Bab 14 : Perasaan yang aneh.

Qiqi melihat wajah keponakan nya itu, jika saja anaknya masih hidup mungkin dia akan sebesar Clarissa.

"Salim bagaimana pekerjaan mu?" Tanya Nenek Dahlia.

"Baik, Ibu. Yah meski baru membuat perusahaan kecil, tapi itu sudah cukup lumayan untuk memenuhi kebutuhan kami." Jawab Pak Salim sambil tersenyum.

Nenek Dahlia tersenyum pahit, jika bukan karena Candra yang merebut posisi Salim dan mengusir nya mungkin sekarang anaknya itu sudah menjadi seorang bos besar, karena dia tahu bagaimana kemampuan Salim dalam menangani bisnis.

"Ah, iya. Clarissa apa kau sudah bekerja?" Tanya Nenek Dahlia.

"Sudah, Nek." jawabnya.

"Baguslah, lantas kemana kedua orang tua mu?"

"Emmm... mungkin mereka masih di jalan." Jawabnya.

Dan Nenek Dahlia hanya menganggukkan kepalanya, Qiqi hanya bisa diam mematung sejak kematian anaknya 25 tahun yang lalu dan saat dia di vonis sudah tidak bisa memiliki keturunan lagi, kesehatan mentalnya pun terganggu dan hal itu juga yang membuat Pak Salim harus mengeluarkan biaya ekstra untuk pengobatan istrinya.

Tak beberapa lama datang Pak Candra dan juga Bu Rani, dan di belakangnya sudah ada Sofia dan juga Alvin.

"Ibu, ku dengar kau sedang sekarat.." Ucap Pak Candra dengan wajah khawatir.

"Tidak aku baik-baik saja." Jawab Nenek Dahlia.

"Tapi pengurus mu bilang kau sedang sekarat?" Tanya Pak Candra.

"Memang jika aku sekarat apa yang akan kau lakukan?" Tanya Nya.

"Tidak, ibu. Aku hanya khawatir saja." jawab Pak Candra.

Kemudian Pak Candra melihat adik dan juga adik ipar nya yang sudah lama tidak dia temui. "Lama tidak bertemu, Salim." Sapa Pak Candra dengan nada penuh sindiran.

Clarissa yang mendengar nada dan melihat ekspresi dari ayahnya kepada pamannya, seperti nya hubungan mereka tidak akur.

"Kabar ku sangat baik." Jawab Pak Salim sambil tersenyum.

Clarissa yang tak ingin melihat perdebatan antara ayah dan juga pamannya, dia memilih untuk segera pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Dan sampailah Clarissa di halaman belakang rumah, nampak banyak tanaman bunga yang bermekaran, udaranya pun sangat segar dan sejuk.

Clarissa yang tengah duduk sendirian pun di kaget kan dengan sebuah tangan yang menepuk bahunya.

"Hah? bibi?"

"Apa aku mengangetkan mu?" Tanya Bibi Qiqi.

"Sedikit." Jawab Clarissa sambil tersenyum.

"Apa aku boleh ikut duduk?"

"Tentu saja, silahkan."

Kini Clarissa duduk bersebelahan dengan wanita yang berstatus bibinya itu, Clarissa cukup canggung karena Bibinya tak banyak bicara. Dia hanya diam dan menatap ke arah bunga-bunga sambil tersenyum.

"Kau sangat cantik, Clarissa." Ucap Bibi Qiqi.

"Ah, terimakasih. Bibi." Jawabnya.

"Jika anak ku masih hidup, mungkin dia sudah sebesar dirimu."

"Anak? Memangnya kemana anak Bibi?"

Terlihat raut wajah sedih Bibi Qiqi, Clarissa yang tak enak pun merasa sangat bersalah karena menanyakan hal yang sangat sensitif seperti itu.

"Dia telah meninggal." Jawab Bibi Qiqi.

"Aku turut berdukacita...."

"Tapi aku percaya jika anak ku belum meninggal, karena aku yakin yang meninggal itu bukanlah putri ku." Ucap Bibi Qiqi.

Clarissa yang mendengar hal itu pun hanya bisa diam, dia tak bisa menjawab atau pun merespon ucapan dari Bibi nya itu.

"Qiqi, kau di sini rupanya." Terdengar suara Pak Salim yang menegur istrinya.

"Paman.." Ucap Clarissa.

"Maafkan, Bibi mu ini. Dia memang suka seperti itu, apa dia telah mengganggu mu?" Tanya Pak Salim ramah.

"Tidak kok, paman. Aku malah senang Bibi menemani ku di sini." jawab Clarissa.

"Terimakasih Clarissa, kau telah menemani istri ku ini." Ucap Pak Salim berterima kasih.

"Sama-sama Paman." jawabnya Clarissa.

"Ayo sayang, kita ke kamar. Kau harus istirahat." Ajak Pak Salim kepada istrinya.

Clarissa melihat punggung kedua orang itu yang mulai menghilang di balik pintu, entah kenapa dia merasakan perasaan yang sangat aneh.

Alvin yang berada tak jauh dari Clarissa hanya melihat wanita itu dengan sebuah senyuman aneh, "Ini saat yang paling tepat untuk mendekati nya.." Pikir Alvin.

Clarissa yang melihat Alvin berdiri tak jauh darinya pun segera pergi, dia tak ingin jika pria itu kembali mendekatinya.

"Sayang, kamu dari mana aja?"

"Hah? kamu bikin aku kaget aja." Ucap Alvin.

"Kamu lagi ngapain di sini?"

"Anu.. Emm. Aku lagi lihat-lihat bunga."

"Bunga? Sejak kapan kamu suka sama bunga?"

"Dari dulu aku memang suka, ah.. bukannya sekarang waktunya untuk makan. Ayo kita ke ruang makan, aku sudah sangat lapar."

Sofia hanya bisa mengangguk kepalanya dan pergi mengikuti suaminya ke ruang makan, tapi di dalam hatinya Sofia masih merasa ada yang tidak beres dengan semua ini.

Di ruang makan...

Sudah ada Nenek Dahlia, Pak salin dan istrinya begitu juga dengan Pak Candra dan istrinya. Lalu mata Sofia melihat ke arah Clarissa yang sudah duduk manis, Alvin pun segera duduk tepat di samping Clarissa.

"Mas.." Bisik Sofia sambil menatap tajam suaminya.

"Apa sih? ayo cepat duduk."

Sofia yang kesal pun hanya bisa menuruti ucapan suaminya, Clarissa yang melihat raut wajah kesal Sofia hanya bisa tersenyum puas di dalam hati.

"Sekarang kau bisa merasakan, bagaimana rasanya saat orang yang kau cintai terang-terangan berpaling kepada wanita lain.."

"Ayo, kita makan." Ucap Nenek Dahlia.

Kemudian Clarissa pun segera memakan makanan tersebut, makanannya terasa sangat enak. Dan Nenek Dahlia pun membuatkan satu hidangan khusus untuk Clarissa.

"Clarissa.." Panggil Nenek Dahlia.

Clarissa yang sedang makan pun langsung menatap Nenek nya itu. "Iya, Nek?"

"Nenek dengar kamu bertengkar dengan keluarga mu? Dan sekarang kau sudah tak lagi pulang ke rumah orang tua mu?"

Deg...

Pertanyaan Neneknya itu langsung membuat Clarissa terdiam, matanya langsung melihat ke arah Ayah dan ibunya. Sebuah wajah penuh kesedihan pun terukir jelas di wajah palsu mereka.

"Iya.." Jawab Clarissa singkat.

"Kenapa kau melakukan itu?" Tanya Neneknya.

"Apa ayah tak mau menjelaskan apa yang kalian lakukan kepada ku? Atau harus aku yang menjelaskan kepada nenek?" Tanya Clarissa kepada kedua orang tuanya.

"Memangnya apa yang terjadi?" Tanya Nenek.

"Emm.. Begitu ibu, Clarissa hanya salah paham terhadap kami." Jawab nya.

"Oh? Aku hanya salah paham? Jadi hal yang seperti ini yang ayah maksud salah paham." Ucap Clarissa sambil memutar rekaman suara di handphone.

Rekaman itu adalah rekaman suara WhatsApp yang ayahnya ucapkan kepadanya, semua orang yang ada di meja makan pun mendengar caci maki yang di lontarkan oleh kedua orang tuanya.

Pak Candra yang mendengar hal itu pun langsung marah dan hendak merebut handphone milik Clarissa.

"Hentikan Candra.." Ucap Nenek Dahlia tegas.

"Tapi ibu..."

"Kau... Kau mengatakan kebohongan kepada ku, mau sampai kapan kau seperti itu?"

"Ibu, dengarkan aku dulu.. itu hanya rekaman palsu. Apa itu percaya begitu saja."

"Aku memang sudah tua, tapi aku tidak tuli. Candra."

Semua orang yang ada di meja makan pun hanya terdiam, rencana Pak Candra yang awalnya ingin ibundanya itu memarahi Clarissa dan menyuruhnya kembali ke rumah agar dia bisa memanfaatkan hal itu. Tapi tak di sangka wanita itu sangat licik, dia bahkan sudah mempersiapkan segalanya.

Terpopuler

Comments

Nur Tini

Nur Tini

mantap

2023-12-04

0

Angraini Devina Devina

Angraini Devina Devina

ayah gadungan

2023-06-17

0

Elsa Pasalli

Elsa Pasalli

Berarti Clarisa itu anaknya Pak Salim..... Pantas aja perlakuan Canra ma istrinya jahat ma cla.....

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Awal
2 Bab 2 : Kau yang mengundang ku
3 Bab 3 : Rumah nya rumah kami juga
4 Bab 4 : Sebagai imbalannya aku akan menghangatkan ranjang mu
5 Bab 5 : Tawaran menjadi gigolo
6 Bab 6 : Aku bangga menjadi yang pertama
7 Bab 7 : Kecurigaan.
8 Bab 8 : Senjata makan tuan
9 Bab 9 : Musuh bebuyutan
10 Bab 10 : Membelikan pakaian.
11 Bab 11 : Lempar batu sembunyi tangan.
12 Bab 12 : Kita butuh dia
13 Bab 13 : Nenek Dahlia
14 Bab 14 : Perasaan yang aneh.
15 Bab 15 : Hadiah
16 Bab 16 : Kecelakaan Nenek Dahlia.
17 Bab 17 : Di hanyalah menantu
18 Bab 18 : Terungkap.
19 Bab 19 : Penyelamat
20 Bab 20 : Darimana semua ini.
21 Bab 21 : Hadiah
22 Bab 22 : Makanan yang lezat.
23 Bab 23 : Rencana baru.
24 Bab 24 : Aku suka wanita cerdas.
25 Bab 25 : Identitas misterius.
26 Bab 26 : Kematian Nenek Dahlia.
27 Bab 27 : Warisan.
28 Bab 28 : Kebenaran dan perpisahan
29 Bab 29 : Tak sabar ingin bertemu.
30 Bab 30 : Pertemuan yang penuh makna.
31 Bab 31 : Terbongkar.
32 Bab 32 : Kekacauan.
33 Bab 33 : Siapa wanita itu?
34 Bab 34 : Hanya melayani bukan menghamili.
35 Bab 35 : Kau ingin kabur?
36 Bab 36 : Beraninya kau kabur setelah menggoda
37 Bab 37 : Jatuh pingsan
38 Bab 38 : Akhir dari segala nya.
39 Bab 39 : 8 bulan kemudian.
40 Bab 40 : Sekarang aku sudah menjadi seorang ibu.
41 Bab 41 : 4 Tahun kemudian.
42 Bab 42 : Pulang ke Indonesia.
43 Bab 43 : Melayani
44 Bab 44 : Tangisan Jesselyn.
45 Bab 45 : Daddy.
46 Bab 46 : Beraninya kau melahirkan benih ku tanpa izin.
47 Bab 47 : Daddy yang sangat keren.
48 Bab 48 : Mencari pelaku.
49 Bab 49 : Mengetes.
50 Bab 50 : Penyerangan.
51 Bab 51 : Mengatur strategi.
52 Bab 52 : Penyerangan markas musuh. Bag. 1
53 Bab 53 : Penyerangan markas musuh. Bag. 2
54 Bab 54 : Akan ku ingat nama mu itu.
55 Bab 55 : Identitas tersembunyi Lesly.
56 Bab 56 : Percakapan singkat.
57 Bab 57 : Pertemuan.
58 Bab 58 : Pergi tanpa pamit.
59 Bab 59 : menjemput.
60 Bab 60 : Datang bulan yang merusak rencana.
61 Bab 61 : Di culik.
62 Bab 62 : Pertanyaan yang sulit di jawab.
63 Bab 63 : Apa kalian saling mencintai?
64 Bab 64 : Ego.
65 Bab 65 : Kisah suami Nyonya Rindi
66 Bab 66 : Rencana Jesselyn.
67 Bab 67 : Pernyataan cinta.
68 Bab 68 : Hanya kita yang boleh tahu.
69 Bab 69 : Perintah Nyonya Rindi.
70 Bab 70 : Kejutan.
71 Bab 71 : Malam pertama pernikahan.
72 Bab 72 : Kekesalan Jesselyn.
73 Bab 73 : Pertengkaran Jesselyn dan Jerry
74 Bab 74 : Penyerangan
75 Bab 75 : Kematian Vino
76 Bab 76 : Berhasil memusnahkan
77 Bab 77 : Pengganggu.
78 Bab 78 : Keterkejutan Lesly.
79 Bab 79 : Ulang tahun ketiga anak kembar.
80 Bab 80 : Racun.
81 Bab 81 : Keadaan Clarissa.
82 Bab 82 : Dalang
83 Bab 83 : Siuman.
84 Bab 84 : Ketakutan Clarissa.
85 Bab 85 : Kepulangan Clarissa.
86 Bab 86 : Kedatangan Pak Candra.
87 Bab 87 : Aku yang lebih pantas.
88 Bab 88 : cemburu
89 Bab 89 : Kedatangan Dokter Miranda
90 Bab 90 : Berbuka puasa
91 Bab 91 : Kerja sama.
92 Bab 92 : Balas dendam Alvin.
93 Bab 93 : Pertengkaran Jesselyn dan Jerry.
94 Bab 94 : Kondisi Sofia.
95 Bab 95 : Penebusan dosa.
96 Bab 96 : Peluang kecil untuk sembuh.
97 Bab 97 : Keputusasaan Clarissa.
98 Bab 98 : Akhir Pak Candra.
99 Bab 99 : kebenaran.
100 Bab 100 : Permintaan yang aneh-aneh.
101 Bab 101 : Membersihkan gigi.
102 Bab 102 : Kematian Sofia.
103 Bab 103 : Kabar bahagia.
104 Bab 104 : Pindah rumah.
105 Penutup
106 Bab 106. S2 : Menikmati kehidupan baru
107 Bab 107. S2 : Teman baru si kembar.
108 Bab 108 : Sayembara.
109 Bab 109. S2 : Marco dan Nicolas.
110 Bab 110. S2 : Rencana.
111 Bab 111. S2 : Burung merpati
112 Bab 112. S2 : Memulai aksi
113 Bab 113. S2 : Perkelahian
114 Bab 114. S2 : Kesepakatan
115 Bab 115. S2 : Bersalin
116 Bab 116. S2 : Selena
117 Bab 117. S2 : Hukuman
118 Penutup
Episodes

Updated 118 Episodes

1
Bab 1 : Awal
2
Bab 2 : Kau yang mengundang ku
3
Bab 3 : Rumah nya rumah kami juga
4
Bab 4 : Sebagai imbalannya aku akan menghangatkan ranjang mu
5
Bab 5 : Tawaran menjadi gigolo
6
Bab 6 : Aku bangga menjadi yang pertama
7
Bab 7 : Kecurigaan.
8
Bab 8 : Senjata makan tuan
9
Bab 9 : Musuh bebuyutan
10
Bab 10 : Membelikan pakaian.
11
Bab 11 : Lempar batu sembunyi tangan.
12
Bab 12 : Kita butuh dia
13
Bab 13 : Nenek Dahlia
14
Bab 14 : Perasaan yang aneh.
15
Bab 15 : Hadiah
16
Bab 16 : Kecelakaan Nenek Dahlia.
17
Bab 17 : Di hanyalah menantu
18
Bab 18 : Terungkap.
19
Bab 19 : Penyelamat
20
Bab 20 : Darimana semua ini.
21
Bab 21 : Hadiah
22
Bab 22 : Makanan yang lezat.
23
Bab 23 : Rencana baru.
24
Bab 24 : Aku suka wanita cerdas.
25
Bab 25 : Identitas misterius.
26
Bab 26 : Kematian Nenek Dahlia.
27
Bab 27 : Warisan.
28
Bab 28 : Kebenaran dan perpisahan
29
Bab 29 : Tak sabar ingin bertemu.
30
Bab 30 : Pertemuan yang penuh makna.
31
Bab 31 : Terbongkar.
32
Bab 32 : Kekacauan.
33
Bab 33 : Siapa wanita itu?
34
Bab 34 : Hanya melayani bukan menghamili.
35
Bab 35 : Kau ingin kabur?
36
Bab 36 : Beraninya kau kabur setelah menggoda
37
Bab 37 : Jatuh pingsan
38
Bab 38 : Akhir dari segala nya.
39
Bab 39 : 8 bulan kemudian.
40
Bab 40 : Sekarang aku sudah menjadi seorang ibu.
41
Bab 41 : 4 Tahun kemudian.
42
Bab 42 : Pulang ke Indonesia.
43
Bab 43 : Melayani
44
Bab 44 : Tangisan Jesselyn.
45
Bab 45 : Daddy.
46
Bab 46 : Beraninya kau melahirkan benih ku tanpa izin.
47
Bab 47 : Daddy yang sangat keren.
48
Bab 48 : Mencari pelaku.
49
Bab 49 : Mengetes.
50
Bab 50 : Penyerangan.
51
Bab 51 : Mengatur strategi.
52
Bab 52 : Penyerangan markas musuh. Bag. 1
53
Bab 53 : Penyerangan markas musuh. Bag. 2
54
Bab 54 : Akan ku ingat nama mu itu.
55
Bab 55 : Identitas tersembunyi Lesly.
56
Bab 56 : Percakapan singkat.
57
Bab 57 : Pertemuan.
58
Bab 58 : Pergi tanpa pamit.
59
Bab 59 : menjemput.
60
Bab 60 : Datang bulan yang merusak rencana.
61
Bab 61 : Di culik.
62
Bab 62 : Pertanyaan yang sulit di jawab.
63
Bab 63 : Apa kalian saling mencintai?
64
Bab 64 : Ego.
65
Bab 65 : Kisah suami Nyonya Rindi
66
Bab 66 : Rencana Jesselyn.
67
Bab 67 : Pernyataan cinta.
68
Bab 68 : Hanya kita yang boleh tahu.
69
Bab 69 : Perintah Nyonya Rindi.
70
Bab 70 : Kejutan.
71
Bab 71 : Malam pertama pernikahan.
72
Bab 72 : Kekesalan Jesselyn.
73
Bab 73 : Pertengkaran Jesselyn dan Jerry
74
Bab 74 : Penyerangan
75
Bab 75 : Kematian Vino
76
Bab 76 : Berhasil memusnahkan
77
Bab 77 : Pengganggu.
78
Bab 78 : Keterkejutan Lesly.
79
Bab 79 : Ulang tahun ketiga anak kembar.
80
Bab 80 : Racun.
81
Bab 81 : Keadaan Clarissa.
82
Bab 82 : Dalang
83
Bab 83 : Siuman.
84
Bab 84 : Ketakutan Clarissa.
85
Bab 85 : Kepulangan Clarissa.
86
Bab 86 : Kedatangan Pak Candra.
87
Bab 87 : Aku yang lebih pantas.
88
Bab 88 : cemburu
89
Bab 89 : Kedatangan Dokter Miranda
90
Bab 90 : Berbuka puasa
91
Bab 91 : Kerja sama.
92
Bab 92 : Balas dendam Alvin.
93
Bab 93 : Pertengkaran Jesselyn dan Jerry.
94
Bab 94 : Kondisi Sofia.
95
Bab 95 : Penebusan dosa.
96
Bab 96 : Peluang kecil untuk sembuh.
97
Bab 97 : Keputusasaan Clarissa.
98
Bab 98 : Akhir Pak Candra.
99
Bab 99 : kebenaran.
100
Bab 100 : Permintaan yang aneh-aneh.
101
Bab 101 : Membersihkan gigi.
102
Bab 102 : Kematian Sofia.
103
Bab 103 : Kabar bahagia.
104
Bab 104 : Pindah rumah.
105
Penutup
106
Bab 106. S2 : Menikmati kehidupan baru
107
Bab 107. S2 : Teman baru si kembar.
108
Bab 108 : Sayembara.
109
Bab 109. S2 : Marco dan Nicolas.
110
Bab 110. S2 : Rencana.
111
Bab 111. S2 : Burung merpati
112
Bab 112. S2 : Memulai aksi
113
Bab 113. S2 : Perkelahian
114
Bab 114. S2 : Kesepakatan
115
Bab 115. S2 : Bersalin
116
Bab 116. S2 : Selena
117
Bab 117. S2 : Hukuman
118
Penutup

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!