...Promo novel :...
Sherry mencoba membuka mata perlahan. Walaupun jendela masih menutup, dia yakin ini sudah siang. Sayup-sayup terdengar seseorang di luar mengetuk pintu.
Itu mungkin Ibu, kalau enggak Aska. Tapi kalau sudah siang seperti ini enggak mungkin si Aska. Anak itu pasti sudah berangkat sekolah. Ya, dia kan masih kelas 1 SMA. Walaupun tubuhnya besar, adik laki-laki ku itu masih kelas 1.
Benar, sekolah! Apa yang sedang ku lakukan? Kalau Aska sudah berangkat, bukankah aku juga harusnya berangkat sekolah. Mengapa aku masih dengan santai tetap di atas tempat tidur. Aarggh! Tubuhku terasa sakit saat di gerakkan. Ada apa ini?
Semua tampak asing. Dinding dan langit-langit kamar berwarna mint. Cukup lama Sherry memandang langit-langit kamar. Untuk ukuran kamar, ruangan ini sangat besar. Lebih besar daripada ruang tamu di rumah.
Kepalanya bergerak melihat ke samping. Perabotan dan pernak-pernik yang sangat tidak di kenal.
Terlalu mewah untuk kamar ku. Ini bukan kamarku. Ini bukan rumahku. Aku tidak sedang ada di atas tempat tidurku. Kasur ini sangat empuk dan berkualitas tinggi. Aku benar-benar berada di kamar orang lain. Dimana ini?
tok!tok!
Pintu kamar di ketuk. Seorang perempuan berumur dua puluh dua tahun masuk membawakan makanan.
"Nona Ve, ini buburnya." Sherry menatapnya dengan heran.
Gadis ini tidak bisa mengeluarkan suara karena tenggorokannya terasa sakit. Perempuan itu meletakkan mangkuk bubur di atas nakas warna merah muda yang sangat soft. Lalu membuka tirai yang masih menutupi jendela.
Srekk!
Cahaya matahari masuk. Sherry menyipitkan mata menahan sinar matahari yang silau. Lalu perempuan itu keluar kamar tanpa berbicara lagi.
Apa-apaan ini?
Sherry mencoba menggerakkan badan lagi. Setelah berusaha, akhirnya dia bisa bangkit dari tempat tidur yang sangat empuk. Tangannya meraih bingkai foto di samping mangkok bubur.
Foto siapa ini?
Sherry mengamati foto seorang gadis. Rambutnya panjang dan indah tergerai. Terlihat seperti terawat. Sayang gadis itu seperti kekurangan aura positif. Wajahnya cantik tapi terlihat lesu dan lemah.
Deg! Saat dia tak sengaja berdiri di depan kaca rias, dadanya bergemuruh kencang. Tubuhnya menggigil dan gemetar. Matanya nanar karena sangat terkejut. Napasnya tersengal-sengal
Bruk! Sherry jatuh terduduk di lantai sambil memegangi wajahnya.
Tidak! Tidak mungkin!
Masih terduduk di atas lantai kamar, Sherry meraba-raba wajahnya. Lalu mencoba berdiri dengan berpegangan pada kursi. Kembali berkaca. lagi-lagi wajah itu muncul. Wajah yang tidak di kenalnya. Wajah yang asing.
Itu bukan aku! Itu bukan wajahku!Ada apa ini? Apa yang sedang terjadi?
Sherry menjadi pucat dan pingsan.
Sherry terbangun karena aroma obat. Di sebelahnya ada seorang bibi yang lebih tua dari perempuan yang membawakan mangkok bubur tadi. Dia menatap Sherry dengan cemas.
"Kamu sudah bangun?" tanya beliau lembut dan penuh perhatian. Sherry hanya mengangguk. Entah kenapa Sherry merasa harus mengangguk. Bibi itu terlihat baik.
Sherry merasakan kerongkongannya kering.
"Aku haus." Sherry mencoba duduk, Bibi itu mencoba membantunya. Lalu Beliau menuang air dan memberikannya ke Sherry. Setelah selesai, gadis ini menyodorkannya kembali.
"Bibi siapa?" tanya Sherry serak dan wajah yang lesu tanpa ragu. Dengan wajah tenang dan damai beliau menatap Sherry. Meskipun ditanya pertanyaan aneh, beliau tidak terkejut atau marah. Justru tersenyum hangat.
"Aku yang mengasuhmu sejak kecil." Tangannya terulur memijat tangan dan lengan Sherry pelan.
"Aku tidak ingat."
Bagaimana bisa ingat, semua inikan bukan milikku. Bahkan tubuh ini...
Sherry melihat ke arah tubuhnya sendiri dengan gundah dan heran.
"Tidak apa-apa. Suatu hari juga akan ingat."
"Aku juga bukan Vermouth."
"Hemm..." Bibi manggut-manggut. Sherry merasa aneh. Kenapa Bibi ini tidak peduli dengan kata-katanya. Padahal Sherry sudah berkata yang tidak masuk di akal.
Apa karena tidak masuk akal jadi bibi itu justru tidak mempercayai perkataan mulut ini. Aku harus ngomong apa ya, untuk memberi tahu kalau aku bukan Vermouth.
"Kamu harus makan banyak. Minum obat teratur. Jangan berpikiran macam-macam. Kalau lelah tidurlah lagi...." Beliau memberi nasihat panjang.
"Berarti Bibi bukan ibuku?"
"Hemm."
"Lalu, dimana ibuku?" Kali ini Bibi terdiam sejenak. Dan mulai memandang Sherry.
"Sepertinya kamu harus banyak istirahat. Ayo tidur lagi...." Bibi tak berniat menjawab. Tangannya menyelimuti dan menepuk-nepuk pelan kepala Sherry. Berharap gadis itu tertidur. Seperti menidurkan bayi.
Setelah memastikan gadis ini tidur, Bibi keluar kamar. Sherry membuka mata. Dia sengaja berpura-pura tidur tadi. Kalau tidak begitu, Sherry tidak bisa bergerak leluasa.
Hh.... apa-apaan ini? Mengapa bisa tubuhku menjadi sempurna seperti ini. Rambut sangat lurus. Wajah cantik. Kulit putih bersih. Aku harus membaca keadaanku sekarang. Siapa Vermouth ini?
Dengan langkah tertatih-tatih Sherry melangkah. Menyusuri kamar dengan berpegangan pada dinding dan perabot. Entah kenapa Sherry merasakan tubuhnya sangat lemah. Pusing dan mual.
Namun Sherry tetap berjalan meski sempoyongan. Meneliti dan mencermati semua benda yang bisa memberi petunjuk. Ternyata semua buku-buku cerita anak-anak. Cinderella, Little Mermaid, Pinokio, Alladin, dan masih banyak yang lain.
Kenapa masih menyimpan buku seperti ini? Pasti dia juga suka membaca seperti aku. Bedanya di rumah banyak komik. Karena enggak bisa beli yang baru, terpaksa belinya di pasar loak karena sangat murah. Asli pula. Novel yang ada hanya satu; 'sherlock holmes'. Itu pun di kasih pemilik cafe tempat aku kerja sambilan.
Sherry mengambil salah satu buku yang berjudul, 'Cinderella'. Cerita dongeng yang fenomenal. Semua orang tahu kisah sepatu kaca itu.
Juga ada The little Mermaid. Kisah putri duyung yang mengorbankan suara emasnya supaya bisa mendapatkan kaki. Semuanya demi bertemu dengan lelaki yang di cintainya. Sherry mencibir senang. Walaupun sudah sebesar ini Sherry kadang masih suka bacaan yang berbau dongeng. Kadang berpikir... "Seandainya aku juga mengalami cerita dongeng seperti ini"
Mungkin keinginanku dikabulkan. Sepertinya dongeng sudah menghampiriku. Benar! Tubuh ini adalah bukti dongeng sudah menghampiriku, tapi siapa yang percaya. Kalau ada yang percaya pasti mereka gila sepertiku.
Bukankah sebelumnya aku sedang menolong seseorang? Bagaimana kelanjutan cerita itu? Mengapa cerita berubah seperti ini?
Tubuh Sherry melemah. Bruk! Sherry menjatuhkan dirinya ke lantai. Duduk sambil bersandar tembok.
Tubuh ini penyakitan....
Lalu ia coba meluruskan kakinya. Ada rasa nyeri di pipi sebelah kanan. Rupanya ada goresan luka yang masih baru. Mungkin luka karena kecelakaan itu.
Ingatannya kembali ke waktu itu. Tak terasa air matanya meleleh. Ingat rumah, Ibu dan juga Aska. Sherry menarik kakinya dan menekuk. Memeluk kakinya dengan kedua tangan dan mulai menangis.
Ibu ...
Aska ...
Aku ingin bertemu dengan kalian.
B.e.r.s.a.m.b.u.n.g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Eka Nurmila
ini yang baru namanya novel
ceritanya runtun, teratur dari awal hingga akhir.
ada prosesnya.
ga asal jadi. plek
2022-09-09
0
bunga cinta
awal yg beda
2022-08-31
0
Gusty Ibunda Alwufi
nih novel sdh lama.aku jdin favorit tp blm sempat baca br hr ini aku mampir .karyamu semua memang keren2 thor dr gaya dqn bahasanya jg ceritanya bgus👍🙏
2022-06-05
0