Nggak minta lebih hanya minta untuk like👍
“Kamu adiknya Damar?” tanya Erik pada Ella.
“Emm, ya Pak Erik benar,” jawab Ella sambil menganggukkan kepala pelan.
“La,” terdengar suara memanggil nama Ella dari arah pintu masuk. Ella hanya menoleh sambil tersenyum tipis pada sahabatnya yang baru saja masuk.
“Kok gak ke kantin sich, La?” tanya Anna sabahat Ella yang berbeda fakultas, sambil berjalan mendekati meja tempat duduk Ella.
“Iya lagi malas gue,” jawab Ella singkat sambil menatap ke arah Anna.
“Eh, selamat siang Pak, ini Pak Erik ya ..., dokter sekaligus dosen di kampus ini, kan? Kenalin Pak saya Anna sahabat Ella,” ucap Anna seraya mengulurkan tangan kanannya ke depan Erik. Erik segera menyambut uluran tangan Anna, dan memperkenalkan dirinya, setelah itu berpamitan pada kedua mahasiswi tersebut.
“Ok. Kalau begitu saya permisi dulu ya,” pamit Erik.
“Iya Pak,” jawab Ella dan Anna kompak.
Erik bergegas meninggalkan kelas, berjalan keluar meninggalkan kedua gadis ABG yang masih duduk santai di ruangan, belum sampai pintu, terdengar suara Ella memanggilnya.
“Pak Erik,” panggil Ella.
“Ya,” jawabnya lalu menoleh ke arah Ella.
“Terima kasih,” ucap Ella, Erik hanya menjawab dengan anggukkan kepala dan tersenyum tipis yang memabukkan kedua gadis di depannya, lalu berjalan meninggalkan kelas Ella.
“Gila! Senyumannya bikin pingsan,” ucap Anna memuji Erik.
“Nyatanya Lo gak pingsan Ann, jangan lebay dech,” ucap Ella sambil memukul kecil lengan Anna dengan buku.
“Iya kalau kelamaan bisa pingsan beneran gue,” ucap Anna.
“Sashi kemana La?” tanya Anna bingung karena tidak melihat sahabat satunya itu.
“Ke kantin dia, beli bakso mungkin,” jawab Ella acuh. “O ya, ntar gue nebeng Lo ya, kasian Kak Damar kalau harus jemput gue,” sambungnya.
“Oke dech, apasih yang gak buat Nyonya besar,” jawab Anna dengan candaan garing.
“Cih, di sini rupanya Lo, gue samperin tadi ke kelas Lo Ann,” ucap Sashi yang baru datang dari kantin.
“Udah kenyang Lo, Shi? baru jaga gue mau nyusul,” tanya Anna pada sahabatnya itu.
“Kalian kok pada berisik sich, gak tau apa lagi pms, perut sakit banget nich,” gerutu Ella pada para sahabatnya itu.
“Coba periksa ke dokter La, perasaan waktu haid bulan lalu Lo juga seperti ini,” saran Sashi.
“Mau kita anterin,” sahut Anna.
“Gak usah dech, ntar juga sembuh kok,” jawab Ella yang menalak tawaran sahabatnya.
“Yuk cabut yuk, ngapain disini sudah selesai juga mata kuliahnya,” lanjut Ella pada kedua sahabatnya.
“Ayo, langsung pulang ya,” sahut Sashi.
“Bentar gue kasih kabar Kak Damar dulu, hampir saja lupa,” ucap Ella sambil mencari ponselnya yang ada di dalam tas.
Setelah memberi kabar Damar, ketiga gadis itu berjalan menuju are parkir mahasiswa, Anna melajukan mobilnya untuk mengantarkan Ella, sedangkan Sashi langsung pulang ke rumahnya.
Setelah tiba di rumah Ella, Anna langsung berpamitan pulang pada Ella karena ibunya dari tadi sudah telepon untuk menyuruhnya pulang. Ella kemudian masuk ke dalam rumahnya, dan langsung menaiki tangga menuju lantai dua, kemudian membuka pintu kamarnya, dan segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Setelah mandi Ella merebahkan tubuhnya di kasur sambil menyambar dan mengajak bicara boneka pandanya.
“Oh ternyata, kau melupakan aku,” sambil menunjuk boneka panda putih hitam itu seolah-olah meluapkan kekesalannya.
“Kenangan bersamamu selalu kukenang,” lanjutnya dengan air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata.
“Bahkan aku menunggu waktu itu, menanti waktu Kakak mengulangi kata itu lagi, tapi rupanya aku salah, aku salah! Karena sudah menantimu,” keluh Ella dengan air mata yang sudah turun.
Inilah alasan kenapa Ella selalu menolak untuk berpacaran, Ella selalu menjawab ingin meraih cita- citanya dulu, mungkin benar, jika nantinya Ella akan melupakan kenangan itu secara perlahan-lahan mengingat orang yang dinanti tidak pernah mengingatnya.
Flashback on
“Kak Erik tunggu Lala, Lala capek Kak, stop dulu ya kita duduk dulu di sana,” keluh Ella dengan nafas menderu setelah berlari mengikuti langkah Erik.
“Ah Lala ayo cepat, apa mau Kakak gendhong? nanti keburu gelap gak bisa lihat sunset,” tawar Erik yang sudah membelakangi Ella sambil berjongkok.
“Ayo naik!” lanjut Erik.
Ella hanya menuruti perintah Erik sampai akhirnya sampai ke tempat yang dituju.
“Wah indah ya Kak,” decak Ella.
“Iyalah, Kakak bilang juga apa, gak nyesal kan jalan - jalan ke sini,” tanya Erik.
“Iya makasih ya Kak,” ucap Ella dengan tersenyum tipis ke arah Erik.
Tak lama kemudian Erik tiba -tiba menggengam tangan Ella.
“La ntar kalau sudah besar, mau ya kamu jadi istri Kakak? Kakak janji bakalan bikin kamu bahagia,” ucap Erik sambil merapikan rambut Ella. Ella yang waktu itu masih berusia 10 tahun tidak bisa menjawab, hanya diam dan mendengarkan lelaki di depannya itu.
“Ih ... Kak Erik, Lala masih kecil, belum mikir ke sana, Lala kan masih pengen jadi dokter dulu biar bisa sembuhin orang,” jawabnya
“Iya Kakak bakal tungguin Lala kok,” ucap Erik yang masih menggenggam tangan Ella.
Flashback off
Di sisi lain Erik melajukan mobilnya ke arah cafe deket rumah sakit tempatnya praktek, setelah mengetahui kalau Ella adalah adik dari Damar, Erik langsung membuat janji ketemuan dengan Damar, dan di sini dia sekarang. Erik berjalan masuk ke dalam cafe tersebut, terlihat laki-laki tampan memakai jas mahalnya sedang duduk menunggu kedatangannya.
“Gila loe ya, gue kira tadi beneran pacar Lo?” maki Erik pada Damar.
“Ternyata dia Lala? dia makin cantik ya Mar, makin dewasa,” puji Erik sambil membayangkan wajah Ella.
Damar hanya tersenyum manis kearah Erik,
“Iyalah Kakaknya aja gantengnya kaya gini kok,” ucap Damar penuh percaya diri.
“Ih ..., narsis banget Lo,” ucap Erik. “Boleh ya, aku deketin Lala lagi,” pinta Erik.
“Kalau gue sih terserah Lala aja Rik, kalau dia mau ya terserah, tapi dia sulit di deketin, belum pernah gue lihat dia pacaran,” jelas Damar pada Erik.
“Wah berarti harus lebih keras lagi dong usaha gue,” ucap Erik.
“Asal Lo gak nyakitin dia dan gak bikin dia sedih gue ijinin deh,” peringat Damar.
“Oke makasih Kakak ipar,” ucap Erik dengan senyuman khasnya.
“Eh. bukannya loe pacaran sama Jingga ya?” tanya Damar.
“Gue udah putus sama dia dua tahun yang lalu Mar,” jawab Erik.
“Dia selingkuh sama Joseph,” lanjut Erik yang mengingat betapa kejamnya sahabat sendiri mengkhianatinya.
“What!” Kaget Damar. “Gimana ceritanya?” lanjutnya bertanya.
“Lo tau, bahkan Jingga hamil anaknya Joseph,” Damar yang mendengar itu langsung ikut merasa emosi, dan mengalirlah cerita masa lalu Erik, dia menceritakan masa lalunya pada Damar, tentang penghianatan pacar dan sahabatnya sendiri.
Setelah jam menunjukkan pukul tiga, Erik kemudian pamit pada Damar karena jam lima nanti dia ada praktek di rumah sakit papa nya yang dia kelola, mengingat Erik yang menyandang sebagai Dokter kandungan baru di rumah sakit itu, jadi dia harus bersikap profesional walaupun rumah sakit tersebut punya papa nya sendiri.
🌺“Jangan berjanji pada seseorang jika kita belum yakin untuk menepatinya, karena janji itu adalah hutang yang harus dibayarkan.”🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Nur fadillah
Betul....betul...betul...👍👍
2023-01-08
0
Mechan Craftymates
Wow disni ada selalu kata2 mutiara.. abis dr marrige game di lapak sblh. Manpir ksini
2022-06-11
0
Maria Agustina Bungalay
suka sama quotes setiap akhir bab
2021-11-25
0