Pekerjaan pagi ini sangat banyak, membuat semua staff sangat sibuk. Aji yang bekerja dibagian kepala Gudang Kopi itu harus meneliti dengan saksama barang barang yang akan di kirim ke Produsen diluar kota. Saat semua barang sudah dimuat ke dalam mobil khusus barang, Aji kembali ke ruangannya dan menaruh papan kerani diatas meja kerjanya.
Kemudian, ia membuat data laporan yang telah dicatat secara terperinci. Setelah selesai, ia membawa berkasnya ke ruang Manager.
Tok!
Tok!
Tok!
Aji mengetuk pintu ruangan tersebut terlebih dahulu. Dan saat mendapatkan sahutan dari dalam, ia segera mendorong pintu itu dan masuk ke dalam. "Ini berkas laporannya Bu." Menyerahkan map ke meja Ibu Vivi selaku Manager di Pabrik tersebut. Ibu Vivi ini lebih muda umurnya dari Aji. Jika diluar pekerjaan, mereka seperti teman biasa. Karena di Kantor memang di tuntut Profesional.
"Letakkan di sini Pak." Perintah Vivi sambil mengarahkan pandangannya ke berkas yang di pegang Aji untuk di letakkan di samping Laptopnya. Aji segera menaruh berkas tersebut, lalu undur diri. "Saya permisi Bu," pamit Aji.
"Terimakasih." Vivi menoleh sekilas kemudian tersenyum dan mengangguk. Aji kemudian keluar dari ruangan Manager untuk kembali keruangannya sendiri. Ia pun melanjutkan kembali pekerjaannya.
Usai menginput Data yang di kirim sore nanti, Aji menelepon Staff bagian Marketing untuk meminta bukti laporan Kopi yang sudah siap untuk di setor ke Supermarket ataupun ke Toko pengecer langsung. Aji meraih gagang Telepon di sisi mejanya dan menghubungi Bagas Staff Bagian Marketing. Yang tak lain adalah teman seperjuangannya dari masa Sekolah dulu.
"Halo Gas, apa laporannya sudah selesai?," tanya Aji setelah panggilannya tersambung.
"Sudah, akan segera di antar Ji." Sahut Bagas.
"Baik," Aji menutup panggilan Teleponnya.
Tak lama kemudian Bagas datang dengan tumpukan berkas laporan. Bagas menaruhnya di depan Aji, setelah menjelaskan beberapa hal Bagas kembali ke ruangan.
Tak terasa waktu cepat bergulir, Aji masih belum selesai dengan pekerjaan yang di berikan oleh Bagas tadi. Ia kemudian menghentikan aktifitasnya untuk mengisi perutnya yang para cacing cacingnya sudah berdemo minta di beri jatah. Aji berlalu dari ruangannya menuju Kantin, dan langsung memesan makanan. Setelah itu, ia duduk bergabung dengan karyawan yang lain yang sedang menikmati makan siangnya bersama sama.
**
"Mi, yuk kita istirahat dulu. Gue udah laper banget ini." Ajak Meisya teman Mika sekaligus sahabat.
"Iya. Bentar mei, ini gue dikit lagi selesai." Mika sedang ngepacking barang barang untuk di kirim ke Toko Cabang. Meisya kemudian menunggu sejenak dan tak lama kemudian Mika keluar dari Gudang penyimpanan, lalu menghampiri Meisya. Mereka lalu menuju warung langganan mereka di samping Toko tersebut.
Di sela sela makan, mereka sambil mengobrol dan membahas barang yang akan masuk Minggu besok. Hingga mereka selesai makan. Jam istirahatnya masih tersisa setengah jam lagi. Dan mereka pun kembali lagi membahas masalah barang yang di jual di Toko mereka.
"Mei, berapa banyak barang yang akan masuk Minggu besok?" tanya Mika. Mereka telas menyelasaikan makannya Lima menit yang lalu.
"Kata pak Anwar banyak Mi, Satu truck." Jawab Meisya. Dan ketika barang baru banyak yang masuk, pasti mereka akan lembur.
"Lembur dong kita." Jawab Mika dengan sedikit helaan. "Ya, udah pasti itu Mi!"
Mereka kemudian kembali lagi untuk bekerja setelah jam istirahat usai. Mereka bekerja dengan sangat kompak, saat Mika usai merapikan Baju Pajangan di Etalase, ia melihat mobil Hitam memasuki area Toko. Ya, itu adalah sang pemilik Toko. Karena disini merupakan Toko Pusat. Sudah pasti pak Anwar datang untuk mengecek keadaan tokonya.
Mika dan Team segera menyambut kedatangan pak Anwar. "Selamat sore pak," sapa mereka bersamaan. "Selamat sore, bagaimana Toko hari ini. Apakah lancar penjualannya?." Tanya pak Anwar.
"Lancar pak," jawab mereka bersamaan. Kemudian pak Anwar berjalan menuju ruangannya. "Mika, ikut saya keruangan sebentar." Ajak pak Anwar seraya memasuki ruang kerjanya. Lalu duduk di Kursi kebesarannya. Mika mengekori langkah pak Anwar dan kemudian masuk ke dalam.
"Duduk." Perintah pak Anwar lembut. Mika pun menurut. Ia duduk berhadapan dengan pak Anwar yang di depannya di batasi dengan meja kerja. "Ada yang bisa saya bantu pak?," tanya Mika hati hati. "Ya, seperti biasa Mi. Kamu tentu sudah paham. Barang baru akan segera masuk ke Toko kita, kamu handle seperti biasa ya." Pinta pak Anwar.
"Baik pak, akan saya handle sebaik mungkin." Jawab Mika.
"Apa barang yang akan di kirim untuk Toko Cabang sudah selesai di Packing Mi," lanjut pak Anwar. "Sudah pak, semua sudah rapi dan di cek dengan teliti agar tidak ada yang kurang. Tinggal di antar saja sebentar lagi." Jelas Mika dengan detil.
"Bagus kalau begitu, kamu memang bisa di andalkan Mi. Terimakasih untuk kerja samanya ya!." Ucap pak Anwar.
"Iya pak, sama sama. Semua juga berkat kekompakan dengan para Team, jadi semua bisa teratasi dengan baik." Mika menjawab dengan sedikit mengulas senyum. "Apa ada perlu yang lain pak?," tanya Mika kembali.
"Tidak ada, ya sudah. Kamu boleh kembali bekerja. Sebentar lagi juga akan berganti shift kan."
"Iya pak, kalau begitu saya permisi." Mika keluar dari ruangan pak Anwar dan kembali mengamati baju baju pajangan, tujuannya agar lebih terlihat rapi dan menarik perhatian. Dan para pembeli pun senang, rata rata mereka yang sudah berbelanja di Toko mereka akan datang kembali. Sudah sangat banyak sekali pelanggan setia di toko tersebut.
Sementara di dalam ruangan, Anwar terus mengamati Mika dengan tatapan kagum. Ia telah 3 Tahun mempercayakan tokonya pada Mika, jika ia harus berangkat keluar kota. Karena Mika orang yang sangat jujur dan juga disiplin serta loyal dengan waktu. Dan itu membuat pak Anwar memberi gaji lebih pada karyawannya yang tidak hitung hitungan masalah waktu. Selain Mika, juga ada Meisya yang selalu di percaya untuk membantu Mika.
Pukul 16:30. Para karyawan toko baju mulai bergegas dan over handle karena pergantian shift. Setelah selesai, Mika mengganti Baju seragam toko dengan baju biasa miliknya.
Setelah selesai, ia keluar bersama Meisya.
"Gue telfon laki gue dulu bentar Mei." Interupsi Mika pada Meisya yang sudah duduk di atas motornya. "Sok atuh silahken." Jawab Meisya.
Mika mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, dan menghubungi Aji.
"Halo, udah pulang Mi?," sahut Aji di seberang sana.
"Udah, kamu udah keluar apa belum." Tanya Mika.
"Belum, ada rapat mendadak. Kamu pulang sama Mei aja dulu." Jelas Aji.
"Oh, ya udah kalau gitu." Mika memasukkan kembali ponselnya kedalam tas setelah mematikan sambungan panggilan.
"Mei, gue nebeng lu." Langsung naik ke boncengan.
Meisya melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Saat sudah jauh, Anwar yang sedari tadi mengamati mereka berdua dari balik jendela ruangannya. Langsung menutup Gordyn jendela, dan mengambil kunci mobilnya yang tergeletak di sudut meja lalu buru buru menutup pintu ruangan dan setengah berlari menuju mobilnya. Agar ia tak kehilangan jejak karyawannya itu.
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, mohon masukkannya agar aku bisa lebih baik lagi untuk menulis. Thankyou!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
Alitha Fransisca
Semoga sukses 🐼 Maiden
2022-03-10
1
D᭕𝖛𝖎𖥡²¹࿐N⃟ʲᵃᵃ࿐
nyicil baca dulu
2022-03-05
1
Siapa Aku?
msh nyimak kk
2022-02-04
1