SEWINDU..(Om Nikahi Aku Donk)
Tepat 8 tahun yang lalu seorang gadis cantik berambut sebahu, sedang berdiri menatap langit di depan rumahnya,
"Selamat pagi ayah...selamat pagi bunda... pagi ini hari ke tujuh windu tinggal bersama Tante Via...Windu kesepian di sini yah...Bun..karena Tante Via selalu pulang malam, Windu kangeeeennn banget sama ayah dan bunda,"
Terlihat jelas raut kesedihan dari wajah sang gadis kecil, sesaat ia fokus menatap langit nan biru namun wajah sang gadis kecil berbanding terbalik dengan keindahan langit pagi itu,
"Hay..."
Windu yang masih fokus berbicara sama sekali tidak mendengar suara orang yang sedang memanggilnya,
Namun di panggilan kelima kalinya dengan suara yang kencang baru lah gadis kecil itu ngeh dengan suara seseorang yang sedari tadi sudah memanggilnya,
"Hayyyyy"
Seketika windu akhirnya mencari sumber suara yang memanggilnya,
"Hay.. gue dia atas pohon...Lihat gak??"
Setelah mencari-cari pohon jambu yang di maksud akhirnya windu pun mulai melihat ke sebuah pohon jambu yang terdapat di dalam sebuah rumah yang berhadapan langsung dengan rumah sang Tante,
Sambil memicingkan kedua matanya Windu berusaha mencari sosok yang sudah memanggilnya, hingga ia melihat seorang anak kecil yang sedang duduk di pohon sambil memakan sebuah jambu air ditangannya,
"Hay...juga" Windu pun melambaikan tangannya ke arah bocah laki-laki yang tadi memanggilnya,
Akhirnya anak laki-laki yang memanjat pohon itu mulai turun dan ia mendekat ke arah windu.
Sambil memasang wajah bingung, anak laki-laki itu mulai memandang langit persis sama seperti yang windu lakukan
Windu pun ikut melihat ke arah langit di mana anak laki-laki itu lihat,
"Eh..Lo tadi ngomong sama siapa?? kok gue gak lihat apa-apa di langit?"
"Hmmm...memangnya kenapa??"
"Ya gue bingung aja, pas lagi di pohon ngelihatin Lo ngomong sama langit,"
"Owh...tadi tu aku lagi ngomong sama ayah dan bunda aku,"
Anak laki-laki itu masih merasa bingung dengan jawaban yang di berikan oleh Windu, dengan menggaruk rambutnya yang tak gatal, ia mencoba kembali mencerna jawaban gadis yang ada di depannya,
"Ayah dan bunda aku udah ada di langit, mereka pergi ninggalin aku"
"Owh...sama donk..mama aku juga udah ada di langit, sekarang aku hanya tinggal bersama papa dan kak Zaky," Seketika Windu merasa terkejut dengan jawaban bocah laki-laki yang baru ia temui.
"Owh ya ...kenalin nama gue Beno..nama Lo siapa??" Beno mulai mengelap tangannya di baju dan mengajak Windu untuk bersalaman,
"Nama aku Sewindu, tapi biasa di panggil Windu.." Windu pun menyambut tangan sahabat barunya itu,
Sejak hari itu, Beno menjadi orang yang selalu ada untuk Windu,
Hingga suatu sore untuk pertama kalinya Beno membawa Windu untuk bermain di rumahnya, Seketika Windu merasa takjub dengan rumah Beno yang terlihat biasa saja dari luar, namun saat di dalam rumah itu terlihat sangat besar dan megah,
"Waaaw amazing banget rumah Lo Ben??"
"Hehe, biasa aja kali," Semakin dekat persahabatan yang mereka jalin membuat sedikit banyak windu mulai terpengaruh dengan gaya bahasa dan permainan yang sering di lakukan Beno,
Hingga untuk pertama kali nya pula Windu mulai di kenalkan oleh Beno kepada sang papa dan kakaknya,
Sang papa menyambut hangat teman kecil putranya itu, ia pun mulai merasa kasihan saat mendengar banyak cerita tentang windu dari Beno anaknya, sebagi seorang single parent yang di tinggal meninggal membuat ia lebih sensitif dengan hubungan orang tua dan anak, apa lagi saat mendengar bahwa windu seorang anak yatim piatu membuat jiwa
kebapakannya seakan bergemuruh, sehingga dari dalam dirinya ia ingin lebih dekat kepada gadis kecil itu, dan menganggap sang anak seperti anaknya sendiri.
"Halo Windu....Beno sering cerita lho tentang kamu"
"Hy...Om"
"Ya sudah om tinggal dulu ya, kalian bermain aja di ruang bermain Beno,"
"Makasih om"
Akhirnya pak Tama pun pergi meninggalkan Windu dan Beno,
"Ndu yok main ke atas!!,"
Windu yang mendengar ajakan Beno hanya menggukan kepalanya, dan di sana untuk pertama kalinya dia melihat tempat bermain yang luar biasa, walau terlahir dari keluarga yang cukup kaya namun Windu kecil tidak pernah di manjakan dengan kemewahan oleh kedua orangtuanya,
"Wahhh...ini benar-benar emejinggg Ben!!"
Windu mulai menyentuh semua permainan yang ada di sana, hingga ia menemukan sebuah permainan yang menguji adrenalin nya,
Dengan seksama ia mulai melihat sebuah permainan palu Godam yang cukup besar, matanya seakan tersihir dengan permainan tersebut, perlahan dengan pasti Windu mulai memegang Pali yang berukuran lebih besar dari tangannya itu, dengan tetap menjaga keseimbangannya, ia mulai mengangkat palu Godam tersebut, dan dengan sekuat tenaga Windu pun mulai mengayunkan palu Godam yang ada di tangannya, dan
"Bhug...."
"Awwwwwww...."
Seketika palu Godam yang Windu pegang melesat dari tangan kecilnya dan tanpa ia sadari palu Godam besar itu tepat mengenai bahu Zaky kakak Beno yang baru pulang dari sekolahnya,
Zaky yang merasa kesakitan langsung mendekat ke arah dua bocah yang ia lihat,
"Siapa yang lempar palu ini???"
Tampak jelas amarah yang sangat besar tampak dari wajah Zaky,
"Aku minta jujur!!!! sebelum ini palu yang kasih tahu kebenarannya !!"
Dengan wajah penuh ketakutan akhirnya dengan ragu-ragu Windu mulai mengangkat jarinya,
"Maaf kak, windu teman gue, dia tadi gak sengaja nimpuk Lo kak, jangan marahi windu ya kak"
"Apa??? jadi gadis kecil jadi-jadian ini yang lempar palunya"
Zaky mulai menatap gadis kecil dengan memakai baju dan celana bola club Juven itu dengan amarah yang menjadi-jadi,
Zaky mulai mengangkat Godam yang ada di tangannya, sambil menatap gadis itu, ia pun memantulkan Godam itu di lantai,
"Mulai besok kamu jangan bawa lagi anak nakal itu main di sini!!"
Seketika Windu pun mulai menangis saat mendengar amarah anak yang jauh lebih besar darinya itu
"Hiks...hiks..hiks..."
"Zaky .... kenapa baru pulang sekolah udah buat windu menangis!!"
"Lihat pa...aku baru pulang sekolah udah di timpuk sama Godam oleh anak kecil jadi-jadian itu!!"
Seketika Pak Tama mulai menggendong tubuh kecil windu dan mulai menghiburnya agar diam,
"Zaky, kamu harus bisa mengontrol emosi kamu!! dia pasti tidak sengaja melempar palu ke bahu kamu!! papa minta kamu untuk bersikap lebih dewasa, windu masih kecil, tak sepantasnya kamu yang lebih besar memarahi anak sekecil ini!!"
Dengan amarah yang masih tersisa Zaky pergi meninggalkan sang papa di sana.
Dan mulai saat itu Windu sang gadis yatim piatu mulai merasakan kekagumannya kepada om Tama yang tak lain adalah ayah sahabatnya sendiri.
Bersambung....✍️✍️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
mampir thor🙋🏻♀️🙋🏻♀️
2023-02-22
0
Yuliati
belum terlihat seru pasti bab² selanjutnya lebih seru
2023-01-08
0
.
🥰🥰🥰
2021-12-29
0