perusahaan

"Non, cari tuan rumah ini ya". Kata seorang tetangga rumah paman-nya.

"Eh..iya, Tante apa tante tau mereka pergi kemana, mengapa rumah meraka sangat sepi?". Tanya Priscilla sembari mendekati orang itu.

"Sepertinya tadi subuh mereka sudah pergi non, saya juga kurang tau pergi kemana tapi kelihatan-nya mereka sangat terburu-buru dan bawah beberapa kopor gitu non". Jelas tetangga paman Priscilla.

"Apa tante tadi melihat mereka bawah kopor?". Priscilla penasaran.

"Iya non, tadi subuh saat tante bangun, tante melihat sendiri mereka sangat terburu-buru masuk ke dalam mobil dan pergi".

"ah begitu ya Tante, trimakasih ya atas Infonya". Kata Priscilla sembari membungkuk.

"Kalau begitu tante permisi dulu". wanita paruh baya itu tersenyum kemudian pergi dari sana.

"Sial.. benar-benar licik, tunggu saja akan kubuat perhitungan pada kalian". Gumam Priscilla lalu menendang pintu rumah paman-nya dengan kasar.

Setelah itu Priscilla kembali ke perusahaan-nya dengan sedikit lemas, karena sedari tadi belum sarapan di tambah lagi masalah yang ia dapatkan di pagi hari Membuat nya benar-benar lelah dan frustasi.

Setelah tiba di perusahaan-nya tampak karyawan-nya tengah sibuk membersihkan kekacauan yang berada di dalam perusahaan...

"Permisi apa anda yang bernama Priscilla?". Tanya salah seorang bodyguard yang bertubuh kekar menghampiri Pricilia saat ia hendak masuk ke dalam perusahaan-nya.

"Iya benar saya sendiri, ada apa ya?". Tanya Priscilla dengan sopan.

"Begini perusahaan ini telah di beli pagi ini oleh bos kami dan kami datang kemari untuk memberi tahu kepada nona untuk segera mengosongkan tempat ini, karena satu Minggu lagi tempat ini akan di rarakan, bos kami akan membangun klub di sini". Jelasnya

"Apa maksud anda, ini perusahaan saya dan saya tdak pernah menjualnya kepada Siapapun!". Bentak Priscilla yang sangat kaget mendengar perkataan orang asing itu.

"Kalau nona tidak percaya, nona bisa melihatnya sendiri, ini bukti jual beli antara bos kami dengan tuan Adit selaku pemilik kantor ini". orang asing itu memberikan sebuah map kepada Priscilla.

Map yang berisi surat jual beli kantor plus tanah milik keluarga Zephania, yang di tandatangani oleh Adit beserta Stempel kantor milik Priscilla.

Priscilla juga melihat sertifikat kantornya yang telah berubah nama menjadi nama orang lain dan memiliki perusahaan Priscilla secara sah.

"Maaf pak, tapi kantor saya tadi malam mengalami perampokan dan sertifikat perusahaan ini telah di curi oleh paman saya, jadi ini semua tidak benar dan saya mohon pergi lah dari sini". Priscilla mendorong pria itu hendak mengusir mereka pergi.

"Nona ini merupakan perintah dari bos kami dan jika nona bersi keras tidak mau meninggalkan tempat ini maka kami bisa melaporkan ini semua kepada polisi". Pria asing itu mengancam Priscilla.

"Silakan anda laporankan saja ke polisi lagi pula ini perusahaan saya dan saya tidak akan pernah meninggalkan kantor saya paham!!". Bentak Priscilla lalu mengepalkan tangan-nya tanda bahwa dia sangat emosi.

"Baiklah nona, jika anda lebih meyukai kekerasan". pria asing itu langsung menelfon bosnya dan juga menelfon polisi, agar datang ke perusahaan Priscilla.

"Silakan anda pergi dari sini dan jangan kembali lagi!!". Teriak Priscilla dengan emosi yang memuncak sembari menunjuk ke arah jalan raya agar pria itu segera pergi dari sana.

"Baiklah nona". Jawab pria itu dengan tersenyuman licik dan segera masuk ke dalam mobil-nya untuk menunggu polisi dan bosnya datang ke sana.

Priscilla segera berlari menuju ruangan-nya Sembari memijit-mijit kepala-nya yang rerasa sangat pusing, air matanya mulai menetes tak terbendung lagi, cobaan macam apa ini, apakah tuhan sedang bercanda padanya.

"Apa sebenarnya maksud paman menjual perusahaan keluarga ku". Gumam Priscilla yang terus menangis seraya menatap sekeliling ruangan kantor-nya.

Priscilla beranjak dari tempat duduk-nya dan memandangi bingkai foto yang cukup besar tepat berada di ruangan-nya...

Bingkai foto itu berisikan foto keluarganya saat ia masih kecil dan adiknya masih di gendongan oleh ibunya sementara dia di gendongan oleh ayahnya yang tepat berdiri di depan perusahaan mereka.

Foto itu di ambil saat peresmian perusahaan mereka, dan di pajang di ruang kerja Priscilla...

Priscilla melihat foto itu dan kembali mengingat masa-masa indah keluarganya, biasanya sepulang sekolah dulu saat masih SMP, Priscillia seringkali singgah dan menghabiskan waktunya bersama Edzhar bermain di ruangan tersebut.

Cukup lama Priscilla memandangi foto keluarga mereka hingga akhirnya polisi bersama orang yang telah membeli perusahaan-nya itu datang.

"Selamat siang nona". Kata polisi yang mengalihkan lamuan Priscilla.

"Siang pak". Jawab Priscilla lalu menyeka air matanya dengan kasar.

"Apa kita bisa bicara sebentar?". Tanya orang yang telah membeli perusahaan-nya.

"Iya..bisa pak". Priscilla mengangguk lalu beranjak ke sofa dan mempersilakan pria itu untuk duduk di sofa.

Sementara dua orang polisi dan dua orang bodyguard yang datang bersama pria itu segera keluar dari ruangan Priscilla dan membiarkan Priscilla dan pria yang membeli perusahaan-nya berbicara berdua.

"Perkenalkan nona nama saya Adijaya Pratama". Kata pria paruh baya itu memperkenalkan dirinya. Umurnya kira-kira sudah 50 tahun sekarang.

"Saya Priscilla pak". Jawab Priscilla Sembari menerima uluran tangan dari pria tua itu.

"Begini perusahaan ini sudah saya beli dari Adit tadi pagi, karena saya mendengar dari teman saya bahwa perusahaan ini di jual, jadi saya tertarik dan membelinya karena lokasinya cukup bagus untuk membangun club malam di sini". Jelas Adijaya.

"Tapi pak ini bukan perusahaan paman saya, melainkan perusahaan ayah kandung saya". Jawab Priscilla dengan tegas.

Sedikit perkenalan dengan Adit paman Priscilla, Adit merupakan kakak kandung dari Lydia Zephania, ibu dari Priscilla yang sudah meninggal dunia.

"Kalau mengenai hal itu saya tidak tahu nona, yang saya tahu perusahaan ini sekarang adalah milik saya, karena saya sudah membelinya dan harganya sudah lunas di bayar". Aditya tidak kalah tegasnya dengan ketegasan Priscilla

"Saya tidak perduli pak, dan saya minta bapak segera keluar dari kantor saya, kantor ini milik keluarga saya dan akan selamanya begitu!!". Priscilla Sangat geram lalu bangkit berdiri dan menunjuk ke arah pintu keluar.

"Wow..ck...ck.. nona anda mengusir saya dari perusahaan saya sendiri". Jawab Adijaya dengan tersenyuman miring menatap Priscilla.

Priscilla semakin emosi dan marah mendengar perkataan Adijaya yang menyebut bahwa perusahaan Zephania itu miliknya.

"Pak cobalah mengerti perusahaan ini milik keluarga saya, dan kami tidak pernah menjualnya, silakan anda berurusan dengan paman saya untuk mengambil uang anda kembali". Jawab Priscilla berusaha menahan emosi yang sudah menggebu-gebu.

bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!