hitung kasir.
"Felysia apa yang kau lakukan! Bodoh, bodoh! Habislah, bagaimana jika kau bertemu dengannya lagi." Seperti biasa felysia merutuki kecerobohan dirinya sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Patrish
aepertinya menarik... lanjut bacaa
2022-02-09
0
dandelion
wah mksh udh mampir ka.oke kak makasih krisannya.
salam sasageyo hhe.
2022-02-09
1
सीता
pertemuan awal dengan sambutan pembalut🤣
2022-02-09
0