Semua anggota basket mulai pada berkumpul di sebuah lapangan khusus basket yang mulai terisi penuh oleh para lelaki yang memiliki badan sempurna.
"Bapak dan para guru-guru yang lain mengharapkan supaya kalian bisa membawa nama sekolah kita menjadi lebih terkenal lagi. Bukan hanya di seluruh Jakarta saja, tapi di seluruh negara." Jelas seorang lelaki yang sudah meranjak umur 30 tahun dengan tegas.
Seorang lelaki yang mempunyai badan atlet, kini lelaki itu sedang memberi masukan untuk kepada para muridnya. Pak Wigiarto adalah seorang guru olahraga di SMA SWASTA BAKTI NUSA.
"Karena, sebuah ke suksesan itu adalah hasil yang akan membuat kita bahagia. Tapi, di balik sebuah ke suksesan kita, yaitu harus bisa mengendalikan semua rasa egois kita, dan bekerja sama satu sama lain." Jelasnya sekali lagi dengan tegas.
Alga dan semua anggota basket pun mulai mendengarnya dengan sangat fokus dan teliti.
"Apa, kalian mengerti maksud bapak?" Tanyanya.
"Paham Pak!" Serempak semua anggota basket.
"Bagus, pelajaran selesai sampai disini!" Ujar Wigiarto yang sudah selesai memberikan semua materi pelajarannya dan berjalan meninggalkan muridnya.
"Lu langsung pulang, Ga?" Tanya Putra.
"Nggak! Langsung ke hutan," jawabnya ketus.
Putra yang mendengar perkataan Alga. Kini, dirinya mulai menatap Alga dengan heran.
"Lu udah jadi orang hutan, Ga?" Tanyanya sekali lagi.
Alga yang kesal sendiri atas jalan pikirnya Putra yang sangat lambat kayak siput. Alga pun mulai mengoper bola basket di tangannya kepada Putra.
"Otak lu itu lambat benar. Iya, kalau kita mau pulang? Emang kita harus kemana lagi?" Tanya Alga dengan kesal.
"Yah, siapa tahu lu ingin pulang ke Inalillahi?" Jawabnya dengan cengiran tanpa dosa.
"Terserah lu, dah." Ujarnya yang mulai meninggalkan Putra yang masih terlihat heran.
"Kenapa tuh anak? Aneh banget gue punya sahabat, perasaan ucapan gue nggak ada yang salah, dah." Gumamnya dengan pelan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
David yang berada di dekat Putra, dirinya mulai memasukkan semua peralatan basketnya, dan sambil menatap ke arah Putra.
"Salah lu banyak dan dosa di mulut lu itu juga banyak," ujar David yang mendengar perkataan Putra.
Putra yang mendengar perkataan David. Dirinya mulai menatap ke arahnya. "Perasaan hati seorang Putra itu seperti Hello Kitty, dah!" Ucapnya dengan lembut dan datar.
"Iya! Terlalu lembutnya, jadi cara bicara lu nggak pernah nyambung." Ketus David.
"Sabar-sabar, punya teman kayak mereka berdua harus exstra kesabaran." Ucap Putra dengan helaan nafas panjang sambil melihat kepergian David dan mengikutinya.
Semua anggota basket pun mulai pada keluar dari lapangan basket dan berjalan ke arah area parkiran.
...🌻ALGASA🌻...
Sebuah rumah yang sangat terbilang cukup besar dan dengan model yang sederhana.
Alga mulai memberhentikan motornya di sebuah pakiran depan rumahnya. Dirinya mulai berjalan memasuki ke dalam rumah yang terlihat sepi dan terlihat tidak berpenghuni dari luar.
Alga pun mulai menaiki satu anak tangga. Seketika, terdengar suara seorang wanita paruh baya untuk menghentikan langkahnya. Yaitu, Anisa Dinda Renanda.
"Alga, Bunda ingin bicara sebentar sama kamu!" Panggilnya dengan lembut dan tegas.
Alga yang mendengar suara bundanya. Kini, dirinya mulai menghela nafasnya dengan berat.
"Alga capek! ingin istirahat," ujarnya dengan datar.
"Sini dulu, Nak! Bicara sama bunda sebentar, kita berduakan sudah lama juga nggak bicara berduaan seperti ini, 'kan?" Panggil Anisa sekali lagi dengan lembut.
Alga yang mendengar perkataan bundanya. Kini, dirinya mulai tersenyum kecil.
"Alga tahu! Apa yang ingin bunda bicarakan dengan Alga. Lagipula, Alga sudah dewasa, jadi nggak perlu mendengarkan simpati atau pun ceramah dari Bunda." Jelasnya dengan datar.
Anisa yang mendengar perkataan anak lelakinya, kini dirinya mulai mengeluarkan sebuah airmatanya yang berlinang.
"Bunda hanya ingin Alga bicara sama bunda." Lirih Anisa.
Alga mulai menghela nafasnya dengan berat, "Bicara? Setelah Alga sudah dekat dengan Bunda. Pasti, Bunda akan meninggalkan semua keluh kesah Alga begitu saja. Karena Bunda lebih mementingkan perkerjaan dari pada perasaan Alga!" Ujarnya dengan kesal.
"Alga, apa kamu kira tugas bunda nggak berat? Tugas bunda juga berat, Ga! Bunda harus menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk kamu." Teriaknya dengan lirih.
"Udah berapa kali Alga bilang ke bunda. Biar, bunda di rumah saja dan Alga yang cari uang."
"Alga, Bunda nggak mau masa depanmu hancur begitu saja. Bunda nggak ingin!" Ucap Anisa dengan lirih.
Alga tersenyum kecil, "Masa depan Alga sudah hancur dari dulu, Bun." Ujarnya dengan suara yang serak.
Algasa Adistia Renanda yang mungkin buat kalian lelaki yang kasar, keras kepala, dingin, dan apa saja yang kalian pikirkan tentang seorang Alga di kepala kalian?
Tidak! Alga sama sekali tidak seperti itu dulu. Dirinya berubah secara drastis, karena sebuah kejadian yang sangat pahit di dalam kehidupannya. Jika, kejadian itu tidak menghampiri hidupnya, mungkin Alga akan menjadi lelaki yang akan menyayangi wanita.
"Alga nggak paham apa yang dirasakan oleh Bunda selama ini, Bunda hanya ingin menjadi orangtua yang sempurna untuk Alga. Bunda selalu berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan Alga dan fasilitas yang lengkap untuk kamu." Jelasnya dengan lirih.
"Bunda juga capek, Ga! Bunda lelah, rasanya bunda ingin menangis di depan kamu. Tapi! Bunda tahan semua perasaan Bunda, karena Bunda sebagai orang tua tunggal, nggak mau sampai kamu terlalu banyak pikiran."
"Bunda hanya ingin kamu menjadi seperti anak lelaki yang lain, yang selalu tersenyum, dan bahagia. Bunda hanya ingin melihat anak lelaki Bunda menjaga kesucian seorang gadis bukan malah untuk merusaknya." Jelasnya dengan kesal, sambil mengeluarkan semua perasaan yang selama ini dirinya sembunyikan di dalam hatinya.
"Tapi, ternyata bunda gagal untuk mengurus kamu menjadi seorang lelaki sejati. Bunda sudah gagal menjadi seorang ibu buat kamu dan juga sebagai seorang ayah." Ujar Anisa dengan lirih.
Alga yang mendengar perkataan bundanya, dirinya mulai menghela nafasnya dengan berat, dan dengan kedua mata yang mulai terasa panas. Tapi, Alga tahan semua rasa kesedihan'nya.
Alga pun mulai mendekati bundanya dan memeluk bundanya dengan erat.
"Maaf, Ga! Maafin bunda yang belum bisa menjadi orang tua yang sempurna untuk kamu." Lirih Anisa sambil memeluk erat anaknya.
Alga mulai menggelengkan kepalanya, "Bunda nggak salah. Bagi Alga, bunda adalah orang tua yang sangat hebat untuk Alga." Jelas Alga untuk menenangkan bundanya.
Anisa yang mendengar perkataan anak lelakinya, kini dirinya mulai tersenyum kecil sembunyi di bidang dada Alga.
'Akhirnya, berhasil juga meluluhkan balok es.' Batin Anisa kemenangan.
"Ga, bunda boleh minta suatu sama kamu?" Tanya Anisa yang masih lirih.
Alga mulai menganggukkan kepalanya dan sambil mengusap kedua air mata bundanya yang membekas.
"Jangan pernah seperti itu lagi, kamu, harus bisa menahan semua emosi kamu." Jelasnya dengan lembut.
Alga yang mendengar perkataan bundanya, dirinya hanya bisa menganggukkan kepalanya saja.
"Jangan angguk-angguk saja, dengerin!"
"Yah, Bunda!"
"Janji?" Ucap Anisa sambil memberikan jari kelingkingnya.
"Janji, Bunda." Ujarnya dengan datar.
"Kalau, Alga melanggar janjinya ke Bunda. Bunda nggak akan segan-segan untuk mengutuk Alga jadi emas!" Ujarnya.
Alga yang mendengar perkataan Bundanya, dirinya mulai terlihat heran.
"Emang Bunda kira Alga ini sebuah dongeng 'Maling Kundang?"
"Kamu bukan 'Maling Kundang' yang menjadi batu, melainkan menjadi sebuah emas yang akan Bunda jual untuk masa depan Bunda nantinya." Jelas Anisa dengan yang mulai kembali tersenyum manis ke arah Alga.
Alga yang mendengar perkataan dari Anisa dirinya hanya mengangguk kepalanya saja.
"Terserah Bunda, Alga bahagia bila melihat orang yang Alga sayangi bahagia dan tersenyum manis seperti ini." Ujar Alga dengan senyuman kecilnya.
Bagi Alga, sebuah kebahagiaan dari seorang yang dirinya sayangi dan melihat mereka tersenyum manis kepadanya, itu mampu membuat perasaan Alga bahagia ketika melihatnya.
Begitulah seorang lelaki yang selalu bersikap kasar dan dingin kepada seorang gadis yang mendekati dirinya.
Tapi! Di balik sifatnya yang dingin seperti sebuah balok es, terdapat sebuah pangeran balok es yang sedang menyembunyikan sifat kehangatan yang di miliki olehnya. Yaitu, ALGASA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Selly Putri Ramadani
"Janji bunda."
"Kalau kamu bohong, emak kutuk kamu jadi batu kayak maling Kundang." 😂😂
2021-09-05
3