Part 2

Motor Meisya memasuki halaman rumah Mika, kemudian Mika turun dari boncengan setelah motornya berhenti.

"Thank Mei, mampir dulu yuk," ajak Mika sambil merogoh kunci rumahnya dari dalam tas.

"Gue langsung Mi. Dahh." Pamit Mei, kemudian melajukan motornya meninggalkan Mika sendirian.

Mika langsung membuka kunci pintu dan masuk kedalam rumah. Ketika hendak menutup pintu, Mika melihat mobil hitam yang sangat ia kenal berhenti di seberang jalan rumahnya.

"Itu kan pak Anwar, mau ngapain ya? apa ada yang mau di sampaikan." Mika bergumam.

Saat menyadari bahwa yang sedang di tatapnya hilang, Mika langsung menutup pintu rumahnya dan mengunci rapat. Saat berada didalam kamar. Mika kembali berfikir tentang keberadaan Anwar yang mengawasi dirinya tadi. Mika hendak menelpon nomor Anwar, namun telah keduluan oleh orang tersebut.

"Halo pak," sapa Mika dengan sopan.

"Halo Mi, maaf mengganggu waktumu," ucap Anwar.

"Ia, ada apa ya pak?" mika bertanya penasaran.

"Ah, tidak ada. Apa suami mu belum pulang," Anwar mengalihkan topik pembicaraan.

"Belum pak, ada apa pak? apa ada yang ingin bapak sampaikan." Mika masih penasaran.

"Ah, tidak Mi. Ya sudah saya tutup telponnya," Anwar mematikan telponnya.

Sementara Mika masih bingung. Ia akhirnya memutuskan membersihkan diri ke kamar mandi.

Anwar memasuki Kafe dan memesan minuman. Setelah minuman datang, ia langsung menyedotnya hingga tandas.

"Ahh. Kenapa Aku bertindak bodoh begini." Anwar memaki dirinya sendiri. Ia yang tak paham dengan tingkahnya yang tadi dilakukan, merasa kacau. Anwar meremas rambutnya pelan. Saat kepalanya ia palingkan ke kiri, disana ia melihat orang yang sangat dikenalnya. Orang itu terlihat sedang serius membahas sesuatu dengan rekannya, dan beberapa saat setelahnya mereka saling berjabat tangan dan meninggalkan orang yang di kenalnya kembali duduk.

Anwar terus mengamati Dua orang yang tersisa tersebut, tanpa mengalihkan pandangan. Walau tak dapat didengar apa yang mereka bicarakan. Anwar yakin, mereka sangat dekat.

Hari yang mulai gelap. Membuat Dua orang di sebelah kirinya yang berjarak beberapa meter itu pergi meninggalkan Kafe. Selama ini Anwar sering sibuk dengan urusan diluar kota, membuat ia jarang bertemu dengan orang yang beberapa saat berada di dekatnya. Dan Anwar memutuskan untuk kembali pulang kerumah.

**

"Terimakasih ya Ji, sudah mau repot repot mengantar saya pulang." Ucap Vivi sambil menampilkan senyum terbaiknya.

"Tidak masalah Vi, kalau begitu saya pamit pulang. Hari sudah gelap, pasti Mika sudah menunggu." Jawab Aji dan hendak kembali melajukan motornya. Namun dengan cepat Vivi memegang tangan Aji. Aji yang sadar tangannya di pegang, langsung mengarahkan pandangan matanya ke tangan Vivi yang sedang menggenggam lengannya.

"Ada apa?" tanya Aji dengan ekspresi bingung. Dan yang ditanya pun langsung gugup.

"Ah, maaf Ji. Tidak apa apa, terimakasih.. Kamu hati hati pulangnya." Vivi langsung melepas genggaman tangannya pada lengan Aji.

Aji pun kemudian pergi meninggalkan Vivi. Selama di perjalanan Aji merasa bingung dengan sikap Vivi barusan yang menurutnya tak seperti biasa. Hingga ia sampai di rumahnya.

Mika yang mendengar suara suaminya pulang langsung membukakan pintu dan membantu Aji membuka jaket. Lalu membuatkan teh hangat dan di suguhkan di hadapan Aji duduk.

"Lama sekali rapatnya Pa," tanya Mika sambil memperhatikan wajah suaminya itu.

"Ia Mi, pabrik sedang menjalin kerja sama baru dengan orang yang sangat terkenal. Jadi banyak yang harus di paparkan untuk meyakinkan mereka." Jawab aji sambil menyeruput tehnya.

"Oh ya sudah kalau begitu, mau langsung mandi? atau mau Aku siapkan makan malam,"

"Aku mau langsung mandi, tadi sudah makan diluar." Aji bangkit dari duduknya dan menuju ke kamarnya.

Mika yang sengaja menunggu Aji pulang untuk makan bersama, terpaksa ia makan sendiri. Karena memang sudah sangat lapar.

"Coba kasih kabar kek kalo makan diluar, biar Aku nggak perlu capek capek masak!" gerutu Mika sambil membanting sendok di piringnya yang sudah kosong. Dan ia segera membereskan semuanya.

Mika masuk ke kamarnya dan mendapati Aji susah terlelap. "Hahh, malah di tinggal tidur duluan. Dasar nih orang." Kembali Mika mengomel dengan kesal. "Kayak dia aja yang capek kerja, gue juga kali" umpat Mika dalam hati.

Setelahnya Mika menyusul ke alam tidur, karena tubuhnya pun juga merasakan lelah seharian bekerja.

Vivi yang sejak awal menyukai Aji, perlahan lahan ingin menunjukkan sikapnya. Namun tidak terlalu buru buru. Selama ini ia berusaha sebaik mungkin untuk bersikap biasa saja di manapun mereka berada di saat bersamaan.

"Aku ingin menjadi milikmu Ji, kenapa dulu kau tidak pernah memandang kebaikanku. Tapi tak apa, Aku akan berusaha pelan pelan." Vivi menyeringai dengan senyum jahat.

Dulu, Vivi yang merekomendasikan Aji dan Bagas untuk bekerja di Pabrik Kopi. Pabrik tersebut merupakan warisan turun temurun dari keluarga Vivi yang sekarang ia perjuangkan untuk terus maju.

Semua berkat kerja kerasnya selama ini. Dan Vivi mulai menyusun rencana agar dapat meraih keinginannya tersebut.

Aji terbangun dari tidurnya saat tengah malam, ia merasakan tenggorokannya sangat kering. Ia mengamati meja nakas, namun tak ada air disana. Ia pun bangkit dari tempat tidur menuju lemari pendingin. Meraih botol air minum dingin itu, lalu menenggaknya hingga tersisa separuh. Mengambil Snack sebungkus dan membawanya ke ruang Tv.

Duduk sambil menikmati kunyahannya, namun fikirannya berkelana mengelilingi tali jemuran.Eh!

Meraih kembali botol minum yang sisa separuh itu dan menenggaknya hingga habis. Dan melemparkannya ke tong sampah bersama bungkus Snack tadi.

Aji balik lagi masuk ke kamar dan masuk kedalam selimut yang sama dengan Mika. Tangannya mulai bergerilya di area tubuh istrinya yang sedang nyenyak tidur dan mungkin sedang bermimpi sangat indah. Karena terlihat dari bibirnya sedang menyunggingkan sebuah senyuman tipis yang sangat manis.

Aji menyentuh benda empuk dan kenyil kenyil kayak kue Cenil itu dan di remes pelan. Karena Mika sedang tidur, takut membangunkan istrinya itu. Padahal kan kalo pengen tinggal di bangunkan aja. Toh dia Wajib jika sang empu menginginkannya.

Tapi, itu tak ia lakukan. Aji hanya ingin merasakan hangatnya benda yang kenyil kenyil itu agar dapat kembali tertidur. Namun malas sesuatu yang lain yang terbangun. Posisinya berada di bawah sana. 'Ah, si Panjul kenapa pake bangun sih.' Aji merabaa benda miliknya yang sudah terasa keras. Ia mengelusnya dengan pelan pelan agar si Panjulnya dapa tertidur. Bagaimana bisa si Panjul tidur, la wong tangan kirinya ngremess ngremess cenil di dalam sana. Sementara tangan kanannya mengelus elus si Panjul. Aji hanya tersenyum dengan yang ia lakukan. 'Dasar ya kamu, tangan yang nakal' ucap Aji dalam hati.

Terpopuler

Comments

Alitha Fransisca

Alitha Fransisca

Semangat Panda Maiden

2022-03-14

1

Siapa Aku?

Siapa Aku?

semgt kk udah ak favoritkan

2022-02-04

2

Nonny

Nonny

dh ak masuk rak
biar g ketinggln up

2022-01-20

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Part 1
3 Part 2
4 Part 3
5 Part 4
6 Part 5
7 Part 6
8 Part 7
9 Part 8
10 Part 9
11 Part 10
12 Part 11
13 Part 12
14 Part 13
15 Part 14
16 Part 15
17 Part 16
18 Part 17
19 Part 18
20 Part 19
21 Part 20
22 Part 21
23 Part 22
24 Part 23
25 Part 24
26 Part 25
27 Part 26
28 Part 27
29 Part 28
30 Part 29
31 Part 30
32 Part 31
33 Part 32
34 Part 33
35 Part 34
36 Part 35
37 Part 36
38 Part 37
39 Part 38
40 39
41 Part 40
42 Part 41
43 Part 42
44 Part 43
45 Part 44
46 Part 45
47 Part 46
48 Part 47
49 Part 48
50 Part 49
51 Part 50
52 Part 51
53 Part 52
54 Part 53
55 Part 54
56 Part 55
57 Part 56
58 Part 57
59 Part 58
60 Part 59
61 Part 60
62 Part 61
63 Part 62
64 Part 63
65 Part 64
66 Part 65
67 Bab 66
68 Bab 67
69 Bab 68
70 Bab 69
71 Bab 70
72 Bab 72
73 bab 72 *
74 Bab 73
75 Bab 74
76 Bab 75
77 Bab 76
78 Bab 77
79 Bab 78
80 Bab 79
81 Bab 80
82 Bab 81
83 Bab 82
84 Bab 83
85 Bab 84
86 Bab 85
87 Bab 86
88 Bab 87
89 Bab 88
90 Bab 89
91 Bab 90
92 Bab 91
93 Bab 92
94 Bab 93
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 Bab 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 127
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Prolog
2
Part 1
3
Part 2
4
Part 3
5
Part 4
6
Part 5
7
Part 6
8
Part 7
9
Part 8
10
Part 9
11
Part 10
12
Part 11
13
Part 12
14
Part 13
15
Part 14
16
Part 15
17
Part 16
18
Part 17
19
Part 18
20
Part 19
21
Part 20
22
Part 21
23
Part 22
24
Part 23
25
Part 24
26
Part 25
27
Part 26
28
Part 27
29
Part 28
30
Part 29
31
Part 30
32
Part 31
33
Part 32
34
Part 33
35
Part 34
36
Part 35
37
Part 36
38
Part 37
39
Part 38
40
39
41
Part 40
42
Part 41
43
Part 42
44
Part 43
45
Part 44
46
Part 45
47
Part 46
48
Part 47
49
Part 48
50
Part 49
51
Part 50
52
Part 51
53
Part 52
54
Part 53
55
Part 54
56
Part 55
57
Part 56
58
Part 57
59
Part 58
60
Part 59
61
Part 60
62
Part 61
63
Part 62
64
Part 63
65
Part 64
66
Part 65
67
Bab 66
68
Bab 67
69
Bab 68
70
Bab 69
71
Bab 70
72
Bab 72
73
bab 72 *
74
Bab 73
75
Bab 74
76
Bab 75
77
Bab 76
78
Bab 77
79
Bab 78
80
Bab 79
81
Bab 80
82
Bab 81
83
Bab 82
84
Bab 83
85
Bab 84
86
Bab 85
87
Bab 86
88
Bab 87
89
Bab 88
90
Bab 89
91
Bab 90
92
Bab 91
93
Bab 92
94
Bab 93
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
Bab 115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
127

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!