Eps 3~
Haiiii para readersku🤭 selamat membaca.
Semoga ceritannya nggak ngebosenin ya🤣
.
Saat ini, Renata berada di depan rumah super megah milik cucu dari nenek yang membuatnya hidup kembali. Sebenarnya ia masih bingung bagaimana perannya dalam misi yang diberikan oleh si nenek penyelamat.
Flashback□□
Renata Pov*
" Baiklah nek, sekarang misi apa yang kau berikan kepadaku?"
" Kita lihat saja nanti!"
si nenek tersenyum jahat dan mambuatku curuiga
" Kalau begitu, aku harap misi ini tidak berbahaya, dan kalau bisa aku juga ingin mendapat keuntungan dari misi ini nek "
' Aku kan juga ingin bahagia, setidaknya dihidupku yang singkat ini🙄 ' gerutuku dalam hati.
" Jika masalah untung atau rugi, itu tergantung cara pandangmu terhadap misi ini sih . Aku hanyalah media perantara dalam misi kali ini "
' Hah? ayolah...bahkan aku bisa mendengar suara tawamu yang sedang kau tahan nek.'
" Baiklah...aku bukanlah orang yang mudah menyerah dengan tantangan... Apalagi ini hanyalah sebuah misi"
"Aku bahkan tidak menangis saat ibu dan saudara tiriku menyiksaku. Jadi, aku pasti dapat menjalankan misi ini dengan segenap jiwa ku! "
" Hohoho...sekarang, siapkan saja dirimu. Aku sudah mengurus sisanya." ujarnya sambil menepuk nepuk bahuku.
" Oh iya, jangan lupa bawa tas yang ada disebelah kasurmu saat kau pergi nanti. Kau pasti sangat memerlukannya." Seketika, senyum bahagia memercik di wajahnya.
" Baikah.."
Balik Ke Dunia Nyata~
" Oke...sekarang, apa yang harus aku lakukan pak?"
tanyaku pada pak supir sambil menatap gerbang besar yang tertutup rapat didepanku.
" Apa nona diberi sesuatu oleh nyonya sebelum kemari?" pak supir balik bertanya kepadaku
" Sepertinya tidak ada barang-barang untuk membuka gerbang besar ini di tasku pak " ujarku sambil melihat lihat isi tas yang disuruh bawa oleh nenek penyelamat.
" Apa aku dikirim kesini untuk mencuri ya pak? "
Muncul juga banyak dugaan aneh lainnya di dalam pikiranku, seperti....Mungkin aku akan membunuh orang, mungkin aku dijual, atau mungkin aku disuruh bertransaksi barang terlarang oleh nenek itu.
" Tenang aja non, nenek orang baik kok. Lagian kan nenek udah janji, ini bukan misi yang berbahaya untuk nona."
" Bener juga si pak .Hmm... Gimana kalau bapak telfon nenek untuk tanya cara masuk ke rumah ini? "
" oh..boleh juga non."
Sebelum Pak supir itu berhasil menelfon nenek, seseorang telah membukakan gerbang itu dari dalam.
Dilihat dari penampilannya, orang itu adalah satpam di rumah ini.
" Silahkan masuk nona..." sapanya dengan sedikit membungkuk sebagai tanda sambutan.
" Terimakasih..."
sahutku sambil tersenyum lega.
Ruang Tamu~
" Glek..." aku meminum teh yang disediakan oleh pengurus rumah lalu terdiam.
" Jadi, aku harus ngapain sekarang? "
" Krik..."
" Krik...."
" Hmm...aku ngomong sama siapa ya?"
" Krik...."
" Krik...."
Astaga!!!!! kenapa rumah ini sepi sekali ya lord....
Padahal tadinya disini banyak pelayan, tapi sekarang malah hanya ada jangkrik disini. Sedang ada apa sih di rumah ini? Kok aku ditinggal sendirian disini?
" Tap..tap...tap.." Suara langkah kaki seseorang dari belakangku.
" Maaf membuat anda menunggu nona " ia membungkukkan badannya seraya meminta maaf padaku.
" Oh...tidak apa apa "
sepertinya aku harus bertanya siapa orang ini, karena kelihatannya aku akan sering bertemu dengannya nanti.
" Anda.....?"
oh tidak, bagaimana sebaiknya aku menyusun kalimatnya. Sepertinya tidak masuk akal jika aku bertanya namanya. Apa aku tanya pekerjaannya disini ya? ugh...sial bagaimana ini ....ayolah....
Meskipun aku belum menyelesaikan pertanyaanku, syukurlah paman ini dapat mencernanya dengan baik dan menjawab pertanyaanku dengan tepat. Paman ini orangnya peka sekali ternyata hehehe....
" Oh...maaf saya belum memperkenalkan diri, saya adalah kepala pelayan sekaligus orang kepercayaan pemilik rumah ini. Anda bisa memanggil saya Paman Han"
" Hmm...baiklah Paman Han"
" Ngomong-ngomong.....nenek sudah memberitahukan tujuan nona datang kemari. Jadi, nona hanya perlu menunggu tuan untuk pulang kerumah dan berbicara padanya nanti "
" Kapankah tuanmu tiba disini , Paman Han? " Tanyaku dengan formal.
" Sekitar jam 9 malam nona "
Mataku membesar mendengar jawaban dari Paman Han.
' HAH!? jam 9 malam? apakah aku harus duduk disini sampai pinggangku hancur? ini kan baru jam 5. Masa aku harus menunggu selama itu hanya demi berbicara padanya? Dasar laki laki tidak tau diri, sudah tau ada tamu yang datang....bukannya pulang cepat, dia malah menghiraukanku, benar benar kurang ajar '
" Hmm...Apakah Paman bisa meminjamkan satu kamar kosong untukku? " aku menatap paman dengan mata penuh harapan berbinar-binar, agar ia tidak menolakku.
"Nona bisa menunggu di kamar tamu jika anda mau"
" Tentu saja! "
Huh! lihat saja...aku akan tidur dengan nyenyak, lalu bicara dengan pria kurang ajar itu dan menyelesaikan misiku.
" Silahkan ikuti saya nona "
" Baik...terimakasih! "
Kamar Tamu~
" Kyaa....akhirnya aku bisa tidur. Tunggu saja kau pria kurang ajar! setelah ini, aku akan langsung pulang dan makan yang manis manis dirumah nenek. "
Author Pov*
a few hour later......
Paman Han bergegas menuju kamar tamu dan membangunkan Renata yang sedang tertidur . Ia memanggil manggil nama Renata sambil menepuk nepuk pipi nya.
Renata mendengar suara samar samar dan merasakan ada yang memukuli pipinya.
" a...."
" na....."
"nona...." panggil Paman Han.
Renata sudah setengah sadar kemudian mengusap matanya yang kabur karena baru bangun.
" Iya Paman? apakah tuanmu sudah datang?"
" Iya nona, sebaiknya nona sedikit merapikan diri dahulu, lalu lekas temui tuan saya. Ia sudah menunggu nona di sofa tempat nona duduk tadi"
" Hmm.." aku mengangguk
" Terimakasih Paman Han!"
Renata yang sudah selesai bersiap, kini mengambil tas yang diberikan nenek penyelamat. Ia bergegas menemui tuan itu dan menyelesaikan misinya. Terlihat semua pekerja begitu serius melayani tuannya dengan suasana mencekam yang sangat serius.
Renata Pov*
' ugh...apa nenek itu yakin misi ini tidak berbahaya?'
Kakiku menjadi dingin karena takut, tetapi aku tetap harus melangkahkan kakiku menuju pria itu.
Sekarang aku berada tepat didepan laki laki itu.
Siapa yang sangka tuan ini ternyata masih terbilang muda, aku pikir tuan itu akan berusia 50 tahun tapi, setelah dilihat tuan ini hanyalah pemuda berusia 25 tahun jika dilihat dari wajahnya.
" Umm...apakah saya boleh duduk tuan?" aku berusaha agar tidak terdengar tegang.
" Silahkan, dan langsung saja bahas apa tujuanmu datang kemari "
Astaga!!!!! suaranya saja sukses membuatku merinding....entah bagaimana jika aku harus menghadapi orang seperti ini setiap hari, yang ada hidupku malah jadi lebih singkat meskipun sudah mendapat banyak ramuan dari nenek penyelamat.
" Oh....ini tuan, semua tujuanku kemari ada didalam tas ini...em....jadi, anda bisa membacanya langsung"
Aku mengeluarkan dokumen dokumen yang ada di tas itu dan memberikannya kepada tuan didepanku. Ia nampak serius dan sedikit menciutkan alisnya saat membaca dokumen tersebut.
" Hahahaha...."
Hah? apa yang salah? kenapa ia tertawa?
" Hei nona, apakah sebelumnya kau sudah membaca dokumen ini? "
Pertanyaan yang keluar dari mulut tuan ini terdengar begitu menyeramkan padahan itu hanyalah pertannyaan biasa.
" B..Belum tu..an " sial, mengapa aku merinding begini.
BERSAMBUNG
Hah? apa yang terjadi ya kawan kawan?
see you next episode☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Angela Jasmine
Lanjuuuttt lagi kakak ☺️☺️❤️❤️
2020-07-16
1