Bab 4

..."Dari penderitaan akan muncul jiwa-jiwa yang kuat." (Kahlil Gibran)...

...----------------...

Empat tahun kemudian...

"Apa kau ingin titip sesuatu pada Ibu, Kareem? Ibu akan mampir swalayan sepulangnya Ibu bekerja." Lakhsmi sumringah hari itu. Wajahny berbinar cerah karena ia baru saja resmi mendapatkan posisi baru dengan gaji lebih baik daripada posisi sebelumnya yang hanya seorang petugas administrasi operasional di perusahaan forwarder yang tengah berkembang cukup pesat. Sekarang, ia menempati posisi sekretaris sang CEO sekaligus pemilik utama perusahaan itu yang sering dijadikan bahan gosip kawan-kawannya di kantor lantai bawah.

Lakhsmi belum pernah bertemu bosnya secara langsung selama tiga tahun ini karena ia lebih banyak berada di cabang baru mereka di luar negeri. Pengangkatannya pun dilakukan melalui tim HR sebagai perpanjangan tangan sang CEO karena ditinggalkan sekretaris lamanya karena melahirkan anaknya.

Miraj Fattar. Lakhsmi mengeja nama sang CEO yang tertera di dokumen yang kini berada di tangannya. Ia sendirian di kantor luas yang dikhususkan untuk CEO bersama sekretarisnya. Berhubung pria itu belum datang hingga jam makan siang, jadilah Lakhsmi sendirian sementara seluruh pegawai lain berkantor di lantai satu dan dua. Lantai tiga memang difungsikan khusus untuk kebutuhan pemimpin perusahaan.

Lakhsmi menutup telepon setelah berbincang dengan Kareem dan ayahnya, Balraj. Ia melihat jam dinding yang masih menunjukkan pukul dua belas lebih tiga puluh menit. Ia masih memiliki waktu setengah jam sebelum kembali bekerja. Lakhsmi pun berjalan ke seberang mejanya di mana kaca besar dari dasar lantai hingga langit-langit berada. Menampilkan pemandangan kontainer-kontainer bermacam ukuran berjajar hendak masuk ke areal dalam.

Lakhsmi tersenyum. Di kepalanya terlintas ingatan saat ia pertama kali diterima kerja di tempat itu, tepat setelah kelulusannya dari universitas, hampir empat tahun lalu. Ia girang bukan kepalang. Dan ia langsung tahu bahwa pekerjaannya adalah pekerjaan terbaik menurutnya yang hanya seorang fresh graduate tanpa pengalaman selain seorang pelayan restoran.

Ia memang tidak memiliki teman dekat, namun semua teman kerjanya sangat baik. Saling mendukung, saling kompak dan bersaing secara sehat. Tentu saja itu semua karena bos mereka yang loyal pada karyawannya.

Oh, Lakhsmi tidak bisa membayangkan kekayaan pria itu pastilah sangat menggunung karena ia dengan mudah memperoleh semuanya dan mengembangkan bisnisnya hingga menjadi satu-satunya dengan fasilitas terlengkap di negara mereka. Dia pastilah jenius kaya raya! Semoga saja CEO itu bukan pria tua mengerikan, batinnya.

Lakhsmu tertawa terkikik memikirkan kekonyolan itu. Beruntung ia sendirian, jika tidak, seseorang mungkin akan mengatainya gila karena melihatnya tertawa sendiri.

"Apa ada yang lucu di bawah sana, Nona Singh?"

Lakhsmi membeku mendengar sebuah suara di belakangnya. Apakah ia berhalusinasi? Namun sedetik kemudian ia berbalik dan mendapati seorang pria muda berpostur tinggi tengah berdiri di dekat meja kerjanya dengan setelan jas rapi berwarna biru gelap.

"An- Anda siapa?" Lakhsmi tergagap karena terkejut. Ia sama sekali tidak mendengar ada seseorang yang masuk ke ruangan itu sebelumnya.

"Oh, kau tidak mengenal bosmu sendiri, Nona Singh?" Pria itu mengangkat sebelah alisnya dengan sedikit memiringkan kepala. Sebelah tangannya berada di saku celana. "Apakah aku perlu memperkenalkan diri sebagai bosmu, Nona?"

Mati kau! Apa ini Miraj Fattar, CEO-nya?! Pemilik Fattar Cargo Export-Import?!

Lakhsmi masih terpaku menatap pria yang mungkin masih berusia awal tiga puluhan di depannya. Otaknya yang cerdas berhenti berpikir.

"Nona Singh?" panggilnya. Menyentak Lakhsmi agar tergugah dari lamunan konyolnya.

"Astaga, maafkan saya, Tuan Fattar. Saya tidak tahu jika itu Anda. Maksud saya... Saya tidak tahu Anda." Lakhsmi segera mendekati mejanya di mana pria itu tengah berdiri. Wajahnya tertunduk karena malu bercampur takut.

Ini hari pertama mereka bertemu dan Lakhsmi menjadi bodoh dalam sekejap di depan pria itu. Bagaimana jika nanti pria itu berpikir bahwa ia sekretaris yang bodoh dan tidak kompeten?!

"Aku bertanya padamu, apa yang lucu di bawah sana, Nona Singh?"

Mereka berdiri berhadapan karena pria itu mendekat padanya. "Tidak ada, Tuan Fattar. Saya hanya melamun. Lakhsmi melirik dengan takut pada atasannya.

" Sebaiknya kau tidak terlalu sering melamun. Aku tidak bisa menjamin kau tidak kerasukan roh karena kebanyakan melamun."

Apa dia sedang menyumpahiku? batin Lakhsmi.

Hari itu berlangsung mendebarkan untuk Lakhsmi begitu atasannya telah tiba dari kantor cabangnya. Lakhsmi tidak menduga bahwa Miraj Fattar adalah seorang pria muda! Seharusnya ia mencari tahu di internet mengenai sosok bosnya terlebih dahulu agar tidak sampai terjadi hal bodoh seperti tadi.

Benak Lakhsmi terus menerus memutar memori itu hingga ia bersemu merah. Sialan, mengapa ia harus membeku karena melihat atasannya sangat tampan dan sulit dilupakan?! Ia mengumpati dirinya sendiri sembari meluncurkan jari jemarinya di atas papan keyboard empuk untuk menyelesaikan laporan yang diminta si bos.

Lakhsmi langsung pulang ke apartemen yang ditinggalinya selama tiga tahun ini bersama ayahnya dan Kareem tanpa mampir ke swalayan seperti rencananya awal, karena memutuskan membawa Kareem pergi berbelanja buku setelah putranya berkata ingin berjalan-jalan. Ia tidak mengajak serta ayahnya karena faktor usia membuatnya sering letih lebih cepat. Beruntungnya, Kareem yang masih sangat kecil itu benar-benar bisa diandalkan mengurus dirinya sendiri. Anak itu terlalu cerdas untuk anak seusianya dan Lakhsmi sangat menyadarinya sejak ia bisa berbicara di usianya yang masih setahun, serta berjalan di usia delapan bulan.

Kareem dan Lakhsmi baru saja keluar dari sebuah toko buku di dalam mall yang berada di pusat kota setelah memborong buku-buku bacaan untuk Kareem yang sangat menggilai hobinya membaca. Sembari menjawab celotehan Kareem mengenai betapa berharganya lahan permafrost di sepanjang kutub utara dan selatan yang terus mencair karrna global warming hingga membawa berbagai bakteri dan virus purba, Lakhsmi mengedarkan pandangan matanya untuk mencari tempat makan yang cocok bagi mereka berdua.

Lakhsmi terus mengiring bocah kecil setinggi kakinya itu ke arah tempat tujuan tanpa menghentikan perbincangan mereka.

"Oh, kau benar, Sayang. Bumi memang semakin mengkhawatirkan. Ibu hanya takut jika permafrost akan melepaskan virus mengerikan yang membuat sel kita bermutasi menjadi mayat hidup seperti di film-film zombie." Lakhsmi berkata jujur. Itu memang mengerikan mengingat tidak ada seorang pun yang tahu virus zombie itu benar-benar ada atau tidak di balik lapisan es berusia puluhan ribu tahun.

"Jika virus itu ada, aku akan membuat antivirusnya untuk Ibu. Ibu tidak perlu khawatir," sahut Kareem menenangkan. Sebelah tangannya menggandeng tangan Lakhsmi dengan erat.

"Terima kasih, Sayang. Kau memang anak Ibu yang jenius!" Lakhsmi tertawa.

Melewati orang-orang yang hilir mudik dengan segala kepentingan mereka, Lakhsmi tidak memerhatikan sekitar kecuali tempat tujuannya sembari mengobrol. "Jadi kau benar-benar ingin menjadi ilmuwan, dokter, sekaligus astro-"

Belum sempat Lakhsmi selesai mengucapkan kalimatnya, ia menabrakkan wajahnya pada dada seseorang yang menjulang di depannya, tepat di pintu masuk sebuah restoran termahal di pusat perbelanjaan itu.

"Auw!" Lakhsmi mengaduh sembari meringis memegangi wajahnya dengan tangan yang sebelumnya menggandeng Kareem.

"Oh, maaf. Aku tidak melihatmu sebelumnya." Suara itu sukses membuat Lakhsmi mendongak karena perasaan akrab. Matanya membulat begitu tahu bahwa di depannya adalah seorang pria yang dikenalnya.

Miraj Fattar.

"Ibu, apa Ibu tidak apa-apa?" Suara Kareem di sampingnya membuat Lakhsmi tersadar. Kegugupan langsung merasuki Lakhsmi saat Miraj menatap anak kecil itu di sampingnya dengan wajah khawatir.

Belum genap perasaannya tenang kembali, Lakhsmi dikejutkan kembali dengan suara lain di belakang Miraj. "Tuan Fattar, senang berbis-" Belum sempat ucapan itu selesai, sang empunya menoleh ke arah Lakhsmi yang terhalang tubuh besar Miraj saat ia sudah berdiri di samping Miraj.

Lakhsmi tidak pernah tahu bagaimana rasanya tersambar petir saat hari tidak hujan atau mendung gelap. Tapi yang pasti, kejutan luar biasa diselingi sambaran yang hanya jadi ilusi di kepalanya itu membuatnya langsung mengangkat Kareem dan ia berbalik pergi. Tak memedulikan wajah terkejut Miraj maupun orang itu. Orang yang ia hindari sejak lima tahun lalu. Orang yang sama, yang telah menghantui hari-harinya dengan mimpi buruk berkepanjangan.

Pria itu... Pemerkosanya sekaligus ayah biologis Kareem!

Lakhsmi pergi seperti manusia kerasukan. Ia segera menyetop taksi yang ia lihat dan memastikan bahwa tidak ada yang mengejarnya maupun Kareem. Urusan Miraj bisa diselesaikan esok hari, karena yang ia butuhkan saat ini adalah kabur dari pria itu.

"Ibu, ada apa?" Pertanyaan Kareem membuat Lakhsmi kembali menapaki bumi. Ia hendak menangis ketika kemudian ia tersadar bahwa mereka masih di dalam taksi.

"Maafkan Ibu ya, Nak. Ibu baik-baik saja. Tadi itu bos Ibu di kantor. Kita makan di restoran dekat apartemen ya?" Lakhsmi berusaha tersenyum walau jantungnya berdegup kencang luar biasa. Ia seperti baru saja menjadi buronan hanya dalam beberapa menit.

Kareem mengangguk. Ia tidak bertanya apa-apa lagi setelah ibunya kembali tersenyum.

...----------------...

Jangan lupa tinggalkan kritik dan saran buat novel ini ya ❤❤❤ dan bagaimana perasaan kalian saat membacanya. thanks a lot 😘

Terpopuler

Comments

نورالجنة √🍁 _✍︎

نورالجنة √🍁 _✍︎

Nah gitu dong Laksmi, seenggaknya org terdekat kita(ayah) harus tau kondisi kita. Jangan hadapi semua sendirian 😭. Ayah selamanya tetap ayah, percayalah bahwa orang tua akan tetap menerima kita. Hiks hiks hiks

2021-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!