Ketika Pengampit Pria Menginap

 

Hari demi hari di lalui Azka, belajar huruf Hijaiyah, menghafal bacaan solat, dengan tulisan bahasa indonesia.

Belajar gerakan solat. Ia benar-benar berjuang ingin mengenal agama islam. Selama dua bulan terakhir ini, dia fokus ke yang dia pelajari yaitu agama islam.

 

" Mbak!, mbak yakin taubat saya akan di terima?, saya tukang dugem dan

mabuk mbak?" Tanya lewat sosial media WhatsApp penasaran azka.

"Allah maha pengampun, yang penting kau sungguh-sungguh dalam bertaubat, yang penting tulus karna Allah. Ada cerita, suatu ketika ada pemuda pemabuk,

dan berpas-pasan dengan sahabat Umar Bin Khotob, sahabat yang di kenal sangat menakut kan dan keras.

Pemuda pemabuk dia sangat takut kalau ketahuan, dia berdoa jika Allah menutupi rahasiannya, dan yang di pegangnya akan di tutupi Allah, maka dia berjanji kepada Allah, akan bertaubat dengan sungguh-sungguh. Dan Allah mengabulkannya, dia pun bertaubat.

Yang penting, kamu jangan mengulangi nya lagi, oke..." Tegur Salwa.

"Kalau gitu aku semangat, Allah memang is magic, i love Allah. Subahanaallah," Balas Azka mendatangkan senyum di wajah Salwa.

 Salwa berhasil membuat Azka taat beribadah, Azka juga sudah bisa mengaji walau belum lancar.

Salwa memang gadis cantik, dia berhidung mancung, kulit kuning langsat, mata yang indah, dan dia sangat tegas, dan solihah. Wajar dia guru di SMP.

***

Setelah satu bulan berlalu, Azka merencanakan hal indah untuk Salwa. memberikan tiket dan menginap di Korea.

 

" Mbak, adalah kedamaian yang di datangkan Allah untuk menghijrahkan aku dan ragaku, aku bertrimakasih, karna Mbak membantuku menemukan sesuatu yang aku cari.

Ini hadiah yang tak seberapa dariku!, mbak , hari ini aku mengulangi semesterku dan aku berjanji, akan mendapatkan nilai yang fantastis ." Chat WA Azka ke Salwa.

Bukti transfer tiket dan uang 300 jt.

" Aku tak tau ini halal atau tidak, aku juga tidak pernah tau, Mami ku bekerja sebagai apa, katanya di perusahaan emas dan berlian, katanya dia disainer perhiasan ternama di Paris, sampai lupa anak!. Mbak pakek

IngsaAllah halal, kalau pun tidak halal aku jamin. Aku berangkat kuliah mbak."

 Tiada mendung, namun langit menangis, hujan turun dengan sangat deras, Azka menoleh ke kanan di luar kaca, sebrang jalan ada gadis berdiri di Halte Bus gadis bercadar, lampu merah. Azka tak melepaskan pandangannya, lampu hijau, pandangan Azka berlalu begitu saja.

 

"Gadis merah jambu bercadar, kenapa denganku, ingin menatapnya, eeeh dasar aneh kau Azka!"

"Den, kalau mau bicara ajak-ajak den..." Kata pak Ahmad menjalankan mobil.

Sampai kampus.

Azka memang cukup di kagumi para wanita selain tampan dan kaya, dia memang sangat manis dan keren, namun tak ada yang berani mendekatinya karna terkenal

dingin dan angkuh.

Ia berjalan cepat ke perpus , mengambil beberapa buku, yang akan di pelajarinya.

"Ini sangat banyak Azka, jika sisa besok aku kembalikan, semangat adik ganteng ku!." Chat dari Salwa.

Azka tersenyum sendiri

"Pasti, kan mbak yang menunjukkan jalan yang benar, trimakasih, aku dari dulu memang perfek." balas chat ke Salwa.

Sambil memegang ponsel dan chattan, Azka keluar dari pintu dan tak sengaja bertabrakan dengan gadis bercadar, Azka mengambil buku-bukunya, yang berserakan.

Gadis itu juga, gadis itu berdiri, berjalan satu langkah, tak sengaja mengijak semua jari Azka yang masih mengambil buku-bukunya.

"Eih..., heh! cadaran!, hey minta maaf kamu!" Suruh Azka dengan berdiri, tangannya memerah.

" Lihat jari-jari ku! warnanya sama dengan kerudungmu, merah jambu!." Tunjuk Azka sambil mengangkat tangannya, hingga jari-jari kanannya ke depan mata gadis itu.

"Maaf saya tidak sengaja, kamu juga kan! menabrak saya tanpa minta maaf," Nyolot gadis itu.

"Oooh dasar merah jambu!" Bentak Azka

"Maaf" Gadis itu pergi.

Azka bersandar sambil tersenyum karna terpukau. Dan merasa lemas sambil.memegang dadanya.

'Ninja sang pemikat hati cihui...'

***

[ Mbak aku tertarik sama merah jambu, jatuh cinta pandangan pertama.] Chat Azka

untuk Salwa.

[ Katanya mau serius, kok udah cinta-cintaan, ini masih hari pertama lho...] Tegur Salwa.

[ Ya tidak lagi deehc, aku akan mengunci

hatiku, sampai aku benar-benar jadi kebanggan mbak Salwa.] Chat Azka.

***

Hari demi hari berlalu begitu saja.

Azka merasa pusing, ia lari sangat kencang lalu berteriak, ke lantai atas kampus

"Aaaaaaa......"

" Setidaknya menjadi ringan.

Lari ngos-ngossan hanya untuk membuang suara, sungguh tak bermanfaat! aku pria ganteng, kaya, tapi kesepian, aku kasian pada diriku sendiri. " Azka ngomong sendiri.

"Hay, jangan bunuh diri, dosa tau!" Tegur gadis merah jambu dengan nafas terputus-putus.

Azka berjalan turun kembali ke kelas, ia sama sekali tak menggubris, gadis yang

menegurnya.

"O.. ternyata gak mau bunuh diri, "Kata gadis itu di belakang Azka ia merasa malu.

"Lebih baik kamu jauh-jauh, aku tak akan naksir kamu" Ucapan yang sangat PD dari Azka.

"Nggak usah halu, ini hanya sikap kemanusiaan!." Jawab cepat gadis itu.

Azka berlalu dengan senyum dan memegang dadanya,.

'Rasanya seperti di terjang badai wurhus...'

Ponsel Azka berdering, telpon dari Salwa.

" Azka! apa kamu juga yang mengirim mas Asfi ke sini?"Tanya Salwa, dengan sedikit kesal.

"Yang mengirim Allah, berarti mbak berjodoh, jika itu kebahagiaan mbak, Goooo."Jawab Azka senang dan santai.

" Katanya mbak ingin jalan-jalan, di jalan cinta,di bawah bergugurannya bunga sakura. Lagiankan tidak pernah ada perceraian, duh...., so swet banget tuh..." Azka meledek Salwa.

 

" Aku di lamar, mas Asfi, ? Azka, aku harus bagai mana?, hatiku terguncang karna bahagia dan bingung. "Tanya Salwa.

" Parasaan mbak level berapa?, bingung berapa? bahagia berapa?" Balik tanya Azka.

" Entahlah, aku masih berfikir," Jawab Salwa

 

" Iya ini keputusan yang sangat zoom, jadi mbak harus rilex mbak ku .." Jelas Azka.

Telpon terputus. Azka melamun dan memandang langit cerah.

 

" Aku mencintai malam di mana terlihat terang bulan purnama, ya Allah ini

benar-benar magic." Kata Azka menatap langit luas, ponsel Azka berdering.

"Halo" sambut azka "Iya Ma!, mami transfer saja, atau lebih bermanfaat untuk anak yatim." Jawab Azka malas.

"Azka mami kangen." Ujar Maminya dengan suara lembut.

 

"Kalau kangen ya ke Indonesia." Saut cepat Azka ,sedikit kesal.

"Nggak bisakan? sibuk kan? tidak usah pulang Ma!, mungkin aku bukan anak yang di harapkan hingga tak ada yang merawatku, orang lain menyayangiku, jadi yang aku butuh hanya uang mami, itukan fikiran mami, kepada ku." Azka memutus telpon dan berkata.

"Heh. mengerikan, wewegombel saja ingin anak, mami ku malah menelantarkanku, hih.., untung aku tidak di culik wewegombel. Kan..., jadi tambah streskan aku!. ngomong sendiri"

azka masuk melihat bibik-bibiknya menangis, karna baper "Heee tak ada yang

menangisi ku." merengek Azka.

"Yang sabar den, suami saja di lantarkan

gara-gara, Kim bum, Kim bum apa Lee Min hoo itu!, den ajak solat witir den!, " Suruh pak Ali.

lima dari pembantu istri tukang kebun, yang empat janda.

" Lima belas menit lagi sudah selesai, nanti saya ajak solat, pak!" Azka duduk ikut nonton film salesai.

"E..., baper..., " Ucap Azka bergurau.

semua menoleh dan serempak

"Den Azka.."

"Bibik-bibik gak capek? ini sudah jam setengah dua, besok pagi , ada yang masak ada yang belanja, yang bersih-bersih, kapan tidurnya, baper sama Korea, tapi menelantarkan suami!" Ledek Azka.

"Saya tau bibik-bibik ku yang cantik-cantik sudah di siplin tapi mohon jaga kesehatan, kalian semua kesayanganku, ayo solat malam," Ajak Azka.

"Iya den," Kata para Bibik.

*****

"Mbak Salwa, pagiii morning ? " Sapa Azka di pagi hari.

berjam-jam Salwa tak menjawab, Azka pergi ke Kampus, ia duduk di serambi Masjid.

"Pria hampa!,

Meranaku menjulang setinggi menara, aduuuh. Ya Allah, setidaknya buat aku senang hari ini, ya Allah, Amiin."

berjalan malas ke kelas.

"Aku sudah tua dan masih semester satu, memalukan, kenapa aku sering ngomong sendiri" mengrutu. Menyesali bicaranya.

 

Azka memang terkenal acuh, dia sama sekali tak punya teman, ia kembali membaca.

[Azka..... ] Panggil di Chat .

 

[ Mbak bahagia?] Tanya Azka sambil tersenyum ringan membalas Chat Salwa.

[ Sangat, semoga Allah juga memberi kebahagiaan untuk mu, trimakasih Azka.] Tulisan Salwa di Chat.

Azka tak membalas, sudah enam bulan sejak koma ia tidak, dugem , "Aku ingin, tapi sudah takut kepada Allah." Azka merasa sesak.

Azka mengambil air wudlu.

 

Lalu kembali kekelas, setelah selesai Azka pergi ke panti.

"Pak Ahmad, uang ini nanti sumbangkan ke panti." Suruh Azka

" Iya den, " Mereka sampai.

Turun. Pak Ahmad ke panti. Azka ke danau dua ratus meter dari panti.

"Ya Allah, aku tersiksa perasaan ku sendiri, ini sesak ya Allah, " Azka menangis, dengan merunduk. Menekuk badanya seperti

orang rukuk.

Ponselnya berdering ia berdiri, ia menghapus air matanya. Lalu mengangkat telpon.

"Iya mbak...! " Jawab Azka.

" Kamu menangis?, Azka! Azka!.

Oke teriak sekencang-kencangnya, pasti akan jadi lega." Suruh Salwa

" Aku egois jika mencegah pernikahan mbak Salwa, mbak carikan aku tempat shering mbak, aku di terjang ombak kehampaan." Ungkap Azka, yang merasa dadanya sulit bernafas.

" Iya pasti, tapi kamu harus semangat , jangan nangis, pria tampan, keren, dan kaya!" Puji Salwa.

"Kalau masalah itu saya sadar mbak, memang!. Bahkan di Kampus pun saya tak punya teman, entah!, apa karna aku terlalu acuh, atau apa? pertanyaan-pertanyaan membuat aku galau,. Hiburan ku nonton film sama mak mak." Akhirnya Azka tersenyum.

"Ayo, pulang dari Korea, setelah pernikahan nonton berempat, kamu pasti suka sama Laila, dia sangat cantik, baik , anggun, dia memang masih kuliah, dia berkerja di apotik tapi berhenti karna jauh, dia mandiri, aku berharap kamu bisa akrab sama dia." Yakin Salwa.

"Mana ada yang mau berteman dengan pria malang seperti ku, mbak udah ya..." Azka menutup telpon.

Azka melihat gadis merah jambu, duduk di kursi kayu, sambil membaca dan main dengan anak-anak panti.

Azka memperhatikannya, "walau bercadar aku tertarik."

"Aden ayo pulang!." Teriak pak Ahmad.

Hujan turun tiba-tiba, Azka berlari ke mobil, seakan tak rela melepas pandangannya. Dengan terpaksa Azka membuka pintu mobil, tapi masih berdiri menatap dia si Merah jambu.

Gadis itu mengangkat wajahnya menikmati setiap tetes hujan yang jatuh di wajahnya.

"Aden..." Pak Ahmad.

"Iya pak " Ucap Azka naik mobil, mobil berjalan, tempat panti dan rumah Azka berjarak 30 KM jauhnya.

 

***

Membicarakan pernikahan, Azka minta, pernikahan Salwa di gelar di rumahnya.

[ Mbak, kalau mbak anggap aku adik mbak!, pernikahanya di istanaku, siapa tau setelah pernikahan mbak istanaku jadi, berkah dan melimpahkan kebahagiaan untukku, lagian bibik-bibik di rumah pasti baper, liat keromantisan Mbak dan mas Asfi, wajar mereka pengantin kadarwarsa.] Chat Azka.

[Hus! kamu itu!, bagaimana kadarwarsa?] Tanya Salwa.

 

[ Gara-gara drakor para suami tercampakan, walau begitu, para pria, memahami itulah hiburan para istri.] Jelas Azka.

[ Baiklah, dan segera atur pernikahan , tapi semua biyaya, aku yang nanggung.] Tegas Salwa.

[ Oklek.] singkat azka.

🌸🌸🌸🌸

Persiapan penikahan, Azka sendiri yang merancang. Dengan disain mewah namun tidak glamor.

" Dia mbak Salwa segalanya bagiku, walau bukan saudara, tapi aku menyayanginya, aku ingin melihat dia bahagia. " Gumam Azka dengan melihat dekorasi yang sudah di pasang.

Pernikahan hanya tinggal menghitung jam. Azka menyambut para tamu, Salwa terlihat sangat cantik, dengan gaun pengantin yang ia kenakan.

Keluarga Asfi datang, masuk satu-persatu.

"Lho gadis merah jambu," Gumam Azka. semuanya masuk.

Asfi mengucapkan ikrar suci dengan

bahasa arab.

"Qobiltunikahaha watazwijaha bi mahrinmadkur hallan." Suara lantang dari Asfi.

"Sah " "Sah..." Serempak para saksi.

Azka mendekati gadis yang di panggilnya merah jambu.

"Ini rumah ku..!" Beri tau Azka.

"Aku tidak tanya!" Kesal gadis itu.

"Ya aku beri tau, yang sopan!" Tegur Azka gadis itu diam.

" Heh siapa namamu?." Tanya Azka penasaran.

" Ih kepo deh..." Jawab jutek gadis itu lalu

menghindar dua langkah dari Azka.

"Aku Azka Faisal." Gadis itu mau berkata di cegah azka dengan menyaut.

"Walau kamu tidak ingin tau, aku ber tau." Azka berbicara cepat.

gadis itu diam.

Azka mulai berfikir

'Apa aku terlalu aneh, aku mencari cari alasan agar bisa dekat, dia malah diam tak bergeming'

"Azka ini Laila." Beritau Salwa.

Azka mengangguk angguk.

'Merah jambu. Laila.😊' Isi hati Azka.

"Selamat mas Asfi dan Mbak ku..."Ucap Azka menjabat tangan pengantin.

"Ngaku-ngaku adik!" Gumam Laila.

"Mbak, Mas, sudah di siapkan kamar pengantin, nanti pak Adi akan menunjukkan, dan sudah di siapkan kamar, e..., Laila juga kamarnya sudah siap. Mbak aku istirahat. "

Azka pergi ke danau buatan yang ada pohon sakura, di bagian tengah rumahnya, rumah sebesar itu, di sediakan sepeda montor, sepeda gunung, jika mau mengelilinginya.

 

Azka menelpon Maminya, panggilan sedang menunggu. "Aku galau karna gadis bercadar, hatiku tertarik kepada gadis merah jambu, kenapa seperti ini. Apa ini cinta pada panper(pandangan pertama)." Ucap pelan Azka Panggilan di tolak.

" Beginilah, aku yang selalu kesepian,Astagfirullah, aku lupa aku punya engkau."

Azka solat magrib sampai isya'.

Pak Ali menangis melihat keadaan Azka yang selalu seperti ini.

"Den. Aden..., sampean yang kesepian, aku yang nangis." Kata pak Ali terbata-bata.

"Eh he ..., aku sakit, hati ku perih, padahal sudah bertahun-tahun, tapi aku semakin rapuh, aku merindukan, orang yang melahirkanku , tapi dia sama sekali tidak merindukan, anak yang pernah di lahir kannya. Jika tak dirindukan kenapa di lahirkan, eh..., aku semakin dewasa, tapi aku semakin cengeng. Ayahku sudah bahagia, dan melupakan ku." Keluh Azka menyandarkan kepalanya ke Pak Ali.

Pak Ali memeluk Azka. "Den, terkadang orang tua punya alasan, kenapa melakukan itu, dan sebagai anak, aden harus mengalah, dan memaafkan. " Hibur pak Ali.

"Aku mengerti pak, tapi satu kali saja jengguk aku, dari umur aku delapan sampai duapuluh enam tahun kami tidak bertemu. Entah hukuman apa yang Mami berikan kepadaku, bahkan dalam keadaan koma pun, dia tak menjengguk, padahal anaknya di ambang kematian. Dia sama sekali tak perduli, dia mengira aku cukup bahagia dengan kehidupan mewah seperti ini. " Lanjut Azka menariki benang sarung pak Ali.

"Semua ada hikmahnya den Azka, den Azka bersedekah, menyumbang untuk anak cucu kami agar bisa sekolah. Merawat kami para pekerja, Mami Aden sayang sama Aden, hingga tak mau aden hidup susah karna, perceraiannya." Saut pak Ahmad mencoba memberi pengertian yang dari tadi duduk di belakang Pak Ali.

"Okelah..., strong!. Heh, aku mau tidur." Azka berjalan, dengan mainan HP ia masuk kamar, membuka baju karna gerah, lalu berbaring di kasur.

"Astagfirullah,!" Teriak gadis berambut panjang keluar dari kamar mandi, lalu masuk kamar mandi lagi. Azka terkejut dan tak melihat gadis itu.

" Jantungan. Maaf, aku keluar!" Azka keluar

dari pintu berpas-pasan dengan bik Jah

"Yang di dalam siapa bik Jah?" Tanya Azka.

"Neng Laila." Jawab bik Jah

"Sukurlah, dia mau di sini." Azka berjalan, namun hatinya terasa di taburi bunga-bunga, lalu melihat kamar yang di masukinya tadi, ia nabrak tembok .

"Biyooooong" Teriak Azka, membuat geger, semua keluar.

"Kenapa den?" Buru-buru pak Ahmad, pak Adi, pak Ali menghampiri Azka.

"Kejedot, siapa sih yang narok tiang besar di sini." Ceplos Azka nada tinggi sambil

menendang tembok.

"Udah dari dulu den?" Jawab serempak.

"Bilangin Azka kalau jalan jangan melamun!"

Kata Azka bikin tertawa.

"Den Azka jangan melamun!" Kata pak Ali.

"Aduh, semakin nggak genah aku, pak Adi bopong saya pusing." Suruh Azka.

Azka di gendong pak Adi yang berbadan besar dan tinggi.

Laila mengintip lalu tertawa, aneh tapi nyata, ia menutup kamar.

Hp azka berdering Maminya.

"Loha.. Halo.... " Cuek Azka.

"Kenapa kamu tadi telpon?" Acuh Maminya.

"Aku minta maaf, dulu gak minta mami, untuk tidak melahirkan aku. " Kata Azka kesal sambil melempar bola pimpong ke tembok.

"Kamu Itu! mami capek. Capek cari uang." Belum selesai bicara.

Azka menyahutnya. " Maaf Mami, aku tidak merasakan jadi Mami, tapi Mami juga tidak merasan jadi aku, aku bak price yang sengsara, maaf kan aku, aku selalu kasar sama Mami, aku terlalu keras sama Mami, ini semua salahku, "

"Azka...." Suara maminya menangis.

" Im sorry, Azka i love you, i miss you." Lalu menutup telponnya.

Azka membuang nafas yang melelahkan.

air mata kerinduan dan kebencian kepada Maminya menetes ke bantal.

Azka memejamkan mata dan tidur.

...Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dwi Alviana

Dwi Alviana

q kira salwa yg jd jdoohnya kok malah gadis bercadar 😂😂😂🙊

2021-11-10

1

Eva Susanti

Eva Susanti

seru, aku smpai nangis lo , tp ketawa jg smpai2 aku seyum2 smbil bacay👍👍😙😙😙😙👍👍👍👍

2021-06-11

0

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

lanjut Thor 💪💪💪

2020-07-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!