Keesokan harinya, Elina memasuki sebuah kantor yang mencakar langit tersebut. Dia sudah membawa berkas, yang dimasukkan ke dalam amplop berwarna coklat.
"Hari ini aku akan interview. Semoga aku lulus di sini, ini merupakan impianku sejak dulu." monolog Elina.
Menganalisis laporan keuangan, merupakan kegiatan yang ingin Elina praktikan di dunia nyata. Selama ini dia sudah belajar dengan baik, menyandang sebagai status mahasiswi keuangan.
Elina sudah rapi dengan seragam lengkapnya. Dia mengenakan baju putih dengan setelan rok hitam panjang. Dia semakin terlihat cantik, meski dengan penampilan sederhana.
Di sana ternyata ramai sekali, peserta interview. Hingga beberapa jam mengikuti tes, Haska memutuskan untuk menerima 5 orang saja. Elina terpilih mengikuti masa training (uji coba) di perusahaan.
"Kalian dengar iya, bahwa yang lolos interview harus bekerja sebaik mungkin. Proses training selama sepuluh bulan, setelah itu akan ditentukan posisi kalian." ucap Haska.
"Iya Direktur Haska." jawab semuanya serentak.
”Widih galak sekali atasanku, aku jadi penasaran siapa pacarnya. Sekalian mau introgasi, kenapa bisa betah dengannya.” batin Elina.
Haska memberikan sebuah berkas, pada masing-masing 5 orang tersebut. Sebelum menjadi karyawan dan karyawati tetap, mereka harus bisa menunjukkan kemampuannya.
Haska melanjutkan omongannya. "Kalian harus menganalisis laporan keuangan perusahaan TCH. Setelah itu kalian akan ikut kunjungan, di perusahaan Citra Abadi." jelasnya.
Elina merasa deg degan, takut bila perusahaan Rentala Grup bekerjasama dengan perusahaan direktur Haska.
Satu peserta interview perempuan berbisik, pada laki-laki di sebelahnya. Kedua bola mata itu, memandang Elina dengan rasa tidak suka.
"Eh, kenapa dari tadi Direktur Haska melihat Elina terus?" tanya Nesya.
"Iya, benar sekali." jawab Erik.
"Itu hanya perasaan kalian saja." sahut laki-laki di sebelah Erik.
"Yuno, ini bukan hanya sekilas lihat." jawab Nesya, dia tidak mau kalah.
Jelly hanya diam saja, dia tidak ingin ikut-ikutan. Baginya, masuk ke perusahaan TCH impian banyak orang. Namun, tidak semuanya bisa terpilih.
"Kalau atasan berbicara, harap diperhatikan baik-baik." Haska memperingati, dengan suara yang tegas.
"Baik Direktur Haska." jawab mereka serentak.
Semua orang keluar dari ruangan itu. Sekretaris pribadi Haska yang bernama Rivai juga keluar. Elina pun hendak melangkahkan kakinya keluar, namun Haska sudah memanggilnya. Elina baru saja mau mengikuti rombongan yang keluar.
"Elina!"
"Iya Direktur Haska." jawabnya.
"Kamu yakin bisa mengikuti kegiatan training dengan baik. Perusahaan TCH akan mengunjungi banyak perusahaan. Kalian akan dilatih untuk menambah wawasan. Melihat langsung kerjasama antar perusahaan berjalan. Disaat itu, kalian harus memberikan laporan paling akurat." tutur Haska panjang dan lebar.
"Aku sangat yakin, bahwa aku bisa melakukannya." jawab Elina.
"Bagaimana mungkin seorang gadis yang memiliki alergi dengan sinar matahari, bisa menjalankan semuanya dengan baik." Haska tersenyum meremehkan.
”Kurang ajar nih iblis es, berani-beraninya dia meremehkan kemampuan milikku.” batin Elina.
"Aku pasti akan mengusahakan, kekurangan bukan menjadi sebuah alasan." Elina menjawab, dengan tersenyum paksa.
Dia membelah poninya, yang menjuntai menutupi mata. Benar-benar kesal, dengan penuturan direktur sombong.
"Baiklah bila kamu yakin, sekarang silahkan keluar dari ruangan ku." titah Haska, tanpa senyuman.
Elina segera berbalik badan, dia keluar dari ruangan itu sambil menggerutu lirih.
"Dasar iblis es, berani-beraninya dia menghinaku seperti tadi. Dia pikir, yang paling terkaya dirinya. Dia hanya direktur, sedangkan Om Argan adalah CEO. Dia konglomerat sejagat, yang mempunyai perusahaan disetiap negara." Elina bergumam-gumam, membandingkan Argan dan Haska.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments