Hari ini genap sepuluh hari sudah Senja berada di negara S. Masih butuh waktu 4 hari lagi untuk memeriksakan kondisi embrio. Apakah berhasil menempel dan berkembang dengan baik atau kah tidak.
Deandra dan Sarita bergantian menemani Senja agar tidak kesepian. Hari ini giliran Senja ditemani oleh Sarita yang juga sedang menunggu kedatangan anak laki - lakinya. Sedangkan Deandra baru kembali ke Indonesia kemarin.
"Senja ... Kamu sendirian sebentar gpp ya? Saya mau belanja dulu. Darren tidak akan mau makan di luar selama melihat mamanya masih kuat memasak." ucap Sarita.
"Iya gpp bu ... ibu santai saja belanjanya. "jawab Senja.
Sarita pun tersenyum lega karena Senja tidak keberatan di tinggal sendirian.
Senja masuk ke dalam kamarnya, membaca salah satu dari beberapa novel yang sengaja di beli untuk membunuh kebosanan. Senja tidak suka berdiam diri, tapi terlalu memaksakan diri untuk melakukan ini itu semaunya juga egois. Bagaimanapun Senja yang menerima permintaan Deandra untuk menjadi Surrogate mother. Akan sangat menyedihkan kalau sampai program ini gagal karena ketidak hati-hatiannya.
Senja meraba gelas yang ada di meja samping tempat tidur, lalu langsung meneguknya tanpa melihat terlebih dahulu.
"Uhhh... sudah habis ternyata." gumam Senja pada diri sendiri.
Senja turun dari tempat tidur dan langsung membuka pintu kamarnya menuju dapur.
"Astaghfirullah ..." teriak Senja kaget karena melihat sosok laki - laki tinggi besar, ganteng luar biasa dengan mata tajam mempesona sedang menghabiskan segelas air mineral.
Laki -laki itu tidak lain dan tidak bukan adalah Darren Mahendra. Tentu saja Senja tidak mengenalinya, karena belum pernah sekalipun betemu. Walaupun sudah bertahun - tahun menjadi asisten Deandra, tapi Deandra tidak pernah membawa Senja ke keluarga inti Mahendra. Mereka sangat menjaga privasi. Hanya kalangan tertentu yang bisa mengenali mereka lengkap dengan identitasnya.
"Kamu pikir aku hantu," ucap Darren kesal sambil meletakkan kembali gelasnya.
"Bapak siapa?" tanya Senja dengan polosnya.
Darren langsung nyelonong ke ruang tengah tanpa menjawab pertanyaan Senja.
"Pak... Maaf, saya tanya ke Bapak ... Kenapa tidak di jawab. Saya bukan yang punya apartemen, jadi saya harus memastikan siapa yang masuk di sini," tambah Senja.
"Bapak ... Bapak... sejak kapan aku punya anak kerdil kayak kamu?" tanya Darren malah nyolot.
"Kerdil ????? saya bukan kerdil pak. Lagian tinggi saya masih normal. Bapak saja yang ketinggian. Hati - hati kalau terlalu tinggi ada pesawat lewat kena kepala bapak," jawab Senja asal.
"Dasar pembantu," umpat Darren.
"Maaf saya bukan pembantu.Tolong jangan mempersulit saya, katakan saja siapa bapak!Siapa tau bapak orang jahat," ucap Senja masih keukeh.
"Aleandro memilih apartemen ini, karena keamanannya terjamin. Tidak sembarangan orang yang bisa masuk ke sini. Kalau gak tau kode aksesnya juga gak bakal sampai di sini mbake. Lihat wajah saya! Ada gak tampang penjahat?" tanya Darren dengan mendekatkan wajahnya pada wajah Senja.
Senja reflek mengambil langkah mundur .
"Penjahat sekarang cakep -cakep pak," jawab Senja spontan.
Menyadari jawabannya salah, senja menepok jidatnya sendiri. Tidak di pungkiri, laki - laki di depannya ini memang sangat tampan, tubuhnya sangat atletis, dadanya bidang. Pasti terbentur dadanya akan membuat kepala pusing.
"Sudah lihatnya? Cakep? iya aku cakep dari lahir. Tapi perempuan kayak kamu dilarang keras mengagumi aku! apalagi berfikir bisa menarik perhatianku."
"Ishhhh ... Pede sekali, mas Rafli berlipat - lipat lebih menarik buat saya," gumam Senja tapi masih terdengar jelas di telinga Darren yang sangat sensitif dengan nama Rafli.
"Dari namanya saja bisa di tebak kalau dia pasti tidak setinggi, setampa, sekaya dan semempesona aku," ucap Darren pede .
"Mas rafli memang tidak setinggi bapak, tapi dia juga sangat tampan, kaya dan tentunya lebih mempesona." jawab Senja sambil senyum - senyum membayangkan wajah suaminya.
"Perempuan yang menyukai seseorang bernama Rafli jelas harus di reject," ucap Darren dengan sentimen yang tinggi.
"Silahkan bapak! Mau di reject, dipause atau di stop juga terserah! Sekarang katakan siapa bapak sebenarnya? Tolong pak! Saya ingin segera kembali beristirahat," ucap Senja kesal.
"Darren Mahendra! Single, tampan, mapan, mempesona dambaan semua kaum hawa," ucap Darren dengan sangat percaya diri.
"Darren Mahendra? CEO mahendra group? Anak bu Sarita?" tanya Senja, wajahnya terlihat tidak percaya.
"Seratus!"
"Hmmm ... Benar kata Kak Andra dan Kak Al. Ponakannya sangat Arogan, tapi tidak dingin, hanya cenderung narsis," gumam Senja lirih tapi lagi - lagi masih bisa di dengar Darren.
"Hanya orang mampu yang boleh arogan. Orang macam kamu mana boleh."
"Suami saya kaya tapi tidak arogan. Mas rafli selalu baik dan ramah pada semua orang." jawab Senja.
"Suamimu mungkin belum cukup kaya untuk bersikap seperti aku." ucap Darren dengan nada meremehkan.
"Mas Rafli cukup kaya ,setara dengan anda. Percayalah! Saya tidak bohong," jawab Senja santai.
"Kalau Raflimu itu benar - benar kaya, buat apa kamu menyewakan rahimmu ke tanteku?"tanya Darren membuat Senja terdiam.
"Diam tanda ucapan saya benar. Jangan ngayal ketinggian. Sudah ngaku saja Raflimu memang tidak sekeren aku. Raflimu pasti seorang yang buta dan juga bodoh karena menikahi perempuan yang aneh sepertimu," tambah Darren sambil menidurkan badannya di sofa panjang.
"Saya tidak menyewakan rahim saya pak. Anda tidak kenal saya. Jadi jangan menilai saya! Suami saya memang kaya dan tampan. Hanya saja dia sudah meninggal. Bapak boleh menghina saya, tapi jangan pernah mengatakan suami saya buta, bodoh atau apapun. Dia adalah laki - laki terbaik yang saya temui. Hina saya dan katai saya semau bapak. Saya tidak akan sakit hati," ucap Senja tajam.
"Kalau begitu Suamimu pasti merasa sedih di alamnya sana. Istrinya sampai harus menyewakan rahimnya untuk bertahan hidup . Ckkkkk ... Pasti miskin sekali hidupnya, sampai tidak meninggalkan apapun pada istri saat meninggal," ledek Darren, santai sambil terus memejamkan matanya.
"Cukup pak! Bapak tidak tau apapun tentang kami. Ini kali pertama kita bertemu, tapi bapak dengan entengnya menghina kami. Suami saya orang yang baik. Dia akan bangga saya mau membantu sahabatnya. Asal Bapak tau kak Andra dan Kak Al adalah sahabat suami saya sejak mereka kuliah dulu. Serendah apapun saya di mata bapak saya terima. Tapi satu hal terpenting bagi saya, Rafli putra Rajata berlipat - lipat lebih segalanya di banding anda." ucap Senja dengan suara bergetar namun sangat tegas.
Senja kembali ke kamarnya dengan air mata yang terus lolos keluar dengan derasnya. Kata - kata Darren cukup menyakiti hati Senja. Apapun yang terjadi setelah kematian Rafli, meskipun banyak yang mengatakan Senja mantu yang terbuang, Senja sudah biasa. Karena orang lain selalu menyalahkan Senja. Kali ini lain, karena Darren begitu menghina Rafli. Senja selalu tidak terima ketika suaminya dijelekkan orang lain.
Darren terperanjat begitu mendengar nama Rafli putra Rajata keluar dari mulut Senja. Darren masih merangkai peristiwa yang baru saja terjadi. Dia belum terlalu yakin dengan kebenaran yang baru saja didengarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
diihhh Daren laki2 ko mulutnya kyk emak2 sih pedes banget ngomong nya
2023-04-19
0
ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-04-19
0
ℤℍ𝔼𝔼💜N⃟ʲᵃᵃ࿐ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈
ciieee Senja ngakuin nih klo Daren ganteng 🤭🤭
2023-04-19
0