Bab 5 Wanita Lain

Suasana kota Lampung pagi ini terasa begitu dingin karna guyuran hujan semalaman. Belum lagi awan putih masih menyelimuti sehingga matahari belum menampakkan cahaya silaunya bahkan menuju pukul 8 am.

Misela yang sudah melakukan semua pekerjaan nya kembali ke kamarnya untuk merebahkan badannya di tempat tidur.

Tak ada saling sapa pagi ini dengan ibu mertuanya. Malah Bu Wardah selalu menghindari dan membuang muka pada Misela.

Rangga sudah pergi entah kemana sedari pagi tadi. Suami yang genap satu minggu dia nikahi itu memang belum punya pekerjaan tetap. Terkadang jadi supir mobil truk terkadang ikut borongan bangunan rumah.

Sedangkan Pak Karjo juga sudah pergi ke toko material milik keluarga nya sejak dulu.

Misela merasa kesepian dirumah ini. Misela yang biasanya begitu ceria kini hanya banyak diam dan melamun.

"Minggu depan aku mau masuk kuliah ajalah. Harus nunggu satu minggu lagi kok sepertinya berat banget."

Misela bangun dari tidurnya dan duduk menatap layar ponselnya. Terlihat dia sangat fokus dengan polselnya itu. Sesekali dia pun tertawa membaca pesan chat di grup.

"Hmm rasanya sepi kalau jauh-jauh dari kalian."

Saat dirinya tengah asik dengan ponselnya tiba-tiba ada seseorang yang mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum."

"Wa...!"

Belum Misela menjawab salam itu Ibu Mertua nya sudah menghampiri nya duluan.

"Wa'alaikumsalam salam cah ayu sini masuk. Ayo duduk dulu." Bu Wardah pun duduk bersebelahan dengan tamu tersebut.

Misela penasaran siapa dia hingga Ibu mertua nya begitu lembut dengan gaya bicaranya. Misela hanya mendengarkan pembicaraan mereka dari balik pintu kamarnya.

"Kamu kapan pulang dari Taiwan Ndok?"

"Baru kemarin Bu e. Ini rumah kok sepi Bu e Mas Rangga kemana?"

"Oo biasalah Rangga kerja serabutan. Tadi sih katanya ikut ke desa Sido Mulyo Ndok."

"Oo gitu. Iya Bu e ini aku bawa oleh-oleh untuk Bu e dan keluarga."

"Walah repot-repot segala to cah ayu."

"Engga repot kok Bu e cuma kue biasa. Lumayan buat temen minum kopi hmm."

"Hehe Ini kamu udah gak balik ke Taiwan lagi Ndok?"

"Engga Bu e udah bosen kerja terus udah 5 tahun lo gak pulang ke kampung."

"Tapi lo kamu masih tetep cantik Ndok. Rambut mu ini lo apik tenan ireng lurus juga." (Bagus sekali, hitam dan lurus)

"Oiya Bu e apa bener Mas Rangga udah nikah?"

"Iya Ndok baru seminggu yang lalu."

"Dapet orang mana Bu e?"

"Alah gak jauh. Itu lo desa Tanjung Krajan yang arah ke kota Metro."

"Oo disitu. Pasti dia cantik ya Bu e sampe Mas Rangga mau nikahin dia. Padahal dulu Mas Rangga janji mau nungguin aku pulang Bu e."

"Walah apa iya Ndok. Ibu malah gak tau kalau kalian punya janji begitu."

"Iya Bu e makanya ini tadi aku kaget banget denger kabar Mas Rangga udah nikah terus aku buru-buru kesini. Eh malah Mas Rangga gak ada."

"Nanti malem kamu kesini aja lagi ya. Kita ngobrol-ngobrol wes suwe ora ngerasani." (udah lama gak ngomongin orang)

"Iya Bu e nanti aku kesini lagi aja. Aku pulang dulu ya Bu e. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Duhh coba saja gak tak restuin nikah sama anak haram itu. Pasti kamu yang jadi mantu ku sekarang Ndok. Udah cantik pintar cari duit keluarga nya juga baik. Huh wes lah mau makan roti ini kayaknya enak banget lo."

Sementara tamu yang membuat penasaran itu pergi ada seorang yang sedang menahan tangisnya di sebuah ruangan tertutup.

"Siapa wanita itu? Kenapa obrolan nya begitu mengasikkan. Dan lagi Ibu mertua ku begitu menyukai nya." Bathin Misela.

Misela kembali duduk di bibir tempat tidurnya. Hanya merenung yang bisa dia lakukan. Bibir yang sempat tertawa tadi hilang begitu saja.

"Bagaimana caranya agar aku bisa di terima di keluarga ini ya Allah. Hamba mohon kuatkan lah hamba diposisi ini."

***

Senja sudah berlalu. Kini cahaya rembulan menerangi malam yang dingin. Pak Karjo dan Bu Wardah sedang duduk di teras rumah mereka. Sedangkan Rangga belum pulang.

Misela mengurung dirinya di kamar. Karna percuma juga untuknya jika ikut duduk di teras bersama mereka.

"Assalamu'alaikum Pak e Bu e."

Seorang gadis mendekati Pak Karjo dan Bu Wardah lalu mencium punggung tangan mereka.

"Wa'alaikumsalam Masyaallah Nindi beneran kesini lagi lo Bu e seneng deh." Bu Wardah menepuk bahu Nindi.

"Loh Nindi kapan pulang dari Taiwan?" Tanya Pak Karjo.

"Kemarin Pak e." Jawab Nindi.

"La ini kue nya oleh-oleh dari Nindi lo Pak e. Ibu lupa bilang." Kata Bu Wardah.

"Owalah kue nya enak Ndok. Pas banget ini buat temen ngopi apalagi cuacanya yang begini." Puji Pak Karjo.

"Alhamdulillah Pak e. Mas Rangga masih belum pulang ya?" Nindi menatap ke dalam rumah.

"Belum Ndok. Mungkin lembur." Jawab Bu Wardah.

"Sayang banget ya aku kesini gak ketemu lagi." Nindi terlihat sedih.

"Nah itu Rangga datang." Bu Wardah menunjuk ke arah Rangga yang melangkah mendekati mereka.

"Assalamu'alaikum Bu, Pak. Rangga mau mandi dulu ya."

Rangga tak melihat Nindi yang sedari tadi tersenyum menatap nya.

"Kok Mas Rangga cuek gitu sih Bu e." Nindi makin cemberut.

"Mungkin dia kecapekan Ndok tunggu dia mandi dulu ya nanti Ibu panggilkan."

Sementara di dalam rumah Misela sedang mengusap cairan bening yang membasahi pipinya itu. Lalu menyambut hangat suaminya yang baru masuk ke rumah.

"Mas baru pulang. Mau aku buatkan kopi?"

"Iya Dek, boleh deh Mas mau mandi dulu ya."

"Iya Mas. Mau mandi sama air anget gak Mas?"

"Eh boleh deh."

"Kalau gitu aku siapkan dulu ya."

"Iya Mas ke kamar dulu ya."

"Iya Mas."

Rangga masuk ke dalam kamar untuk melepaskan bajunya. Sedangkan Misela dengan ikhlas dan senang hati menyiapkan air hangat dan kopi untuk suaminya itu.

Setelah semuanya siap Misela pun masuk ke kamarnya dan memanggil suaminya.

"Mas udah siap tuh. Sana mandi dulu."

"Makasi ya sayang."

"Ini kopinya di sini ya Mas."

Misela meletakkan segelas kopi di depan meja riasnya. Rangga hanya mengangguk.

"Kok Mas Rangga tadi gak terdengar bicara dengan wanita yang bernama Nindi tadi ya?" Pikir Misela lalu duduk memainkan ponselnya.

Rangga pun selesai mandi dan mengganti bajunya. Rangga hendak meminum kopi buatan Misela namun belum sempat gelas itu menempel di mulutnya terdengar Bu Wardah memanggil namanya.

"Rangga sini dulu."

Misela menahan tangan Rangga.

"Kenapa sayang?"

"Mas bisa gak abis dari luar langsung masuk lagi?" Misela mencoba merayu Rangga.

"Iya sayang. Tunggu ya mungkin ada yang penting."

Misela hanya mengangguk pasrah.

Rangga pun keluar kamar dan menuju teras rumah. Rangga sedikit terkejut melihat Nindi sedang duduk di antara orang tuanya itu.

"Loh Nindi kamu udah pulang dari Taiwan?"

Nindi yang di sapa Rangga tersenyum bahagia.

"Iya Mas Rangga apa kabar?" Kata Nindi lalu mencium punggung tangan Rangga. Rangga pun tersenyum. Namun ada hati yang sedang terluka di balik jendela.

"Aku baik Nin. Kamu makin cantik aja sih." Puji Rangga pada Nindi membuat Nindi tersipu malu.

"Mas Rangga bisa aja deh. Aku belum lihat istri mu lo Mas aku mau kenalan." Kata Nindi.

"Gak usah Ndok biar aja dia itu cemburuan banget. Biar aja dia di kamar. Dia itu...!" Ujar Bu Wardah.

"Buu....!" Pak Karjo mencoba menahan apa yang akan di ucapkan Bu Wardah.

"Ah ini kue oleh-oleh dari Nindi kamu cobain enak loh."

Bu Wardah menyodorkan sepotong kue untuk Rangga.

"Em iya enak Bu." Rangga pun menghabiskan potongan kue itu.

Malam itu menjadi obrolan seru di antara mereka. Sedangkan Misela tak ingin lagi mendengar kan apa yang mereka bicarakan dan memutuskan untuk masuk kembali ke kamarnya.

"Seperti aku memang bukan menantu yang di harapkan oleh keluarga ini."

...##################...

...Maafkan author ya kalau ada typo 🙏...

...Hai Reader hari ini aku mau cek ya siapa yang kasih dukungan terbanyak dalam seminggu terakhir ini. Nanti aku kirimkan pulsa 10k 😍...

...Terimakasih ya atas dukungan nya 😘...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

belum tentu nindi yg kau bangga kan. akan membanggakan mu ibunya rangga....kalian saja nanti mngkn nindi itu jalang ygbberkedok gadis baik

2023-11-12

1

Sofia Pontoh

Sofia Pontoh

Amiiit deh.ad pelakor kyakx nih😢

2022-10-16

1

Mista

Mista

calon pelakor ya dia duh

2021-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 1. Resepsi Pernikahan
2 Bab 2 Pengumuman
3 Bab 3 Kejujuran
4 Bab 4 Kenangan Masa Kecil
5 Bab 5 Wanita Lain
6 Bab 6 Masa Lalu Rangga
7 Bab 7 Jatuhnya Talak
8 Bab 8 Bertemu Sang Mantan
9 Bab 9 Dosen Ku Killer
10 Bab 10 Gara-gara Mang Ujang
11 Bab 11 Misela Kecelakaan
12 Bab 12 Cinta Yang Lalu
13 Bab 13 Benih Cinta
14 Bab 14 Luka Bathin Kembali
15 Bab 15 Nyanyian Bucin
16 Bab 16 Perdebatan
17 Bab 17 Nindi Masuk RS
18 Bab 18 Rujuk?
19 Bab 19 Janda Kembang
20 Bab 20 Mobil atau Motor?
21 Bab 21 Puspa ST 12
22 Bab 22 Gosip di Kampus
23 Bab 23 Curahan Hati
24 Bab 24 Motivasi Sabar
25 Bab 25 Pertanda Bahaya
26 Bab 26 Malaikat Misela
27 Bab 27 Jangan Sentuh Aku
28 Bab 28 Rencana Selyn
29 Bab 29 Calon Mantu
30 Bab 30 Restu Dari Abi
31 Bab 31 Selamat Tinggal
32 Bab 32 Lampu Hijau
33 Bab 33 Sebuah Pengakuan
34 Bab 34 Obrolan Santai
35 Bab 35 Peluk aku!
36 Bab 36 Lamaran
37 Bab 37 Panggilan Sayang?
38 Bab 38 Panggil Sayang Dong!
39 Bab 39 Janji Suci Dzakir
40 Bab 40 Sudah Tak Tahan
41 Bab 41 Malam Syahdu
42 Bab 42 Bercak Merah
43 Bab 43 Sekali lagi dong!
44 Bab 44 Makan Malam Yang Kelam
45 Bab 45 Misela Terluka
46 Bab 46. Cinta Kasih Umi
47 Bab 47 Jadi Narapidana
48 Bab 48 Foto Lama
49 Bab 49 Pemenang
50 Bab 50 Dzakir Bad Mood
51 Bab 51 Salah Faham
52 Bab 52 Honeymoon
53 Bab 53 Norak Banget!
54 Bab 54 Bertemu Papa
55 Bab 55 Bahagia Bersama
56 Bab 56 Lupakanlah
57 Bab 57 Masuk Rumah Sakit
58 Bab 58 Kista Ovarium
59 Bab 59 Menikah lagi?
60 Bab 60 Kembali Pulang
61 Bab 61 Rumah Baru
62 Bab 62 Misi Serius
63 Bab 63 Pengumuman
64 Bab 64 Pamit Kerja
65 Bab 65 Hal Aneh
66 Bab 66 Jajan Terus
67 Bab 67 Garis Dua
68 Bab 68 Ahir Penantian
69 Bab 69 Ketua Rektorat Baru
70 Bab 70 Jajan Terus Dong
71 Bab 71 Salah Paham
72 Bab 72 Bagi Suami Mu
73 Bab 73 Ngidam Lagi
74 Bab 74 Sehati Sepemikiran
75 Bab 75 Yeobo atau Oppa?
76 Bab 76 Misela Cemburu
77 Bab 77 Misela Cemburu Terus
78 Bab 78 Libur Dulu
79 Bab 79 Pujian Untuk Misela
80 Bab 80 Jangan Goda Aku
81 Bab 81 Makan Siang Bersama
82 Bab 82 Undur Diri
83 Bab 83 Saatnya USG
84 Bab 84 Gak Mau Libur
85 Bab 85 Angka Sepuluh
86 Bab 86 Dejavu
87 Bab 87 Tanda-Tanda
88 Bab 88 Melahirkan
89 Bab 89 Kebahagiaan Sempurna
90 Bab 90 Wanita Pendonor Darah
91 Bab 91 Triple M Dan Berakhir
92 PENGUMUMAN YA
93 PECAH 2 EXTRA PART Beda Sifat
94 PECAH 2 EXTRA PART Mencari Sekolah
95 PECAH 2 EXTRA PART Bikin Adek
96 PECAH 2 EXTRA PART Hari Pertama Sekolah
97 KARYA BARU
98 Kisah Triple M
Episodes

Updated 98 Episodes

1
1. Resepsi Pernikahan
2
Bab 2 Pengumuman
3
Bab 3 Kejujuran
4
Bab 4 Kenangan Masa Kecil
5
Bab 5 Wanita Lain
6
Bab 6 Masa Lalu Rangga
7
Bab 7 Jatuhnya Talak
8
Bab 8 Bertemu Sang Mantan
9
Bab 9 Dosen Ku Killer
10
Bab 10 Gara-gara Mang Ujang
11
Bab 11 Misela Kecelakaan
12
Bab 12 Cinta Yang Lalu
13
Bab 13 Benih Cinta
14
Bab 14 Luka Bathin Kembali
15
Bab 15 Nyanyian Bucin
16
Bab 16 Perdebatan
17
Bab 17 Nindi Masuk RS
18
Bab 18 Rujuk?
19
Bab 19 Janda Kembang
20
Bab 20 Mobil atau Motor?
21
Bab 21 Puspa ST 12
22
Bab 22 Gosip di Kampus
23
Bab 23 Curahan Hati
24
Bab 24 Motivasi Sabar
25
Bab 25 Pertanda Bahaya
26
Bab 26 Malaikat Misela
27
Bab 27 Jangan Sentuh Aku
28
Bab 28 Rencana Selyn
29
Bab 29 Calon Mantu
30
Bab 30 Restu Dari Abi
31
Bab 31 Selamat Tinggal
32
Bab 32 Lampu Hijau
33
Bab 33 Sebuah Pengakuan
34
Bab 34 Obrolan Santai
35
Bab 35 Peluk aku!
36
Bab 36 Lamaran
37
Bab 37 Panggilan Sayang?
38
Bab 38 Panggil Sayang Dong!
39
Bab 39 Janji Suci Dzakir
40
Bab 40 Sudah Tak Tahan
41
Bab 41 Malam Syahdu
42
Bab 42 Bercak Merah
43
Bab 43 Sekali lagi dong!
44
Bab 44 Makan Malam Yang Kelam
45
Bab 45 Misela Terluka
46
Bab 46. Cinta Kasih Umi
47
Bab 47 Jadi Narapidana
48
Bab 48 Foto Lama
49
Bab 49 Pemenang
50
Bab 50 Dzakir Bad Mood
51
Bab 51 Salah Faham
52
Bab 52 Honeymoon
53
Bab 53 Norak Banget!
54
Bab 54 Bertemu Papa
55
Bab 55 Bahagia Bersama
56
Bab 56 Lupakanlah
57
Bab 57 Masuk Rumah Sakit
58
Bab 58 Kista Ovarium
59
Bab 59 Menikah lagi?
60
Bab 60 Kembali Pulang
61
Bab 61 Rumah Baru
62
Bab 62 Misi Serius
63
Bab 63 Pengumuman
64
Bab 64 Pamit Kerja
65
Bab 65 Hal Aneh
66
Bab 66 Jajan Terus
67
Bab 67 Garis Dua
68
Bab 68 Ahir Penantian
69
Bab 69 Ketua Rektorat Baru
70
Bab 70 Jajan Terus Dong
71
Bab 71 Salah Paham
72
Bab 72 Bagi Suami Mu
73
Bab 73 Ngidam Lagi
74
Bab 74 Sehati Sepemikiran
75
Bab 75 Yeobo atau Oppa?
76
Bab 76 Misela Cemburu
77
Bab 77 Misela Cemburu Terus
78
Bab 78 Libur Dulu
79
Bab 79 Pujian Untuk Misela
80
Bab 80 Jangan Goda Aku
81
Bab 81 Makan Siang Bersama
82
Bab 82 Undur Diri
83
Bab 83 Saatnya USG
84
Bab 84 Gak Mau Libur
85
Bab 85 Angka Sepuluh
86
Bab 86 Dejavu
87
Bab 87 Tanda-Tanda
88
Bab 88 Melahirkan
89
Bab 89 Kebahagiaan Sempurna
90
Bab 90 Wanita Pendonor Darah
91
Bab 91 Triple M Dan Berakhir
92
PENGUMUMAN YA
93
PECAH 2 EXTRA PART Beda Sifat
94
PECAH 2 EXTRA PART Mencari Sekolah
95
PECAH 2 EXTRA PART Bikin Adek
96
PECAH 2 EXTRA PART Hari Pertama Sekolah
97
KARYA BARU
98
Kisah Triple M

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!