~Jika kita berjodoh. Semesta selalu tahu cara mempertemukan kembali.~
💞💞💞💞💞💞
💞💞💞💞
💞💞
Dua tahun berlalu setelah hari itu Riko sama sekali tidak pernah bertemu dengan sosok Lily. Perempuan berambut hitam panjang tersebut seolah ditelan bumi. Mungkin.
Selama itu pun Riko berusaha menata hati yang hancur. Beruntung kedua orang tuanya tak marah. Mereka hanya kaget ketika mendapatkan kabar buruk itu. Papanya bahkan meminta ia mencari tahu keberadaan Lily, tetapi ia benar-benar tak menemukan sisa jejak mantan kekasihnya tersebut.
Hari-hari menyakitkan penuh luka Riko lewati dengan baik. Ia sempat sakit beberapa hari. Perasaannya yang dalam dan tulus kepada Lily memang benar adanya. kenyataan jika Lily adalah cinta pertama juga lembaran kertas yang ia baca dengan hati-hati bukanlah bohong semata. Kini semua telah berlalu. Ia berusaha menikmati kesendirian dengan terus fokus bekerja tanpa memikirkan apa itu cinta.
🍀🍀🍀
🍀🍀
🍀
Suara azan berkumandang di masjid terdekat ketika Riko dan Riki sudah keluar dari rumah. keduanya memakai sarung, baju Koko, dan peci. Mereka berjalan beriringan.
"Ko, lo mau bolos kerja enggak?" tanya Riki iseng.
Riko menggeleng. "Lo pikir sekolah ada bolosnya!"
Riki tertawa. "Ya, kali, Ko. Gue pengen main, nih!"
"Umur udah tua, jangan mikir main mulu, Maemunah! Kerja yang bener biar rencana nikah sama si Lia jadi!"
Riko membenarkan kancing bajunya yang terbuka satu.
"Wih, si Bambang jadi tambah bijak semenjak ditinggal kabur!" Riki tertawa.
Riko tak tersinggung sama sekali. Ia merespon dengan gelangan kepala dua kali sembari berdecak. "Cepetan jalannya! Udah mau mulai, nih, sholatnya!"
"Baik, Pak Haji Riko." Lagi-lagi Riki bercanda.
Sesampainya di masjid mereka segera mengambil wudu, bergabung dengan jemaah lain untuk melaksanakan salat Subuh semana mestinya. Udara pagi yang segar memberikan sensasi sendiri saat menyentuh pori-pori kulit. Menjanjikan kedamaian bagi siapa pun yang terbangun di waktu Subuh.
Imam memulai salat. Semua makmum mengikuti di belakang dengan tenang. Jiwa-jiwa yang lapar akan ketenangan bersorak menikmati kekhusuan salat.
Salat selesai. Para jemaah bubar ke rumah masing-masing, begitu pun dengan si kembar. Dika sedang tak ada di rumah. Lelaki paruh baya itu terpaksa tidur di rumah sakit, karena ada panggilan darurat.
Seperti saat berangkat, Riki pun terus bercanda selama perjalanan pulang, dan Riko menanggapinya dengan santai tanpa beban. Its Oke!
Begitu keduanya menginjakkan kaki di rumah. Hal pertama yang Riko lakukan adalah mengganti pakaiannya dengan baju kaos dan celana training. Ia akan melakukan olahraga di halaman belakang seperti hari-hari sebelumnya.
Otot-otot kuat yang tampak menggiurkan itu adalah hasil dari olahraganya yang tak pernah absen. Riko senantisa menjaga kebugaran tubuh demi kesehatan diri. Sementara itu Dira terdengar sedang berbicara di dapur dengan Riki sembari memasak.
Lelaki yang kini beranjak dua puluh sembilan tahun itu akan menikah sekitar tiga bulan lagi. Tentu dengan kekasih hatinya Amalia. Mereka bahkan sudah mempersiapkan sebuah rumah untuk tempat tinggal keduanya. Usai Riko yang gagal melamar, Riki justru maju dengan berani meminta Amalia kepada orang tuanya. Ya, sekali pun banyak rintangan. Akan tetapi, semangatnya tak pernah padam.
Waktu terus bergulir. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Si kembar dan Dira berada di meja makan, dan bersiap menyantap makanan.
"Ko, si Adnan pesen," kata Riki.
"Pesen apaan?" Dahi Riko berkerut. "Nasi goreng atau kwetiaw goreng?"
"Bukan itu, Bambang! Lo kira kita lagi main masak-masakkan!" ketus Riki.
"Makanya, lo kalau ngomong jangan dikit-dikit!" sergah Riki.
Dira seolah menutup kuping. Pemandangan ini akan terus ia nikmati sampai kedua bujangnya itu melepas masa lajang. Ia bahkan khawatir jika kedua anaknya itu akan tetap sering bertengkar, dan bercanda, meskipun sudah menikah. Lebih baik aku makan, pikir Dila.
"Katanya dia mau libur hari ini. Nah, kan, ada jadwal interview karyawan baru. Adnan minta bantuan lo," ungkap Riki.
Riko mengangguk cepat, tak ingin berdebat. "Ya."
"Sekarang mending kalian makan, terus berangkat kerja. Mama mau napas degan tenang dulu!" Dira angkat bicara.
Riki dan Riko saling melempar pandangan. Mungkin mama Dira sedang datang bulan.
Menu sarapan kali ini adalah udang goreng, sayur buncis, tempe goreng, dan sambal seperti biasa. Kedua anak itu memang sudah terbiasa sarapan dengan menu berat. Jadi ... mereka tidak pernah menolak.
Sarapan selesai. Dira membiarkan kedua anaknya berangkat daripada harus mendengar kegaduhan yang mereka ciptakan. Pusing.
Riki sudah meluncur lebih dahulu dengan mobil berwarna merah, sedangkan Riko masih berdiri di teras sedang mengirimkan pesan kepada Adnan. Sepupu sekaligus atasannya itu sepertinya sedang menikmati waktu bersama keluarga kecilnya yang telah lengkap saat ini. Ah ... Ia iri rasanya.
Kedua kaki panjang itu melangkah mendekati mobil berwarna hitam. Riko masuk, dan mulai menyetir membawa kendaraan beroda empat itu keluar perkarangan rumah dan bersiap mengukur jalanan Ibu Kota.
Keadaan jalanan macet seperti hari-hari sebelumnya. Makanan yang menjadi santapan pagi hari bagi semua pengguna jalan. Sudah biasa, komentar mereka.
Sepuluh menit waktu yang Riko habiskan untuk menempuh perjalanan dari rumah ke kantor. Ia memarkirkan mobilnya di tempat biasa. Ya, setidaknya ia lebih disiplin daripada kembarannya.
Riko berjalan menjauhi parkiran. Dengan menenteng sebuah tas, dan berpakaian rapi dengan setelan jas berwarna hitam. Riko tampak menawan dan idaman bagi para wanita. Langkah kakinya baru sampai pintu utama kantor ketika ia mendengar dengan jelas suara indah yang lama tak teringang di telinganya lagi. Pemilik suara itu seperti sedang mengajak berb.icara seseorang.
Riko ragu, tetapi penasaran. Ia tertegun sebentar, lalu membalikkan badan dengan hati-hati. Begitu berbalik, kedua manik-maniknya mendapati sosok yang secerca kenangannya telah Ia hapus pelan-pelan di ingatan.
"Mami, cari kerja dulu, ya."
Kalimat yang Riko dengar dengan jelas seperti bom yang berhasil mehancurkan dirinya kembali. Ini gila!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Dwi setya Iriana
lily punya anak,klo memang punya anak dgan siapa,apa itu anak rio ya??????heeeemmm biar gak penasaran ikuti aja aaaaaah
2021-10-13
0
angel
itu pasti lili!kasian kamu😌😌
2021-09-10
0
Nur Khasanah
mungkin kah Lily mundur karena dia ternoda.
2021-09-09
0