Lalu Dodi menyenderkan punggungya di batang pohon besar yang sudah terlihat sangat tua, dengan akar-akarnya yang menggantung menjulur hampir menyentuh tanah .
kabut tipis terlihat merayap-rayap. Perpohonan rimbun yang di dominasi suara hewan liar menjadikan suasana makin begitu mencekam .
Hiks hikssss ...
Terdengar suara Fira menangis .
"Aku mau pulang " ucap Fira dengan nada bergetar ingin meminta segera pulang.
"Fir udah jangan nangis" Asma mencoba menenangkan fira dengan mengelus-elus rambut Fira.
"Benar kata Fira, sebaik nya kita pulang saja " ucap Boy .
"Ini udah gak beres, bisa mati konyol kita kalo masih mau ngelanjutin " tegas Boy pada rombongan .
"Sebaik nya kita jangan bicara sembarangan, kita harus tetap berfikir positif, lagian Juni belum ketemu " sembari berdiri Dodi mengempas-ngempaskan celananya yang kotor .
"Bagai mana kita bermalam di sini, sambil menunggu kedatangan Juni, siapa tau dia sedang menyusul kita dari belakang" ucap Dodi meyakinkan teman-temannya.
Dengan sedikit berat hati mereka setuju dengan usulan yang di berikan oleh Dodi, rombong pria bergegas mengeluarkan peralatan dari tas carriernya .
Dengan secepatnya mereka mendirikan tenda-tenda peristirahatan, berharap Juni akan segera datang menyusul mereka dari belakang.
Tak berselang lama tenda pun sudah berdiri,
Dodi dan Wawan memutuskan pergi untuk mencari kayu bakar sebagai penghangat tubuh yang mulai kedinginan .
teman-teman yang lain menunggu di tenda, sembari menyiapkan peralatan untuk membuat kopi hangat dan mie instan pengisi perut yang kosong.
Dengan penerangan seadanya.
Dodi dan Wawan terus mengumpulkan kayu - kayu kering yang berserakan di tanah.
Cuaca terasa dingin saat itu, di tambah angin yang bertiup kencang membuat tubuh berjalan gemetar kedinginan.
Kayu bakar yang sudah terkumpul, segera di bawa Dodi dan Wawan menuju tenda di mana teman-teman lainnya menunggu .
Brakkkk........
Wawan menjatuhkan kayu yang di bawanya.
Boy dan Dewo segera menumpuk kayu-kayu kering untuk membuat perapian, para wanita pun terlihat tak kalah repot nya, mereka dengan sigap menyiapkan makanan dan minuman untuk di santap saat itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Singkat cerita ...
Mie instanpun sudah habis di santap, perut yang kosong kembali terisi memberikan sedikit tenaga baru.
Rombongan duduk mengitari perapian,
Duduk membentuk lingkaran di terangi cahaya api yang menari-nari kecil di badan kayu yang menghitam menjadi arang. Dodi pun membuka pembicaraan.
"Kita harus bisa nemuin Juni" ucap Dodi kepada taman-temannya sambil menusuk-nusuk bara api di hadapannya.
"Ia kita berusaha ya supaya Juni ketemu " balas Fira .
"Juni hanya salah jalan kok, gua yakin dia baik-baik saja dan segera menyusul kita" sembari Dodi menghidupkan sebatang rokok di bibirnya.
Shuuuuppppppp ,,,,,,
Rokok itu ku hisap begitu dalam.
Dari kegelapan terlihat sesosok hitam berjalan mendekat, Dodi dan teman-temannya yang mengetahui hal itu, merasa takut dan sekaligus penasaran.
Sosok itu makin mendekati Dodi dan kawan-kawannya, tanpa basa-basi terduduk persis di depan tenda peristirahatan kami.
Juni ?? Cahaya dari perapian menjelaskan siapa sosok tersebut .
Kami pun serempak segera menghampiri Juni yang terduduk diam, malam itu Juni terlihat sangat berbeda, wajahnya begitu pucat bibirnya terlihat biru kedinginan, badannya gemetar dan tatapannya begitu kosong, pakaiannya basah kuyup seperti habis terjatuh ke dalam kubangan.
"JUN" tanya Boy khawatir .
"Jun lo gak kenapa-kenapa kan?? " tanya teman lainnya penasaran.
Namun Juni hanya terdiam tak bergeming, dengan muka yang pucat dan tatapan kosongnya, Juni tak kunjung memberikan jawaban.
" Boy ajak Juni ke dalem, ganti pakaiannya yang basah, mungkin dia masih trauma dengan kejadian yang baru dia alamin " ucap Asma menyuruh Boy menggantikan pakaian Juni.
Boy meraih tangan Juni yang terasa dingin dan menariknya masuk ke dalam tenda.
Juni hanya bungkam seribu bahasa, hanya menurut begitu saja seperti sapi yang di colok hidungnya.
Tak jauh dari tempat kami mendirikan tenda, terdapat sungai yang tidak besar dan tidak juga kecil .
Asma menarik narik tangan Fira seolah ada yang di inginkan.
"Fir temenin pipis yuk" ajak Asma kepada Fira.
"Gua juga kebelet pipis tapi gua takut" jawab Fira sambil memegangi perut nya.
"Yudah yuk gua temenin kalo takut" jawab Wawan menimbrung.
"Ogah ah nanti lu ngintip" cetus Asma menolak.
" Kaga sumpah, dari pada lu tahan-tahan jadi penyakit " jawab Wawan meyakinkan.
Karna sudah tidak tahan akan hajat yang sudah tak tertahankan, Asma dan Fira menyetujui tawaran Wawan untuk menemani mereka berdua.
" Yudah ayok tapi kalo lo ngintip gua jitak pala lo " tegas Fira memperingati dengan mengepalkan tangannya.
"Siap aman buk presiden" jawab Wawan sambil melakukan gerakan hormat.
Dodi dan Dewo hanya tertawa melihat tingkah konyol teman - temannya tersebut.
Wawan pun pergi menemani Asma dan Fira dengan senter kecilnya, berjalan menuju sungai yang tak jauh dari tempat mereka mendirikan tenda.
Dodi, Dewo dan Boy mengobrol santai di depan perapian, sambil menghisap rokok dan menikmati kopi di depan api yang mulai mengecil.
Tak lama berselang dari arah sungai terdengar jeritan melengking Fira ....
!!!!!KKYYAAAAAAAAAAAAAAAAA !!!!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
Fiah msi probolinggo
merindung Kak
2021-10-06
1
Agustina suryani
merinding
2021-09-21
1
🐇₳ɽ₴ɏⱡ₳🐰æ⃝᷍𝖒 ᪙ͤ🐝⃞⃟𝕾𝕳
lah fira kenapa ya..... 🤔🤔🤔🤔 juni kamu kno diam aja,,,, apakah itu beneran juni ato cuma......... 🧐🧐🧐
2021-09-17
1