Bab 6 : Aku bangga menjadi yang pertama

Clarissa kini bisa bernafas dengan lega, dia akhirnya bisa memberikan pukulan hebat untuk keluarganya itu.

"Apa kau sekarang kau sudah puas, sayang.." Ucap Brian sambil memeluk Clarissa.

"Belum, aku belum puas. Dan lagi pula mereka pasti akan mencari cara untuk mendapatkan harta ku atau bahkan merusak nama baik ku." Ucap Clarissa.

"Emm.. Tapi aku yakin wanita licik ku pasti bisa menangani nya.." Bisik Brian.

Kemudian Brian memeluk dan menciumi leher Clarissa, Clarissa hanya diam sambil menikmati setiap sentuhan dari pria di sampingnya itu.

Terdengar suara merdu keluar dari mulut kecil Clarissa,

Brian yang mendengar hal itu pun hanya tersenyum, kemudian Brian langsung menjalankan aksinya.

sementara itu wajah Clarissa sudah memerah, semua yang di lakukan Brian memuatnya bernafsu, Clarissa yang baru merasakan tubuhnya di sentuh oleh pria lain. Awalnya dia enggan tapi setelah di pikir-pikir, umurnya sudah tua dan dia masih belum memiliki pengalaman di bidang ****.

"Apa nona ku ini ingin di servis sekarang?" Tanya Brian.

Clarissa langsung memalingkan wajahnya, di sangat malu. "Ada apa? Jangan bilang jika wanita cantik ku ini masih perawan." Ucap Brian.

Clarissa tak menjawab dia hanya diam, tapi Brian yang sudah tak tahan pun langsung memeluk dan membisikkan kata-kata yang mampu membuat Clarissa malu.

"Tenang saja, aku akan melakukan nya dengan lembut." Bisik nya.

Clarissa hanya bisa diam sambil menutup matanya, saat Brian menjelajahi semua bagian tubuhnya. Tanpa di sadari kini tubuh Clarissa sudah sepenuhnya t*lanjang.

Brian yang melihat wanita di hadapannya itu langsung meneguk air liurnya sendiri, Clarissa nampak sangat imut dan menggoda saat dirinya tengah bernafsu.

Kini waktu yang di nantikan pun datang, Clarissa hanya bisa menangis merasakan sakit akibat ulah Brian.

Brian pun tercengang karena baru mengetahui fakta jika wanita di hadapannya itu masih perawan, ada rasa bangga di hatinya karena dia adalah orang yang pertama kali menggagahi Clarissa.

"Ah.. Sakit.." Teriak Clarissa.

"A..ku akan pelan-pelan.."

"Sa..kit. Hen..ti..kan.."

"Sebentar lagi masuk, setelah ini kau tak akan merasa kan sakit lagi.."

"Ah, Brian..."

Tak setelah usaha yang keras Brian pun langsung menerobos dinding penghalang milik Clarissa. Hanya dengan sekali percobaan.

Tak ingin menunggu lama, Brian langsung kembali melanjutkan aksinya, tapi berbeda dengan tadi. Clarissa sekarang tidak lagi merasakan sakit, tapi terdengar suara ******* kenikmatan keluar dari mulut kecilnya.

"Kali ini aku akan membuat mu puas, dan membuatmu terus meminta kepada ku.." Ucap Brian sambil tetap melakukan aksinya.

Clarissa yang mendengar ucapan Brian pun hanya tersenyum, sambil terus memejamkan matanya.

Clarissa tak salah menjadi kan Brian sebagai gigolo nya, karena Brian sangat hebat dan membuat Clarissa lemas seketika.

Setelah selesai satu ronde, Brian dan Clarissa langsung beristirahat dulu.

"Aku tak salah menjadi kan mu, gigolo ku.." Ucap Clarissa.

"Tentu, dan aku sangat senang telah menjadi orang yang pertama kali mencoba mu."

Kemudian Clarissa langsung bangkit dari ranjang dengan sehelai handuk yang melilit tubuhnya, dia ingin membersihkan bagian sensitif nya. Karena masih ada darah kering di area itu.

Setelah selesai, Clarissa langsung berjalan ke arah Brian.

"Apa kau masih kuat?" Tanya Clarissa dengan nada yang menantang.

"Tentu, mau berapa ronde lagi? Aku pasti akan melayani mu dengan senang hati."

"Baiklah, buat aku puas. Maka aku akan membayar mu dengan harga tinggi."

"Baiklah, nona.."

Kemudian Brian kembali memulai aksinya, dia langsung mencium bibir Clarissa dengan penuh nafsu, begitu juga dengan Clarissa untuk kali ini dia seperti seorang wanita yang kecanduan ****. Tapi hanya dengan Brian saja.

"Lakukan sekarang.." Pinta Clarissa dengan tubuh dan wajah yang sudah tak tahan.

"Baiklah, nona ku.."

Kemudian untuk sekali lagi, Brian melakukan hal itu. Tapi sekarang Clarissa menikmati dan bahkan mengikuti irama nya.

Suara d*sahan terus menggema di kamar Clarissa, para pelayan pun mendengar hal itu. Dan mereka hanya tertawa kecil sambil tersenyum saat mendengar majikan mereka tengah bercinta.

Berbeda dengan Brian yang tengah asik-asikkan bersama Clarissa. Anak buahnya tengah panik mencari keberadaan bos besar mereka.

"Bagaimana ini, Tuan Brian masih belum di temukan." Ucap Erwin.

"Pasti dia akan baik-baik saja, mungkin dia sedang bersembunyi di suatu tempat." Jawab Roki.

"Tapi bagaimana jika Tuan Brian sedang di siksa, di cambuk.. Arg.. Aku tak bisa membayangkan nya.." Ucap Erwin panik.

"Tenang saja, kita pasti akan menemukan nya." Jawab Roki berusaha menenangkan Erwin.

"Tapi bagaimana jika kita menemukannya, tapi malah hanya menemukan jasad nya.." Ucap Erwin lagi.

"Hentikan lah pemikiran konyol mu itu, bodoh. Apa kau kira Brian adalah orang yang lemah." Teriak Roki kesal.

"Tapi aku hanya khawatir.." Jelas Erwin.

Roki hanya bisa memutar bola matanya bosan, keberadaan Brian masih menjadi tanda tanya. Bahkan letak kecelakaan nya pun masih belum di temukan. Dia ketuanya itu masih belum di temukan Roki berjanji akan menghabisi orang-orang yang telah berani melukai Brian.

..

"Ah, Brian.. Sudah, aku sudah lemas.." Ucap Clarissa yang lemas tak berdaya.

"Baiklah, karena ini yang kau katakan maka aku akan menuruti nya." Jawab Brian sambil berbaring di samping Clarissa.

Clarissa langsung memeluk pria di hadapannya itu, pria itu sangat tampan dan tak sia-sia Clarissa menjadikannya gigolo nya.

"Kau hanya gigolo ku seorang dan aku tak mengizinkan jika kau bermain dengan wanita lain.." Ucap Clarissa.

"Tentu, sayang. Aku hanya milik mu dan kau hanya milik ku.." Jawab Brian.

Clarissa tak tahu jika pria yang telah di cap sebagai gigolo nya itu adalah seorang mafia berdarah dingin. Dan dia juga merupakan orang yang memiliki banyak bisnis, terutama bisnis penyelundupan senjata ilegal.

Tapi mau sampai kapan, Brian menyembunyikan identitas nya kepada Clarissa. Karena pasti pada waktunya Brian pun harus kembali ke sisi gelap dunia mafia dan meninggalkan Clarissa.

"Apa kau mengantuk?" Tanya Brian.

"Iya, sedikit."

"Tidur lah, sayang."

"Ah, iya... Brian geli.." Brian yang nakal pun kembali berbuat ulah dengan memainkan metode bayi nya kepada Clarissa.

"Kau tidur lah, dan nikmati ini. Senikmat-nikmatnya."

Clarissa hanya menganggukkan kepalanya, dia mulai menikmati sentuhan lembut dari bibir Brian di bagian sensitif nya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***