Elina mampir sebentar ke sebuah mall. Tidak ketinggalan dengan payung setianya. Dia merasa perlu makan sebentar, karena sudah lelah dengan kegiatan interview. Elina duduk di kursi, setelah memesan makanan.
"Alone, hidup gue benar-benar tidak ada teman bicara." monolog Elina.
Dia menopang dagu dengan tangannya. Tak berselang lama, makanan yang dipesan sudah diletakkan di meja makan dengan pelayan.
"Ini cumi bakar enak sekali. Aku benar-benar rindu, dengan suasana rumah." Elina mengunyah makanan.
Tiba-tiba, seseorang masuk ke dalam restoran. Ternyata itu adalah Argan, Heru, dan rekan bisnisnya.
”Aduh, dunia mendadak sempit sekali. Kenapa harus bertemu dengan Papa di sini.” batin Elina.
Dia segera menutupi wajahnya dengan buku. Semua orang yang lewat tertawa, karena buku Elina terbalik.
"Haha kelihatan sekali, kalau dia lagi menyamar." ucap seorang perempuan.
"Iya, tidak mungkin membaca buku terbalik." jawab orang di sebelahnya.
Elina menurunkan bukunya, ternyata benar memang terbalik. Dia mengambil gelas berisi air, segera minum dengan tergesa-gesa.
"Uhuk... uhuk..." Elina tersedak.
Heru menoleh ke arah Elina, namun dia segera menunduk di bawah meja. Elina berjongkok di sana, sehingga orang yang melihatnya merasa aneh.
”Nasib, nasib, harus kabur dari rumah. Sekarang malah ketemu Om Argan, dan juga Papa. Mereka pasti sengaja mencari aku. Jangan-jangan, masih berniat menjadikan aku pengantin pengganti.” batin Elina.
Heru tetap menoleh ke arah meja makan Elina. Dia celingak-celinguk, membuat Argan merasa heran.
"Kamu melihat apa Heru?" tanya Argan.
"Aku melihat Elina." jawab Heru.
"Dimana?" tanya Argan.
"Di sana." jawab Heru, dia menunjuk ke arah meja Elina tadi.
"Haha kamu halusinasi, karena terlalu rindu." Argan malah menertawakan Heru.
"Masak sih, aku yakin tidak mungkin salah lihat." jawab Heru.
Dia beranjak dari duduknya, berjalan dengan perlahan menghampiri meja Elina.
"Aduh bisa gawat, aku tidak mau ketahuan bersembunyi." monolog Elina.
Tiba-tiba saja, ada sekumpulan orang yang memasuki restoran. Elina segera berjalan jongkok menuju meja sebelahnya. Elina sengaja bersembunyi, di antara kumpulan orang-orang yang duduk.
Heru merasa sedikit kecewa, karena ternyata Elina tidak ada. Dia berpikir, mungkin salah melihat orang. Heru kembali ke tempat duduknya.
Elina keluar dari restoran secara diam-diam. Saat Heru sibuk berbicara dengan rekan bisnisnya.
"Benar-benar, melelahkan sembunyi tubuh. Masih ringan sembunyi tangan iya." Elina tertawa kecil.
Tiba-tiba seekor kucing berjalan didekatnya. Dia menempel pada kaki Elina, kucing itu gemuk dan menggemaskan.
"Kucing sayang, kamu lucu sekali." Elina menggendongnya.
Haska sibuk berlarian mencari binatang kesayangannya. Dia akan susah tidur, bila kucing berbulu halus itu tidak menemani.
"Pupus, kamu di mana. Ayolah kembali, kenapa harus membuatku mencari." ujar Haska.
Elina sudah sampai di kosan. Dia membawa pupus ke dalam kamarnya.
"Lucu sekali sih kamu. Aku akan menjadikan kamu kucing tersayang ku." Elina mencium tubuh kucing itu.
Dia menari-nari di depan cermin, sambil mengenakan si kucing pita bunga. Elina merasa terhibur dan tidak sepi lagi. Dia tertawa sendiri, sambil memandangi wajah pupus yang imut.
"Lihatlah kuku, hidung, mulut, sungguh lucu. Pasti semua orang ingin memeliharamu. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi, kamu adalah milikku." Masih berbicara sendiri.
"Meong!," Suara si Pupus.
"Haha, itu tandanya kamu setuju Mumu." Elina memberikan panggilan baru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Siti Hajar
seperti aku yg suka sm anabul ...
😁😁😁😁
2022-02-01
1