nomor ponsel

"Begini tuan tujuan saya kesini untuk mengajukan kontak kerja sama antara perusahaan tuan dengan perusahaan saya, dan ini barang-barang branded yang saya miliki, jika perusahaan kita bekerja sama mungkin kita akan menarik keuntungan yang cukup besar dalam bidang ini". Kata Priscilla sembari memberikan buku yang berisi barang-barang branded miliknya di dalam.

"Hmm... Cukup bagus dan menarik". Jawab Ivan, saat sudah menerima dan melihat gambar barang-barang branded milik Priscilla, mulai dari baju, tas, dan beberapa aksesoris yang Priscilla miliki.

"Tuan muda coba anda lihat ini". Kata Ivan memberikan sampel atau gambar branded milik Priscilla.

"Hmm... lumayan bagus, tapi aku tidak tertarik sama sekali dengan model-model yang seperti ini". Jawab Ethan dengan dingin saat sudah melihat model barang branded milik Priscilla.

"Ah..tuan mungkin kita bisa mencoba untuk bekerja sama terlebih dahulu, siapa tahu bisnis kita bisa lebih maju lagi".

"Itu hanya menurut mu saja, dan itu hanya akan menguntungkan perusahaan mu bukan perusahaan ku!". Jawab Ethan dengan tegas, lalu menatap Priscilla yang tampak sudah merona merah menahan malu.

"Baiklah tuan kalau begitu saya permisi dulu". dengan perasaan sedih Priscilla meninggalkan ruangan.

"Dia sangat angkuh bahkan belum memulai pekerjaan saja sudah bisa menebak, harusnya kan jalani dulu kalau tidak ada hasil baru protes, ini belum juga mulai sudah di tolak aja... Tapi aku bingung dengan perasaanku bisa-bisanya aku menyukai pria sombong seperti itu". batin Priscilla sembari berjalan menuju lift untuk pulang.

Priscilla langsung kembali ke perusahaan-nya untuk melanjutkan pekerjaan-nya... Dengan muka yang tampak sangat kesal karena kerja samanya di tolak mentah-mentah oleh Ethan.

"Nona permisi ada yang ingin bertemu dengan anda". Kata salah satu pegawai kantor Priscilla.

"Siapa?". Tanya Priscilla.

"Saya juga kurang tau nona, katanya dia ingin mengajukan kontak kerja sama dengan perusahaan kita nona".

"Benarkah?, Suruh dia masuk". Jawab Priscilla tampak kelihatan gembira.

"Baik nona". Jawab pegawai lalu pergi memanggil tamu tersebut.

"Selamat siang nona Priscilla". sapa tamu tersebut saat sudah masuk ke dalam ruangan Priscilla.

"Selamat siang tuan". Jawab Priscilla seraya menerima uluran tangan tamu tersebut.

"Saya Rian sekertaris dari nona Tirsa gedeon pemilik perusahaan Gideon Company Group".kata Rian memperkenalkan diri.

"Oh anda dari perusahaan Gideon Company Group ya, silakan duduk dulu tuan... tapi mengapa anda datang kemari, bukan kah perusahaan anda bukan perusahaan fashion?". Tanya Priscilla merasa heran.

"Ia benar sekali nona, tapi baru-baru ini kami mendirikan sebuah pabrik tempat untuk membuat barang-barang branded, maksud kedatangan saya kemari untuk mengajukan kerjasama dengan anda nona, jika anda berminat anda bisa mengambil barang-barang branded dari kami dan bisa di jamin harganya tidak akan terlalu mahal". Jawab Rian dengan yakin.

"Hmm.. bisa saya lihat dulu model-model branded-nya".

"Silakan nona". Jawab Rian sembari memberikan buku yang berisi gambar barang-barang branded mereka.

"Hmm.. ini lumayan juga, saya setuju bekerja sama dengan perusahaan anda". tanpa basa-basi Priscillia menyetujui kerjasama tersebut, saat melihat sampel yang lumayan bagus dengan begitu Priscillia akan lebih mudah dan memiliki banyak peluang untuk melebarkan sayapnya ke luar negeri.

"Trimakasih nona, senang bekerja sama dengan anda". Kata Rian sembari mengulurkan tangan-nya.

"Sama-sama tuan". dengan senang hati Priscilla menjabat tangan Rian.

"Kalau begitu saya permisi dulu nona". segera Rian merapikan buku-buku yang di bawanya tadi hendak keluar dari ruangan.

"Silakan tuan, berhati-hatilah di jalan". jawabnya dengan ramah seraya mengantar klien-nya keluar dari ruangan.

Setelah kepergian Rian, Priscilla juga bergegas keluar dari perusahaan untuk pergi makan siang, karena waktu sudah menunjukan pukul satu siang.

Priscilla selalu makan siang di restoran, karena dia tidak suka makan di kantin perusahaan-nya, ya menurutnya makanan di luar lebih enak daripada makanan di dalam kantin.

"Apa itu tuan Ethan?". Gumam Priscilla saat melihat Ethan tengah makan siang sendiri di dalam restoran.

Tanpa ragu-ragu Pricilla mengambil beberapa foto Ethan, tanpa dia sadari sedari tadi Ethan mengetahui bahwa dia diam-diam memotret Ethan.

"Hmm... Tampan-nya, tapi sayang sombong". batin Priscilla saat tengah memandangi foto Ethan yang baru di curinya.

"Hmm... Nona mengapa anda mencuri foto saya!". suara bariton Ethan menghanyutkan lamunan Priscilla, Pria dingin itu tepat sudah ada di hadapan-nya sekarang.

"Tu..tuan Ethan, sejak kapan anda di situ?". Tanya Priscilla merasa gugup juga khawatir karena ketahuan telah mengambil foto Ethan dengan diam-diam.

"Sudah dari tadi!, Mengapa kau mencuri foto ku?". Tanya Ethan dingin lalu melipat tangan di dada-nya.

"Ti..tidak saya tidak mencuri foto anda tuan". Priscilla terbata-bata, denyut jantung-nya mulai berdegup dengan kencang, Karena melihat gebetan-nya sedekat itu.

"Oyah". Ethan kemudian langsung mengambil ponsel Priscilla dari tengan-nya secara kasar.

"Tu..tuan anda..."

"Apa ini hah!!". ucap Ethan lalu tersenyum miring menatap Priscilla.

"Maaf tuan, saya hanya mengagumi ketampanan anda, jadi saya diam-diam mengambil foto anda". jawab Priscilla tertunduk malu.

"Ini nomor ponsel ku". Ethan memberikan kartu namanya pada Priscilla dan ponsel Priscilla.

hal yang tidak pernah Priscillia duga sebelumnya, ini adalah kesempatan emas yang tidak boleh disia-siakan.

"Sepertinya wanita ini cukup cantik juga tapi sayang sangat polos dan bodoh dia bisa ku jadikan barang mainan ku nantinya". Batinnya sembari tersenyum licik.

"Hmm... Trimakasih tuan". Jawab Priscilla dengan senang lalu mengambil kartu nama Ethan.

"Kalau begitu saya pergi dulu, jangan lupa untuk menghubungi ku nanti". tanpa menunggu jawaban Priscillia Ethan langsung pergi begitu saja, kebiasaan angkuh-nya memang tidak pernah berubah.

"Pasti tuan, saya akan menghubungi anda... Berhati-hatilah di jalan". Priscilla sangat senang, dan melambaikan tangannya mengiringi kepergian Ethan.

Setelah kepergian Ethan, Priscilla langsung berlari ke kamar mandi restoran, dan meloncat ke girangan di dalam...

"Yes..yes.. akhirnya dapat nomor ponsel Tuan Ethan juga, dan tadi dia bilang apa... Dia menyuruhku menghubunginya, oh tidak!, tanpa dia suruh pun dengan senang hati aku akan menghubunginya". Gumam Priscilla dalam kamar mandi sembari tersenyum lebar...

"Apa dia sudah gila". Gumam salah satu perempuan yang masuk kedalam kamar mandi yang tampak sangat aneh melihat tingkah laku Priscilla.

Setelah merasa tenang, Priscilla keluar kembali dari kamar mandi, dan kembali duduk di meja tempatnya tadi, selanjutnya Priscilla memesan makanan.

Setelah selesai makan Priscilla kembali ke kantornya untuk melanjutkan pekerjaan-nya hingga waktu menunjukan pukul 18:00 sore, saatnya dia dan para pegawainya untuk pulang.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!