Di asrama tongkat Ali menyelesaikan belajarnya dalam kurun waktu satu setengah tahun saja, guru yang mengampu asrama ini adalah Syaikh Salman, beliau berusia 40 tahunan, beliau guru termuda di perguruan Singa Langit, Dia adalah murid jenius di masanya, dia baru Enam tahun menduduki posisi guru besar asrama tongkat menggantikan ayahnya yang telah berpulang ke rahmatullah, karena penyakit yang dideritanya. tapi bukan hanya karena mengisi kekosongan posisi Syaikh Salman menjadi salah satu guru besar menggantikan posisi ayahnya, tapi juga karena Beliau baru saja menaikan tingkatan kependekarannya menjadi pendekar tingkat bintang ke 7.
Syaikh Salman memiliki tehnik jurus tongkat yang baru, beliau sendiri yang mengembangkannya, tetapi jurus itu hanya bisa di pelajari oleh pendekar yang telah memiliki tenaga dalam lebih dari seribu tingkat. dan telah memiliki kondisi fisik tulang emas.
Beliau memiliki sebelas murid, mereka telah mencapai pendekar tingkat bintang ke 5. yang hanya memiliki kondisi fisik tulang perak. jadi mereka tidak akan mampu mempelajari ilmu baru yang di ciptakan oleh Syaikh Salman.
Hanya Ali yang memiliki memiliki kondisi fisik tulang Berlian yang mampu mempelajari ilmu itu. Syaikh Salman memang sudah mendengar kabar tersebut, tapi Dia tidak menyangka kalau Ali memiliki kondisi fisik seperti itu, karena Ketua Perguruan saja yang sudah mencapai pendekar tingkat bintang ke 8. kabarnya memiliki kondisi fisik tulang Kristal, itu sudah sebuah keajaiban, sedangkan Ali yang tidak bisa di prediksi tingkatan kependekarannya bisa memiliki pondasi yang menyeramkan seperti itu.
'Tidak salah jika ketua menyebutnya sebagai murid paling jenius, jika dia berada dimasaku, maka keahlianku tidak akan ada apa apanya.' Gumam Syaikh Salman suatu ketika, saat mengajari Ali jurus andalannya itu.
yang membuat Syaikh Salman tidak sedikitpun menyembunyikan Ilmu darinya, karena Beliau bisa merasakan bahwa Ali memiliki Ahlak yang sangat bagus. Bahkan istri beliau Ummu Zainab pernah berkomentar bahwa Ali seperti Al Qur'an yang berjalan.
Jurus tongkat menembus Angin itu memiliki Tiga tahapan. Tahapan Pertama adalah sebuah permainan tongkat yang sangat indah, disana memiliki Tiga tehnik yang sulit, bisa di bilang itu tehnik pertahanan, tidak ada penyerangan dalam tahap ini, namun di tahap ini lawan bisa terpukau dengan permainan tongkat lawannya, dengan itu lawannya akan menunjukkan ruang lemahnya.
Kemudian di tahap kedua adalah sebuah tehnik serangan tiba tiba. Lawan yang sedang lengah akan terkejut karena mendapatkan sengan tiba tiba, tapi semua kembali pada kekuatan pendekar itu sendiri, jika lawannya lebih kuat dan sangat cepat menutup celahnya, maka serangan itu juga akan gagal.
Di tahap kedua ini memang hanya untuk melumpuhkan lawannya yang sedang lengah.
Dan di tahap ketiga, yaitu tahap terakhir dalam jurus ini, sebuah pukulan dari beberapa arah yang berbeda dan tak beraturan. Dengan begitu lawan yang sedang di lumpuhkan tidak akan bisa mengantisipasi serangan yang lebih dahsyat itu.
Ali mempelajari ilmu itu selama lebih dari Tujuh bulanan, hingga dia mencapai penguasaan tingkat sempurna, tidak ada ujian di asrama ini. suatu ketika Ali di panggil oleh Syaikh Salman.
"Pangeran, ada yang mau saya bicarakan." Syaikh Salman memanggil Ali yang sedang berlatih.
"Guru jangan memanggil saya pangeran, panggil Ali saja, saya lebih nyaman di panggil begitu." Ucap Ali yang sedang berjalan menuju ke arah gurunya.
"Semoga ilmumu barakah, yang mampu menegakkan keadilan." Syaikh Salman memandangi murid kesayangannya itu yang sudah duduk berhadapan dengan nya.
"Amiin guru, Ali mohon nasehat guru." ucap Ali mengamini perkataan gurunya.
"Latihan itu sangat berbeda dengan pertarungan yang sebenarnya, terkadang kita harus menghilangkan nyawa demi tegaknya keadilan, jadi kau harus pandai mengambil tindakan pada saat itu, jangan sampai karena kau tidak tega menghilangkan nyawa lawanmu, dan melepaskannya, di lain hari dia akan menghancurkan kalimat tauhid dalam hati kaum muslimin." Syaikh Salman mengingat cerita ayahnya yang kerena tidak tega membunuh lawannya, pada suatu ketika, lawannya membentuk suatu kelompok dan menghancurkan perguruan ayahnya hingga tak tersisa... Hanya Salman kecil dan ayahnya yang selamat, akhirnya ayahnya pergi menemui Syaih Abu Hamzah dan tinggal di perguruan Singa Langit.
"Terima kasih nasehat Guru akan selalu saya ingat." Ali menatap wajah gurunya sebentar, dia bisa melihat kesedihan yang mendalam di wajah itu.
"Ali ini medalimu, Kau sekarang sudah lulus di asrama tonglat ini." Syaikh Salman memberikan sebuah medali berbintang 8.
Ali menerima medali itu. " Kenapa guru memberikan bintang Delapan kepada saya?" Ali merasa itu berlebihan, sedangkan gurunya sendiri hanya memiliki medali berbintang Tujuh.
"Aku tahu sesungguhnya kau lebih hebat dariku, sama seperti Syaikh Khalid, aku memesan medali itu khusus untukmu, dan sudah di setujui oleh ketua perguruan. mulai besok kau boleh mendaftar di Asrama Pedang, ketua perguruan telah menunggumu." Jawab Syaikh Salman yang memahami maksud dari ucapan Ali.
"Terima kasih guru, saya akan merindukan asrama ini." Ucap Ali ambil berpelukan dengan gurunya, dan langsung pamit.
*********
Hari itu juga Ali langsung mendatangi tempat pendaftaran di Asrama Pedang. dia disambut oleh seorang murid senior yang berada di pendekar tingkat bintang ke 5 .
"Assalamu'alaikum kak, saya ingin mendaftar sebagai murid di Asrama Pedang." Ali berdiri di depan prmuda itu.
"Waalaikum salam silahkan duduk, dan isi formulir pendaftaran ini." Pemuda itu mempersilahkan Ali untuk duduk di kursi yang ada di depannya, lalu menyodorkan sebuah kertas kosong, supaya di isi sesuai data diri.
Pemuda itu menyipitkan matanya memandang kertas yang telah di isi biodata diri oleh Ali, lalu mengalihkan pandangannya pada Ali. " Apa anda pangeran mahkota yang jenius itu?" tanya pemuda itu.
Ali tersenyum simpul. "kakak seperguruan.... jangan memanggil Saya pangeran, panggil saja Ali, adik seperguruan mohon bimbingannya." jawab Ali dengan wajah serius.
"Benar kabar yang ku dengar, kau memang anak yang berbudi luhur, andai kau tidak memiliki ilmu bela diri yang hebat, karena sikapmu yang mampu membuat lawan bicaramu merasa sungkan. Kau sangat berwibawa." Pemuda itu menanggapi sikap yang di lakukan Ali.
"Terima kasih kakak terlalu memujiku," Ali tersenyum.
"Kau memang pantas mendapatkannya, kapan kau akan pindah kesini?... Bukankah kau masih berada di Asrama Tombak?" Tanya pemuda itu.
"Insya Allah setelah dari sini, saya akan mengemasi barang barang, dan langsung pindah kesini." Jawab Ali sambil berdiri untuk meninggalkan tempat tersebut.
"Apa kamu membutuhkan kamar pribadi?... Biar aku siapkan sekarang." Pemuda itu perlu melakukan itu karena Ali adalah putra mahkota.
Ali menangkupkan kedua tangannya di depan dada. "Maaf jika tidak keberatan, saya akan tinggal di asrama biasa bersama teman teman seperguruan." jawaban Ali lagi lagi membuat pemuda itu tambah terkesan.
*********
Malam itu ketua perguruan menunggu Ali di dalam Asrama, dia sengaja ingin menyambut murid jenius yang sudah lama dia tunggu tunggu.
Ali sudah sampai di depan pintu gerbang Asrama Pedang.
"Assalamu'alaikum dik Ali, guru besar telah menunggumu di dalam, mari saya antar." Pemuda yang menyambutnya itu, adalah pemuda yang sama saat Ali mendaftar siang itu.
"Terima kasih kakak telah bersedia menungguku disini." Ucap Ali sambil mengikuti dari belakang.
~1086kata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ian Julian
jejak #6
2021-02-12
0
Prima Saputra
Semakin asik ni smg cerita nya lancar dan di up setiap waktu dan jgn suka tunggu lama2.
2021-01-27
0
Reanza
baca sampai sini dulu
2020-07-14
0