2. BERTEMPUR PART I

Para tentara sudah berada di dalam medan perang, dengan posisinya masing-masing sesuai dengan strategi sang kolonel, dan tak lupa pula Kian juga berada di medan perang yang masih memikirkan peran nya.

Masih menunggu aba-aba dari sang komandan pasukan untuk menyerang.

Dorr....

Suara pertanda dari sang komandan untuk menyerang sudah terdengar.

"MAJU.....!!!". Teriak komandan, yah itulah kapten Rai dengan umur yang baru 30an itu tak kalah jauh kerasnya dengan teriakan kolonel Arga tadi.

Para pasukan sudah maju dengan lengkap senjatanya, sambil berteriak, yah layaknya orang bertempur .(kan emang bertempur😒)

Kian jg ikut maju tapi dengan cara berbeda, Kian mulai dengan kebiasaannya di medan perang yaitu dengan membunuh musuh menggunakan pisau yang tertancap di ujung senapan nya dengan membabi buta.

Kian sama sekali tidak terpengaruh dengan teriakan kesakitan musuh ataupun darah yang bermancur bagai air mancur itu.

.

.

.

.

.

.

Epilog

Pasukan Kian berhasil membuat pasukan musuh mundur untuk sementara.

Di Beeskam.

Kian sedang duduk makan di pojokan sendiri yang hanya ditemani dengan senapan nya itu, dia sudah menganggap senapannya itu bagaikan keluarganya sendiri. Kian sudah mencuci sedikit darah yang tadi berada di bajunya dan badannya, itu bukan darah Kian melainkan darah dari musuh yang dia bunuh.

Pak.....

Sebuah nampan berisikan makanan tiba-tiba berada di depan nampan makanan nya.

Kian mendongak dan mendapati seorang yang dia kenal, bang ujang.

"Ada apa bang?". Tanya Kian dengan wajah yang datar.

"Kerja bagus Kian, lagi-lagi kau berhasil menguasai medan perang, hahah". Tertawa dengan puasnya.

Sambil duduk dan mengambil sendok untuk makan.

"Itu udah biasa bang, abang sendiri udah tau betul kan". Jawab Kian dengan datar sambil memasukkan makannya ke dalam mulutnya.

"Iya juga sih, hehe". Ujar bang Ujang yang masih terlihat puas dengan pertempuran tadi.

Kian hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku orang tua di depannya itu.

.

.

.

.

.

"Ah... Akhirnya perang sebentar lagi selesai, udah lama banget nih ninggalin istri ama anak dirumah". Ucap bang Ujang sambil minum air, pertanda dia sudah selesai dengan makanannya.

Sementara Kian yang sedari tadi selesai makan dan hanya mempersiapkan senapannya turut berbuka suara.

"Belum selesai bang, kalo kita menang di pertemuan sesi kedua nanti tanpa terbunuh baru bisa di katakan menang bang". Ucap Kian menimpali.

"Ah... pasti menang lah, jadi kita ngandalin kamu Kian". Ucap bang Ujang dengan semangat namun enggan, karna menurutnya gadis remaja cantik seperti Kian tidak pantas berada di medan tempur.

Kian hanya terdiam dan menunduk mendengar ucapan bang Ujang.

"Oh iya Kian, entar kalo misalnya perangnya udah berakhir dan kita masih hidup, Kian mau ngapain?". Ujar bang Ujang, langsung mengalihkan pembicaraan nya.

"Ngelakuin? apa maksudnya bang?". Jawab Kian dengan sedikit heran, tapi tetap pada mode datarnya.

"Yah... Kan sekarang perang udah mau berakhir nih, kita para tentara yang siap tempur udah gak di butuhin kan, jadinya abang mau nanya, kalo misalnya kita para tentara udah gak dibutuhin lagi, Kian mau jadi atau ngelakuin apa?". Ujar bang Ujang, menjelaskan secara rinci ke Kian.

Kian hanya diam mendengar perkataan bang Ujang, karna dia sendiri juga bingung, menurut Kian perang sudah seperti rumahnya, jadi dia tidak terlalu memperdulikan tentang kehidupannya.

"Bang Ujang sendiri, mau ngelakuin apa?". Kian balik nanya.

"Yahh pastinya pulang kerumah, nemuin istri ama anak abang, hehehe". Jawab bang Ujang dengan senyum lebarnya nya.

"Kian entar kalo Kian udah besar, nikahnya ama laki-laki yang baik-baik yah, jangan yang galak-galak". Ucap bang Ujang dengan nada menggoda Kian.

Kian menanggapi perkataan bang Ujang dengan wajah datarnya.

"Abang ada-ada ajah nih, Kian mana mungkin bisa punya suami". Jawab Kian dengan wajah datarnya. Benar saja Kian tidak pernah berfikir untuk mempunyai menjalin hubungan ataupun bersuami, menurut nya tanyannya yang sudah kotor dengan darah hasil membunuh musuhnya, sudah tidak pantas untuk dapat menggenggam tangan orang lain.

"Ah, jangan gitulah Kian, Kian kan cantik pasti ada lah yang suka". Ujar bang Ujang.

Kian hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan bang Ujang.

"Jadi, Kian mau ngapain kalo perang udah berakhir?". Tanya bang Ujang, kembali ke topik awalnya. Kian hanya diam dan menunduk.

"Aku....." . Saat Kian hendak menjawab tiba-tiba.

Ting.....

"Semua pasukan berkumpul, sesi kedua akan segera dimulai". Teriak seseorang dari seberang, dan menghentikan ucapan Kian.

"Wah udah mau mulai nih, cepat Kian bersiap". Ujar bang Ujang sambil berdiri dan hendak merapikan nampan makanannya.

"Kian udah bersiap dari tadi bang, abang ajah tuh yang lelet". Jawab Kian sambil berdiri dan memeluk senapannya.

"Hehe iya juga yah, kalo gitu Kian duluan ajah yah, entar abang nuyusul".

"Iya bang, kalo gitu Kian duluan yah". Jawab Kian sambil berjalan membelakangi bang Ujang.

BERSAMBUNG

mohon like dan komennya yah guys biar bisa tambah semangat aku nulis nya hehehe 😅

jangan lupa saran dan kritiknya😉

Terpopuler

Comments

Toko john 125

Toko john 125

basecamp kak 😁🙏

2023-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!