Happy Reading jangan lupa tinggalkan jempolnya👍
♥️
Setelah perjalanan 30 menit, mobil Damar terparkir rapi di area parkir mahasiswa UI. Terlihat Ella dengan kemeja warna navy, dan celana jeans berwarna biru, serta sneaker hitam yang berwarna senada dengan tas yang menggantung di punggungnya, dengan rambut yang dibiarkan tergerai indah kebelakang Ella keluar dari dalam mobil mewah milik Damar.
“Kak, Lala masuk dulu ya,” pamit Ella saat keluar dari mobil.
“Sini Kakak antar!” perintah Damar sambil meraih tangan Ella untuk dia genggam.
“Ih... Kakak! Jangan gandeng-gandeng dong ntar dikira kita pacaran,” prote Ella sambil berusaha melepas ganggaman tangannya dari Damar, tapi rupanya sia-sia karena Damar justru mengeratkan genggamannya.
“Biar saja orang berkata apa,” jawab Damar sambil tersenyum.
Keduanya berjalan berdampingan menyusuri koridor kampus, diiringi suara bisikan -bisikan dari mahasiswa yang mereka dilewati.
“Hah, itu pacarnya cocok ya, ganteng dan cantik.”
“Pantes saja gak mau sama aku.”
“Bidadari kayangan turun ke kampus kita men!”
“Cowoknya ganteng banget mau peluk dong bang.”
“Eh, cowoknya liatin gue tu, mungkin naksir sama gue, duh bikin kedut-kedut deh Bang.”
“Eh, Ella ternyata sudah punya cowok ternyata, patah hati gue.”
Dan masih banyak lagi bisikan kekaguman dari para mahasiswa tersebut, sampai tak lama kemudian, terdengar suara panggilan dari balik punggung mereka berdua.
“Damar.” Suara panggilan merdu terdengar, mereka berdua kompak menoleh ke arah datangnya suara.
“Erik. Akhirnya ketemu juga,” jawab Damar memeluk erat sahabat lamanya.
“Wah dapet yang baru nih ya, pantes ngebet minta ketemuan di kampus, rupanya wanitanya masih kuliah, yang kemaren itu ditaruh mana?” cerocos Erik yang menggoda Damar. Tidak tahu menahu siapa gadis di samping Damar.
“Kamu itu ya, ngomong kaya kereta lewat gak ada jeda,” sahut Damar membalas ucapan Erik.
“Kenalin saya Erik,” ucap Erik sambil mengulurkan tangan ke arah Ella.
“Ella,” jawab Ella singkat dan menyambut tangan Erik. “Kak aku ke kelas dulu ya,” lanjut Ella dan berpamitan pada Damar, karena merasakan ada sesuatu yang sesak yang tengah menyiksa dadanya saat melihat lelaki di depannya.
“Oke ntar Kakak jemput,” pesan Damar saat Ella akan melangkahkan kakinya menuju kelas. Ella hanya mengacungkan jempol dan berjalan menjauhi kedua pria dewasa tersebut.
“Cantik juga gebetan Lo,” puji Erik menatap kepergian Ella.
“Lo naksir?” tanya Damar pada Erik saat mengerti arah pandang Erik.
“Nggaklah, kasian Lo, nanti patah hati.”
Damar hanya merespon dengan senyuman tipis dari bibirnya. Menyayangkan karena Erik tidak mengenali adiknya.
“Ketemu di mana sih, dapet yang bening begitu?” tanya Erik penasaran.
“Ada deh, gue nitip dia ya, jagain pokoknya dari cowok playboy,” pesan Damar pada Erik.
“Pajak 10% ya,” jawab Erik sambil tertawa.
“Oke. Gue pamit dulu ya, maenlah ke rumah bokap kangen katanya sama, Lo!” perintah Damar sebelum pergi meninggalkan Erik.
“Iya kapan- kapan gue mampir,” jawab Erik singkat sambil menatap kepergian sahabatnya itu.
Erik dan Damar memang sudah berteman sejak kecil. Namun, setelah lulus SMA Erik melanjutkan sekolah di Harvard University ia mengambil sekolah kedokteran di sana sekaligus mengambil spesialis kandungan. Di samping itu ia juga mengambil bisnis manajemen, untuk bekal suatu saat nanti ketika meneruskan usaha papanya.
Damar segera berlalu meninggalkan kampus adiknya, menuju kantor. Sedangkan Erik berjalan menuju kelas untuk mulai memberikan materi. Tiba di kelas terdengar suara sapaan dari para mahasiswa yang berjumlah 25 orang.
“Selamat pagi semua ...” sapa Erik saat pertama kali masuk kelas kuliah.
“Pagi Pak Dosen ...” jawab serempak para mahasiswa dari tempat duduknya.
“Gimana kabarnya hari ini, apa sudah siap?” tanya Erik.
“Siap apa, Pak Dos?” celetuk Sashi bertanya pada lelaki tampan di depan white board.
“Pelajaran dong! Oya, kita bisa perkenalan dulu ya ... perkenalkan nama saya Erik Ramones, saya mengajar di kelas kalian, dari hari senin - kamis. Yang saya inginkan kalian tidak terlambat atau membolos pada jam mata kuliah saya, kecuali kalau memang benar-benar urgent,” pesan Erik, matanya berkelana dan tak sengaja menatap gadis yang baru saja dia temui beberapa menit yang lalu.
“Hey kamu!” penggil Erik sambil menunjuk Ella dari posisinya berdiri.
“Saya Pak?” jawab Ella sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Iya, siapa lagi? Dari tadi saya perhatikan kamu tidak memperhatikan perkataan saya,” ucap Erik yang sengaja ingin menggoda Ella. “Siapa namamu, usiamu berapa, nomor ponsel kalau perlu?” lanjut Erik.
“Hah. Harus ya Pak nomor ponsel,” jawab kaget Ella, ia sedikit mengerutkan dahinya saat mendengar pemintaan Erik.
“Katakan saja!” perintah Erik tegas, sok berkuasa.
“Nama saya Rehuella, usia 18 tahun, nomor ponsel 087835xxxxxx,” ucap Ella datar.
“Sudah punya pacar?” tanya seorang mahasiswa yang berambut klimis.
“Proses pencarian.” Dijawab santai oleh Ella. Sedangan Erik sendiri terlihat tersenyum tipis saat mendengar penuturan Ella.
Padahal dia datang diantar pacarnya. Batin Erik protes.
“Mau dong daftar,” sahut mahasiswa lainnya.
“Mau! Mau gue tonjok sini! “ jawab Ella sambil tertawa sinis sambil mengepalkan tangannya ke arah yang tadi berucap.
“Menarik,” gumam Erik sambil menahan senyumnya.
“Oke silakan duduk kembali,” perintah Erik pada Ella.
Diam-diam Erik mengingat-ingat nomor ponsel Ella, menyimpan dalam ingatannya. Erik memang orang yang cerdas, jadi tidak terlalu sulit untuk menghapal 12 digit angka nomor ponsel Ella.
“Oke kita mulai mata kuliah hari ini,” ucap Erik menghampiri mejanya. Dan selanjutnya mata kuliah pertama ajaran baru dimulai, menjelaskan tentang ilmu kedokteran.
***
Setelah dua jam berlalu terdengar suara bel berbunyi, tanda berakhirnya materi kuliah hari ini.
“Ke kantin yuk La,” ajak Sashi yang duduk bersebelahan dengan Ella.
“Males deh, Shi. Sakit perut gue lagi pms,” jawab Ella sambil memegang perutnya.
“Oke mau nitip apa?” tawar Sashi yang merasa kasian pada Ella karena sakit perut.
“Nggak deh, aku gak nafsu buat makan,” jawab Ella menolak tawaran Sashi.
“Gue tinggal ya?” tanya Sashi. Ella hanya menjawab dengan anggukan kepala sebagai tanda setuju.
Tak lama kemudian, tinggalah Ella di ruang kelas sendiri, suasana kelas menjadi hening, karena memang tidak ada siapa- siapa kecuali dirinya, dia menundukkan kepalanya ke arah meja. Sampai tiba suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya.
“Nih minum,” tawar Erik, sambil menyodorkan segelas jahe hangat, yang membuat Ella kaget karena kehadiran Erik yang tiba-tiba duduk di sampingnya.
“Ini apa Pak?” tanya Ella memastikan.
“Udah minum saja, biar gak sakit perut,” ucap Erik.
“Beracun gak nih?” tanya Ella.
“Kok bawel sich,” jawab Erik. “Udah minum, biar enakkan perutnya,” sambungnya.
Ella hanya menurut dan meminum wedang jahe tersebut sampai habis tak tersisa.
“Bapak temennya Kak Damar ya?” tanya Ella yang pura pura tidak tau menau tentang hubungannya dengan Damar.
“Iya kita berteman sejak kecil, tp kita berpisah saat SMA,” jawab Erik mencoba menjelaskan.
“Dia baik kok, cuma sedikit playboy. Ups, sorry gak maksud njelekkin pacarmu,” lanjut Erik.
“Hahaha Iya,” jawab Ella dengan tersenyum penuh keraguan.
Nggak tau aja kalau dia kakakku. Batin Ella berteriak sambil mengepalkan tangannya.
“Udah lama kenal Damar?” tanya Erik.
“Udah dari sejak saya lahir,” jawab Ella dengan senyum elegan.
“Selama itu?” kaget Erik, “kalian dijodohkan?” lanjutnya bertanya pada Ella.
“Bapak nggak liatkah kalau wajah kita ada mirip-miripnya gitu?” Erik lalu berfikir sejenak mengingat wajah Damar dan gadis di depannya
“Kamu adiknya Damar?” Erik bertanya dengan nada tinggi.
.
.
.
🌺“Melupakan itu mudah, tapi kenangan akan tetap ada di hati.”🌺
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 327 Episodes
Comments
Moms Rafialhusaini 🌺
baru nyadar pak 😂😂
2023-01-18
0
Fhebrie
erik mau mencoba nikung damar ya sebelum tau ella adiknya damar
2021-08-19
0
Lilis Nurhayati
mulai suka ceritanya
2021-07-23
0