part 5

Akhirnya Haidarpun mencari Ustadz Abdullah untuk menyampaikan pesan Uminya.

Di Kantor Ustadz.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum" ucapku ke kantor pengajar

"Wa'alaikumussalam" jawab ustadz Rian.

"Afwan ustadz, ada Abi tidak ya di dalam?"

"Oh nggak ada Hai, Abimu lagi ngajar di putri menggantikan ustadz Mukhlis karena beliau sakit."

"Ooh begitu ya , di kelas berapa ya tadz?"

"Kelas berapa ya tadz?" Tanya ustadz Rian ke ustadz-ustadz yang ada di dalam.

"Kelas satu putri Hai."

"Kalo gitu saya pamit ya tadz" ucapku sambil menyalami ustadz.

Ya Abi pake ngajar di putri segala lagi kan malu jadinya. Duh kelas satu yang mana lagi? . Mungkin ini kali ya kelas pertama pinggir sendiri.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam." Ucap seseorang dari dalam kelas tak lama kemudian pintu terbuka dan alhamdulillah ternyata Abi.

"Eh Haidar kenapa?" Tanya Abi padaku yang tiba-tiba datang ke kelasnya.

"Itu bi kata Umi si Umar lagi sakit terus Umi pengin njenguk abis Abi selese ngajar"

"Kenapa nggak nunggu Abi pulang aja sh ngomongnya?"

"Kata Umi biar selese ngajar langsung berangkat Bi"

"Oh gitu .. iya iyaa bilang sama Umi selese ngajar langsung ke pondoknya Umar"

"Iya Bi, Haidar pamit mau balik ke rumah" aku pamit dan mencium tangan Abiku kemudian kembali ke rumah. Kalian pasti heran kenapa aku pamitnya ke rumah bukan ke kelas . Itu karena Ustadz yang mengajarku sedang sibuk jadi beliau hanya masuk sebentar dan memberi tugas untuk membaca satu materi setelah itu boleh pulang. Setelah sampai di rumah aku segera menyampaikan pada Umi apa yang Abi katakan.

Skiiip___

Pov author

"Haidar whoy Haidar" panggil Azzam teman sekelas Haidar.

"Apaan sh ?" Tanya Haidar bingung.

"Ealah dasar Haidar .. liat jadwal tuh!!" Sambil menunjuk jadwal pengambilan nasi.

"Oalah aku yang piket ya.. sorry sorry lupa " sambil meneplok jidatnya.

"Ya udah ayoo berangkat lah.." ajak Haidar pada Azzam

____

"Ya udah ayoo berangkat lah.." ajak Haidar pada Azzam

"Eh dasar temenku, giliran tau kalo ambil nasi ajah semangat banget"

"Hust brisik .. kasian tuh temen-temen pada kelaperan".

Tak lama prjalanan dari asrama putra menuju dapur sekitar 5-10 menit dengan berjalan kaki. Ya dapur Pondok Nurul Jannah memang menjadi satu yakni di dekat asrama putri, bukan hanya dekat tapi bersebelahan bahkan hanya ada pintu yang membatasi dua ruangan tersebut.

Dor dor dor..

Dor dor dor..

"Udah di tutup kali ya pintu yang sana?"tanya Haidar kepada Azzam.

"Iya kali, buka ajah!!"

Jegrek...

"Astagfirullah" ucap Haidar sambil membalikkan badannya.

"Kenapa Hai? Kayak liat setan ajah kamu? Hahaa.." kata Azzam menertawakan Haidar yang saat itu dalam keadaan kaget.

"Enak aja setan , itu ternyata pintu sana belum di tutup terus ada santriwati yang mau nutup nah kan jadinya aku liat dia. Makanya aku istighfar"

"Oalah .. abis liat bidadari berhijab kok istighfar sh ?" Ledek Azzam.

"Sembarangan ya emang harusnya istighfarlah kan belum halal . Gimana sh ?"

"Oh iya deh. Tapi kan yang pertama halal Hai,,"

"Ah terserah lah" jawab Haidar sambil membalikkan badannya kembali "ayo mendingan kita ambil nasi kasian kan temen-temen pada nungguin."

Pov Haidar

Ya Allah tuh santri putri pada nggak denger apa gimana sh?. Udah di gedor berkali-kali perasaan. Aduh siapa ya cwe tadi? aargh kan ginini yang aku ga suka kalo abis liat cwe langsung kepikiran gini .

Istighfar !!Hai istighfar!!

Astaghfirullah ya Allah jagalah mataku dan pikiranku ini.

Skiip__

Pov Lisa

"Woy..dor!!" Ucapku sambil mengagetkan Nada.

"Ya Allah Lisa kebiasaan deh ngagetin mulu."

Bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!