Ponsel Haska berbunyi, ternyata dari seseorang.
"Halo, apa kucing Pupus sudah ketemu?" tanya Haska, setelah telepon tersambung.
"Belum, tidak tahu dia di mana. Kami sudah mencari, namun tidak ditemukan." jawabnya.
”Elina, sudah belasan tahun aku menanti kamu. Sejak membuat kamu terkena hukuman dari guru, berdiri di lapangan upacara. Alergi kamu kambuh lagi, karena aku menyembunyikan buku PR kamu. Aku pindah sekolah, sebelum sempat meminta maaf.” batin Haska.
Hanya Haska yang mengenal Elina, bahkan Elina tidak ingat sama sekali. Lintasan peristiwa masa kecilnya, banyak yang sudah terlupakan.
"Semuanya, apa kalian sudah selesai dengan tugas?" tanya Haska.
"Sudah Direktur Haska." jawab semuanya serentak.
Setelah selesai, Haska berpamitan dengan direktur Citra Abadi. Karena sudah akrab, sampai saling tepuk pundak.
"Jangan bosan melakukan kunjungan, apalagi bersama dengan para analisis laporan keuangan." ujar pria muda itu.
"Tentu saja. Bila ada keperluan, kami akan ke sini kembali." jawab Haska.
Mereka segera kembali ke perusahaan TCH grup. Elina kembali pada meja kerjanya, menginput data yang ditugaskan oleh Haska.
”Aku merasa Direktur dari Citra Abadi, bukanlah orang yang baik.” batin Elina.
Haska terus memperhatikan Elina, dari ruangan kerjanya. Hanya kaca dan jarak beberapa meter, yang menjadi pembatas di antara mereka.
"Elina, aku tidak menyangka kalau kamu akan bekerja di sini." monolog Haska.
Elina beranjak dari duduknya, dia hendak meminta tandatangan dari direktur TCH itu. Erik berbisik pada Nesya. Mereka menatap Elina dengan tidak suka.
"Jangan-jangan di sini ada yang masuk, dengan cara suap." ujar Nesya.
"Iya, secara mana ada direktur perhatian. Apalagi baru kenal, sudah memandang dengan sangat lama." jawab Erik.
Elina merasa bahwa tatapan mereka tertuju padanya. Tapi, Elina tidak merasa memberi suap. Dia bisa masuk TCH, atas kemampuan dari dirinya sendiri.
"Elina, kamu mau mengantar berkas iya." ujar Jelly.
"Iya, aku mau minta tandatangan." jawab Elina.
"Kalau begitu, kita masuk ke dalam bersama. Aku juga mau minta tandatangan." ujar Jelly.
"Iya sudah, ayo." ajak Elina.
Elina, Jelly, dan Yuno pergi ke ruangan direktur Haska. Elina mengetuk pintu terlebih dulu, lalu masuk ke dalam ruangan setelah dipersilahkan.
"Direktur Haska, ada berkas yang harus ditandatangani." ujar Elina.
Dia meletakkan berkas di atas meja, Yuno dan Jelly juga meletakkan di atas meja. Haska sengaja menarik berkas laporan milik Jelly duluan, baru berkas milik Yuno. Dia ingin tinggal Elina, yang ada di ruangan itu. Setelah berkas Elina selesai ditandatangani, dia hendak pergi namun Haska memanggilnya.
"Elina, tetaplah di sini sebentar. Ada tugas yang perlu kamu selesaikan." titah Haska.
Jelly dan Yuno sudah keluar dari ruangan itu. Yuno menghampiri meja kerja Nesya.
"Ternyata benar katamu, Elina itu seperti sengaja diberi tugas khusus. Lihatlah dia masuk ke ruangan itu, lalu keluarnya mungkin lama." ujar Yuno.
"Kamu baru percaya, bahwa aku tidak berbohong. Sudah kuduga dari awal, hanya kalian yang tidak peka." jawab Nesya, dengan menggerutu.
"Elina, apa kamu sekolah di SD Bunga Harapan?" tanya Haska.
"Iya Direktur Haska." jawab Elina.
”Katanya tugas, tapi kok cuma basa-basi. Aku seperti pernah mengenal dia, tapi dimana?” batin Elina, bertanya-tanya pada diri sendiri.
"Kamu harus menunjukkan kemampuan yang profesional, bila ingin menjadi karyawati tetap di sini." ujar Haska.
"Baiklah." jawabnya.
Haska memberikan setumpuk berkas, untuk kerja lembur malam itu. Elina keluar dari ruangan, setelah menerima basa-basi yang tidak masuk akal. Secara, hanya dirinya sendiri yang paling diingatkan khusus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments