EPISODE 4

Berikan vote, coment, dan like ~

Usai sarapan bersama dengan keluarga mereka. Max membawa Monica untuk tinggal di apartemen nya. Saat ini, keduanya sedang berada di dalam mobil. Tidak ada yang berbicara di antara mereka. Keduanya sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Eemm, Max. Bisakah, kita mampir ke swalayan dulu? Aku ingin membeli bahan makanan" ucap Monica ragu. Tanpa menjawab ucapan Monica. Max langsung melajukan mobilnya menuju ke swalayan.

"Turunlah!" ucap Max dingin. Saat keduanya sudah sampai di swalayan. Monica menganggukkan kepalanya dan segera turun dari mobil. Sementara Max, ia hanya menunggu Monica di dalam mobil.

Ting!

Ponsel Max berdenting satu kali. Pertanda ada pesan yang masuk. Max pun segera mengambil ponsel nya di dalam saku celananya. Ia tersenyum saat membaca pesan yang ternyata adalah dari kekasihnya.

^^^Vanya :^^^

^^^Sayang, apa kau akan ke apartemen ku malam ini? Isi pesan Vanya. ^^^

Me :

Tentu saja❣️

^^^Vanya :^^^

^^^Ya, Sayang. Kau harus datang ke apartemen ku nanti malam. Karena lusa, aku akan pergi ke Brazil, untuk melakukan pemotretan di sana. ^^^

Me :

Ya. Balas Max singkat

Max kembali memasukkan ponsel nya kedalam saku celananya saat melihat Monica yang berjalan ke arah mobilnya. Ia hanya memasang wajah datarnya daritadi. Saat Monica sudah masuk kedalam mobil. Max pun segera melajukan mobilnya meninggalkan swalayan itu.

Tak berapa lama. Monica dan Max pun tiba di apartemen. Keduanya berjalan beriringan menuju ke arah lift. Saat berada di dalam lift. Kecanggungan kembali melanda Monica. Saat sudah tiba di lantai tempat unit apartemen Max. Keduanya pun segera keluar dari sana.

"Ini apartemen ku! Dan ini adalah kamar mu" ucap Max dingin. Saat keduanya sudah masuk kedalam apartemen Max.

"Aku tidur disini?" ucap Monica.

"Tentu saja! Jika bukan di kamar ini, lalu kau mau tidur dimana" ucap Max ketus.

"Maksud ku, apa kita tidak tidur ber....."

"Tidak ada tidur bersama! Kau jangan mimpi" ucap Max lagi. Masih ketus.

"T-tapi, kita adalah suami istri" ucap Monica.

"Kita memang suami istri! Tapi, kau tidak berhak mencampuri urusan ku" ucap Max.   "Oh iya. Tolong bersihkan kamar ku. Karena kekasih ku akan datang kesini" ucap Max lagi dengan santai. Membuat Monica terkejut.

"K-kau, punya kekasih?" ucap Monica tak percaya. Kenapa Max malah menjalin hubungan dengan wanita lain saat mereka sudah menikah.

"Ya, kenapa. Apa kau tidak suka?" ucap Max remeh.

"Bukan seperti itu. Hanya saja kita sudah menikah" ucap Monica.

"Tidak ada urusan nya dengan mu. Urus saja dirimu sendiri. Kau jangan pernah mencampuri urusan ku" ucap Max. Setelah itu ia keluar dari apartemen meninggalkan Monica yang masih terdiam.

Setelah Max keluar dari apartemen. Monica pun langsung membersihkan apartemen itu. Setelah satu jam berlalu, barulah Monica selesai membersihkan apartemen.

Ting tong!

Ting tong!

Monica yang berada di dalam kamar nya pun sedikit terkejut saat mendengar bel apartemen. Monica turun dari ranjang dan keluar dari kamar. Ia melangkahkan kakinya ke arah pintu dan membuka pintu apartemen itu.

"M-max" ucap Monica. Saat melihat yang datang adalah Max bersama dengan Vanya.

"Hai" ucap Vanya. Dengan senyum mengejek nya pada Monica.

"Kenapa kau masih berdiri disitu! Minggir!" ucap Max. Ia merangkul bahu Vanya dan melewati tubuh Monica begitu saja.

"Sayang, apakah tidak masalah jika kita bercinta di sini" ucap Vanya. Sengaja menyaringkan suara nya agar Monica mendengar nya.

"Tidak masalah. Memang nya apa yang kau takuti" ucap Max.

"Istri mu ada disini" ucap Vanya. Membuat Max tertawa.

"Hahaha, istri ku? Aku tidak akan menganggap nya istri ku" ucap Max ketus. Membuat Vanya tersenyum sinis.   "Sudahlah, lebih Baik kita masuk ke kamar sekarang" ucap Max lagi. Ia dan Vanya pun segera masuk kedalam kamar nya, meninggalkan Monica yang masih terdiam.

Baru beberapa jam yang lalu Monica dan Max resmi menjadi pasangan suami istri. Tapi, Max sudah memperlakukan nya seperti ini. Tidak bisakah, Max menghargai pernikahan mereka? Jika, bukan karena Andrew yang menghamili wanita lain. Ia juga tidak akan mau menikah dengan Max. Monica menghela nafas nya berat. Ia yakin, dengan berjalan nya waktu Max akan melihat nya. Lagipula, ia juga yang meminta Daddy nya agar perjodohan nya dengan Max tetap di lanjutkan.

...*****...

"Monica!" ucap Max berteriak. Dari pintu luar kamar Monica.   "Monica!" ucap Max lagi. Sambil menggedor-gedor pintu kamar Monica.

"Sayang, sudahlah. Mungkin dia sedang tidur" ucap Vanya. Yang duduk di sofa ruang tengah. Dengan memakai linggerei nya yang berwarna merah.

"Tidur?! Dia belum memasak untuk makan malam!" ucap Max ketus.   "Monica! Buka pintu nya!" ucap Max lagi. Masih dengan menggedor-gedor pintu kamar itu.

Monica yang sedang tidur di dalam kamar pun, terlonjak kaget saat mendengar Max yang terus menggedor-gedor pintu dengan begitu keras. Monica turun dari ranjang dan melangkahkan kakinya ke arah pintu itu.

Ceklek!

"Max? Ada apa" ucap Monica. Mengucek-ngucek matanya.

"Ck! Kau masih bertanya? Kau tidak tau ini sudah jam berapa, hah?!" ucap Max. Berteriak di dekat wajah Monica.   "Ini sudah jam 8 malam! Dan kau belum memasak untuk makan malam" ucap Max lagi.

Monica melihat ke arah jam dinding. Dan ia pun terkejut saat melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 8 malam. Ia kembali menatap pada Max yang sedang menatap nya dengan tajam.

"A-aku akan segera memasak untuk mu" ucap Monica terbata.

"Bukan hanya untuk ku saja! Tapi untuk Vanya juga" ucap Max. Monica menganggukkan kepalanya dan segera melangkahkan kakinya ke dapur untuk memasak.

Dua puluh menit kemudian. Monica pun selesai dengan masakan nya. Ia menghampiri Max dan Vanya yang sedang duduk bermesraan di sofa ruang tengah.

"Makan malam nya sudah siap" ucap Monica.

"Baiklah, kami akan segera memakannya" ucap Vanya. Tersenyum pada Monica.

Vanya dan Max pun bangkit dari duduk mereka. Dan melangkahkan kaki mereka ke meja makan. Di ikuti oleh Monica yang berada di belakang mereka.

"Apa yang ingin kau lakukan!" ucap Max. Menatap tajam pada Monica. Saat Monica ingin duduk di kursi.

"A-aku juga ingin makan malam" ucap Monica.

"Nanti saja! Biarkan aku dan Vanya yang makan duluan" ucap Max.

"Tapi....."

"Apa kau tuli, hah?! Aku bilang, biarkan aku dan Vanya yang makan duluan!" ucap Max. Memotong ucapan Monica.   "Pergi sana! Masuk kedalam kamar mu" ucap Max lagi. Dengan perasaan yang tidak karuan, Monica pun masuk kedalam kamar nya. Meninggalkan sepasang kekasih yang sedang bermesraan di meja makan itu.

Terpopuler

Comments

Siti Aminah

Siti Aminah

ingat Max...hukum karma berlaku...suatu saat nanti kau akan merasakan skt sperti yg d rasakan Monika

2024-03-09

0

Amel Munthe

Amel Munthe

thor,, kasihan banget monica,, aku ga tega bacanya bikin darah tinggi dgn kelakuan max,, bikin monica ada pria yg menyukainya thor,, kasihan monica

2022-07-20

0

lovely

lovely

bodohhhh amattt tuh c Monica punya suami lucnuttt mnding ceraiiii mjijikan

2022-05-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!