kehilangan perusahaan

"Selamat malam Pa', selamat malam Edzhar". Sapa Priscilla saat masuk ke dalam rumah-nya.

"Selamat malam". Jawab Arland dan Edzhar bersamaan.

"Sedang nonton apa?". Tanya Priscilla lalu duduk di sofa bersama ayah dan adiknya.

"Sepakbola, Oyah bagaimana kegiatan di kantor hari Pris?". Tanya Arland seraya menatap putrinya

"Menyenangkan dan lancar Pa''. Priscilla tersenyum manis.

"Itu bagus Nak".

"Apa kau sedang tidak ada tugas?". Tanya Priscilla pada Edzhar yang masih asik nonton sepakbola..

"Sudah ku kerjakan". Jawab Edzhar singkat.

"Irtu bagus, kalau begitu aku ke kamar dulu.... byee". Kata Priscilla lalu melambaikan tangan-nya dan segera beranjak masuk ke dalam kamar-nya.

Priscilla segera membersihkan diri, setelah selesai dia kembali memanggil ayah dan adiknya untuk makan malam bersama... Setelah selesai makan malam Priscilla kembali ke kamar-nya untuk beristirahat...

"Apa aku benar-benar harus menghubungi tuan Ethan ya, hmm... Mengapa rasanya sangat dag-dig-dug sih, menyentuh kartu namanya saja sudah seperti ada aliran listrik yang menyetrum hati ku, Bagaimana jika dia menjadi pacar ku aaarrrgghhhh.. Tuhan tolong sadarkan aku dari kehaluan ku ini". Gumam Priscilla yang sangat girang sembari menatap kartu nama Ethan di tangan-nya.

Cukup lama Priscilla menatap kartu nama itu menimbang-nimbang di pikirannya apakah dia harus menghubungi. Ethan ataukah tidak perlu, hingga akhirnya niatan menghubungi Ethan lebih besar...

"Selamat malam tuan ini dengan saya Priscilla, yang bertemu dengan anda di restoran". isi pesan Priscilla pada Ethan, dia sangat malu jika harus menelpon Ethan.

15 menit berlalu pesan-nya belum juga di balas oleh Ethan, jangankan di balas di baca saja tidak...

"Apa dia sedang sibuk Sekarang, mengapa dia tidak membalas pesan ku". Gumam Priscilla sembari mondar mandir di depan ranjang-nya.

"Hmm... Sudah lah mimpi ku terlalu ketinggian untuk mendapatkan balasan chat darinya". Priscillia lalu membuang ponsel-nya ke atas ranjang kemudian dia juga ikut berbaring di atas sana.

"Ping"... Bunyi nada chat yang masuk di ponsel Priscilla.

secepat kilat Pricillia menyambar ponsel-nya, berharap Ethan sudah membalas pesan-nya.

"Iya selamat malam jadi nama mu Priscilla ya". Isi pesan singkat dari Ethan.

"Iya, tuan sedang apa?". Tanya Priscilla.

3 menit, 7 menit berlalu Priscilla memangdangi ponsel-nya namun tidak ada jawaban lagi dari Ethan.

"Apa dia sudah tidur, Mengapa begitu lama padahal kan langsung ku balas, gimana sih". Gumam Priscilla saat memandangi pesan singkat Ethan, dia sedikit kesal.

"Hmm.. ya sudah lah lebih baik aku juga tidur". Priscilla akhirnya meletakkan ponsel-nya di atas nakas samping ranjang-nya.

Satu jam kemudian Ethan baru membalas pesan dari Priscilla saat Priscilla sudah tertidur dengan pulas...

"Tidak ada, kamu sedang apa?".

...****************...

Ke-esokan harinya tampak matahari sudah terbit dengan sangat cerah sehingga menembus jendela kaca kamar Priscilla, Membuat-nya terbangun dari tidur lelapnya.

"Hoooaaa... Jam berapa sekarang". Gumam Priscilla saat sudah terbangun lalu melihat jam di ponsel-nya.

"Hah sudah jam 08:00 !!!..." Teriak Priscilla saat melihat jam di ponsel-nya.

Dengan buru-buru Priscilla turun dari ranjang-nya dan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, karena hari ini Priscilla harus masuk kantor untuk bekerja. Priscilla juga sudah tidak melihat notifikasi pesan dari Ethan karena sangat buru-buru.

"Hey.. pris sarapan dulu". Teriak Arlan ayahnya saat Priscilla berlari keluar hendak masuk ke dalam mobilnya.

"Nanti saja di kantor pa, aku sudah terlambat".

"Anak itu". Arlan menggelengkan kepala-nya, melihat putrinya yang masih sama seperti sebelum-sebelumnya.

Priscilla segera berangkat ke kantornya dengan buru-buru, karena hari ini dia akan ke perusahaan Gideon Company Group, untuk memesan beberapa barang-barang branded.

Saat sampai di perusahaan Priscilla melihat dengan heran pada beberapa karyawannya yang tampak merasa khawatir dan sedikit panik.

Dengan cepat Priscilla masuk ke dalam kantornya, Matanya terbelalak kaget saat mendapati kantornya yang sangat hancur berantakan, seperti baru saja kerampokan.

"Ada apa ini?!!". Tanya Priscilla dengan sangat heran, sedikit marah.

"Nona semalam terjadi perampokan di kantor, dokumen-dokumen penting juga telah hilang... Kami hanya menemukan surat tanah kepemilikan nona di sini". Jawab Salah satu karyawan Priscilla sembari memberikan map yang berisi surat kepemilikan tanah tempatnya membangun perusahaan-nya.

Dengan cepat Priscilla membuka map itu dan membacanya, matanya kembali terbelalak kaget saat mendapati isi map itu yang isinya sudah di palsukan oleh seseorang.

Isi surat itu menyatakan bahwa tanah tempat mereka membangun perusahaan adalah tanah yang mereka kontrak dari seseorang, dan masa kontrak-nya telah habis... Kini tanah itu bukan milik keluarga Zephania lagi...

"Apa-apaan ini!!". Teriak Priscilla yang di penuhi amarah bercampur emosi juga meremas surat di tangan-nya.

Priscilla langsung berlari ke arah ruanganya untuk mencari sertifikat perusahaan, Priscilla mengobrak-abrikkan laci, lemari dan menjanya, tapi nihil dia tidak mendapatkan sertifikat perusahaan-nya.

Priscilla segera meninggalkan ruangan-nya dan berlari ke arah ruang CCTV untuk melihat siapa yang telah melakukan ini semua.

"Tolong periksa apa yang terjadi semalam!!". Bentak Priscilla saat masuk ke dalam ruangan CCTV.

"Ini yang terjadi semalam nona". pegawai itu memperlihatkan perampokan semalam.

"Siapa mereka". Gumam Priscilla seraya memegangi mouse di tangan-nya, hendak memperbesar gambar yang ada di dalam video.

"Paman, bibi?". Gumam Priscilla saat melihat cincin batu akik yang tidak asing di matanya, karena itu adalah cincin paman-nya, di tambah lagi seorang wanita setengah baya yang bersamanya, meskipun mereka memakai topeng namun Priscilla sangat mengetahui siapa mereka.

Dengan cepat Priscilla menghubungi pamaznnya melalui sambungan telepon, namun Nomor paman-nya tidak bisa di hubungi...

"nomor yang anda..."

"nomor yang anda tuj.."

"nomor yang an.."

Lagi dan lagi Priscilla menghubungi paman-nya namun masih tetap sama nonor mereka tidak bisa di hubungi, Priscilla kemudian menghubungi bibinya namun ponsel-nya juga tidak bisa di hubungi.

"Sial..!! apa sebenarnya mau mereka!!". Teriak Priscilla frustasi, meremas ponselnya berusaha menahan emosi yang sudah menggebu-gebu.

Dengan cepat Priscilla berlari ke arah mobilnya untuk menuju ke rumah paman dan bibinya yang di tempuh-nya selama kurang lebih 30 menit.

Dengan penuh emosi dan amarah Priscilla segera turun dari mobilnya dan berlari dengan tergesa-gesa, mengetuk pintu pamannya.

"PAMAN....PAMAN...BIBI...BI..!!!" Teriak Priscilla sembari mengetuk-ngetuk pintu paman-nya, dia sangat tidak sabaran.

"Mereka ini kemana sih". Gumam Priscilla yang tak henti-hentinya mengetuk-ngetuk pintu.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!