Bukan aku tak sudi untuk mencintai, tapi hati masih enggan menyambut hadirnya cinta, selain cinta dari kedua orang yang telah kucintai sebelum diriku hadir di dunia ini.
*****
Barisan berbagai macam dress serta setelan outfit on the day masa kini ada di dalam lemari itu terpampang nyata di hadapan Sita. Ia pun membuka pupil matanya lebar-lebar. Tatapan tidak percaya kalau Rose yang telah menyiapkan semua ini.
"Ini seriusan Bunda yang siapin semuanya?" Monolog Sita dengan ekor mata yang meraba dari ujung ke ujung lemarinya.
Cukup lama ia berdiri di depan lemari, lalu pilihannya tertuju pada setelan outfit perpaduan warna peach dan abu-abu. Lalu ia kaitkan ke hanger yang ada di walk in closet, kemudian pergi ke kamar mandi.
****
Di ruang tamu, Sulthan dan Jundi sedang berbincang dan tampak seru. Rose menghampiri mereka.
"Ayah, Sulthan, sebentar lagi makan malam. Yuk kita ke ruang makan!" Rose mengingatkan lalu mengajak mereka.
"Iya, Bunda ... " Jundi tersenyum menatap istrinya lalu mengalihkan pandangannya ke Sulthan. "Ayok Sulthan!" ajaknya lalu mereka pun berdiri kemudian pergi ke ruang makan bersama.
*****
Di kamar Sita, ia telah selesai mandi dan juga memakai pakaiannya, lalu berjalan keluar dari kamarnya, menuju ruang tamu.
Kemana perginya tamu tadi?
Ia pun kemudian membalikkan tubuhnya, dan ....
Haaaaa!
Sita memejamkan kedua matanya.
Asem!
Tidak hanya itu, ia pun sampai terlonjak kaget melihat Sulthan yang telah berada di depannya. Mata keduanya saling terkunci.
Sita merasa, darahnya berdesir, detak jantung yang berpacu cepat, serta napas yang tidak beraturan karena sempat dikagetkan oleh Sulthan.
"Sejak kapan kamu berdiri di sini?" Sita berusaha menutupi rasa gugupnya. Sulthan berdesis sembari berjalan ke teras.
"Ternyata, perempuan sepertimu bisa kelihatan menarik juga ya," sindir Sulthan membuat Sita mendelik tajam.
Apa maksudnya dia ngomong kayak gitu? bukannya menjawab pertanyaanku, malah mengalihkannya. Sungguh menyebalkan!
Sita mendengkus kesal kemudian.
"Yuk, kita pergi sekarang!" ajak Sulthan tanpa melihat Sita. Pandangannya masih lurus ke depan dengan kedua tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.
"Udah, sana jalan-jalan. Mumpung cuacanya lagi bagus loh malam ini." Sita terkejut saat Rose menepuk pundaknya dari arah belakang.
"Iya, Bun." Sita pun pasrah lalu menyusul Sulthan ke teras.
"Kami berangkat ya Pak, Bu." Sulthan pamit dengan wajah ramahnya kepada Rose dan juga Jundi.
Tetapi, Sita merasa aneh melihat raut wajahnya yang seketika bisa berubah ramah seperti itu. Berbeda saat berbicara dengannya tadi.
Sulthan masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi kemudi, sedangkan Sita duduk di sampingnya. Kaca mobil sengaja Sulthan buka untuk melambaikan tangannya di udara kepada kedua orang tua Sita, ia pun menyalakan klakson kemudian.
"Bye, Yah, Bun." Sita melakukan hal yang sama seperti Sulthan.
Wajah yang berseri dan lambaian tangan yang masih di udara pun mengiri kepergian anak mereka dari halaman villa itu.
*****
Di dalam mobil, Sita masih terdiam, begitupun dengan Sulthan.
Duh kenapa deg-degan banget sih! Ya Tuhan berasa lagi uji adrenalin aja ini.
Sita bermonolog dalam hatinya. Deheman Sulthan membuatnya terkesiap.
"Sita, umur kamu sekarang berapa?"
Aduh! kenapa aku tanya yang jawabannya udah aku tau sih! Sul mikir Sul! gugup apa ya aku? Batin Sulthan bermonolog.
"Dua dua." Sita menjawab singkat, dengan pandangan yang masih menatap lurus ke depan.
"Dua dua sayang Ibu?" sahut Sulthan kemudian. Niatnya hanya ingin mencairkan suasana, tapi malah menjadi datar.
Sita hanya tersenyum jenaka, sedangkan Sulthan hanya bersikap biasa saja.
Dikira aku anak kecil kali ya!
"Sorry ... garing ya?" tanya Sulthan menoleh sekilas ke Sita yang menganggukkan kepala.
Ini orang aneh! tadi pas ngagetin sok stay cool. Sekarang sok ngelawak. Salah makan kayaknya deh. Ya Tuhan kenapa harus di jodohin sama orang macam gini sih? batin Sita menjerit.
"Kamu lapar gak? atau lagi mau makan apa gitu? jujur nih, aku juga gak tau mau ngajak kamu kemana. Aku cuma ingin ngobrol aja sih dan ikutin apa yang dimau oleh kedua orang tuamu," papar Sulthan membuat Sita terperangah.
Apa? dia ngajakin aku tapi dia sendiri juga gak tau mau kemana? asem!
"Kenapa kamu mau melanjutkan perjodohan ini, Sulthan?" tanya Sita tiba-tiba, mengalihkan pertanyaan yang tadi Sulthan lontarkan.
Sulthan langsung terdiam. Bukan ia tidak tahu alasan sebenarnya, tapi ada satu hal lain yang akan dia bicarakan juga dengan Sita.
"Jawab dulu pertanyaanku, baru aku akan jawab pertanyaanmu." Sulthan menegaskan kata-katanya, membuat detak jantung Sita seketika terhenti sejenak.
Galak juga ini orang, jadi takut.
"Kita ke mall aja!" ujar Sita dengan raut wajahnya yang datar. "Sekarang giliranmu," sambungnya tanpa menoleh ke arah Sulthan.
"Sita ... "
...🌹🌹🌹Bersambung🌹🌹🌹...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Cucu Suliani
Like
2021-10-16
0
🎤K_Fris🎧
hehe kebiasaan siapa ini pertanyaan di jawab dengan pertanyaan wkwk
2021-10-14
0
Flo🌹
sita ngegemesin yak... cocok sultan becandain gitu, walaupun garing gpp
2021-10-07
1