"Jadi kamu itu anak haram?"
Teriakkan ibu mertua nya itu membuat hati Misela hancur berkeping-keping. Ibu mertua yang beberapa hari ini memperlakukan nya dengan hangat dan sangat baik tiba-tiba berkata yang membuat nya menangis.
Misela terisak pilu dan menundukkan kepalanya.
"Bu jangan keterlaluan!" Kata Pak Karjo memarahi istrinya.
"Tapi Pak masak kita dapet menantu begini sih Pak ibu malu kalau tetangga tau Pak. Kamu kenapa sih gak bilang dari awal kalau kamu itu anak haram? Kalau tau ibu gak akan pernah merestui kalian."
Bu Wardah kembali mengucapkan kata yang Misela benci selama ini. Tak ada jawaban apapun dari Misela saat mendengar perkataan ibu mertua nya itu.
"Bu sudah Bu jangan bilang begitu lagi. Ibu udah nyakitin hati Misela. Dia sudah jadi menantu Ibu." Ujar Rangga dan memeluk Misela. "Maafin Ibu sayang."
"Haduh Ibu bener-bener gak nyaka Ndok sama kamu. Kamu sangat cantik dan berpendidikan tinggi tapi kamu pandai berbohong. Untuk apa pendidikan mu?" Bu Wardah pun pergi dari ruang tamu itu dan menuju kamarnya.
Misela yang kalut karna kata-kata Ibu mertuanya itu pergi ke kamarnya dan mengunci pintunya. Dia tak pernah menyangka akan di sebut sebagai anak haram lagi. Misela sudah sangat lama tak mendengar kata-kata itu. Tapi kali ini Misela mendengar nya lagi.
Rangga membiarkan Misela di kamarnya dan pergi ke kamar Bu Wardah dan duduk bersebelahan.
"Bu, maafin Rangga karna belum terlalu banyak tau tentang Misela."
"Kamu gimana sih Le kenapa kamu begitu buru-buru meminta kami menikah kan kalian?"
"Kan Ibu sendiri yang maksa Rangga buat cepet-cepet nikah Bu."
"Ya tapi kamu kenapa gak liat bibit bebet dan bobotnya. Kayak gini gimana kalau orang-orang tau."
"Bu Rangga yakin Misela wanita yang baik."
"Baik apanya dia lahir di luar nikah Le, kamu mikir dong keturunan kita nanti bagaimana. Keluarga baik kita jadi tercela gara-gara dia. Sebaiknya kamu ceraikan saja dia."
Deg
Misela hendak ke dapur tapi tak sengaja mendengar ucapan mertua dan suaminya itu di balik pintu. Dia tau tak baik menguping tapi kaki nya tak mau beranjak dari sana.
"Bu, jaga ucapan Ibu. Kalau Misela dengar gimana?" Pak Karjo membentak istrinya.
"Iya Bu Rangga kan baru berapa hari menikah kok udah bilang cerai sih Bu apa kata orang. Bahkan Rangga belum tidur dengan Misela sama sekali." Keluh Rangga pada ibunya.
"Apa?" Bu Wardah kaget.
"Iya Bu Misela lagi haid." Ujar Rangga lagi.
"Baguslah kalau kamu belum bergaul sama dia artinya kamu masih perjaka jadi gampang cari wanita yang jelas bibit bebet bobot nya huh. Lagian buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Ibu yakin istri mu itu udah gak perawan juga. Sudah kalian keluar sana Ibu mau tidur bisa darah tinggi Ibu punya menantu seperti itu."
Misela semakin merasakan sesak di dadanya seolah jantung yang berdetak dengan teratur tiba-tiba berhenti begitu saja. Misela pun kembali ke kamarnya dan melupakan tujuannya untuk mengambil air minum.
Misela duduk di sebuah kursi di depan meja riasnya. Misela menatap tajam dirinya sendiri yang bercucuran air mata.
"Aku tau aku salah karna tak mengatakan hal ini sebelum nya dengan suami ku. Tapi Mas Rangga bilang akan terima aku apa adanya." Bathin Misela dan membuat teringat akan masa kecilnya.
***
Flashback
22 tahun yang lalu Misela lahir dari rahim seorang wanita tanpa suami. Hidup Bunda nya sangat berat hingga datanglah seorang pria yang menyelamatkan hidupnya. Dia adalah Papi Hanan.
Hanan menikahi Adelia saat Misela setelah kelahiran Misela. Adelia menerima Hanan karna Adel melihat ketulusan Hanan untuk merawat Misela.
Tidak ada yang pernah menyangka sikap baik Hanan hanyalah sementara. Setelah usahanya di Jakarta bangkrut karna ditipu orang mereka pindah ke Lampung dan mulai merintis usaha baru namun perekonomian nya tak sebaik di Jakarta sebelum nya.
Entah kenapa Hanan jadi berubah seratus delapan puluh derajat setelah usaha rotinya itu bangkrut. Banyak yang bilang kalau Misela itu pembawa sial karna dia seorang anak haram.
Hanan jadi terhasut omongan tersebut dan membenci Misela. Terlebih saat Adelia telah mengandung anak kandungnya.
Misela tak begitu banyak mengingat kejadian saat dia masih kecil. Karna masih sekolah di taman kanak-kanak. Entah sebelumnya sudah atau belum pernah tapi Misela sangat ingat pernah dipukul papi Hanan dengan sapu di bagian kakinya hingga Misela menangis dan ketakutan. Bahkan dia berbohong pada Bundanya kalau kakinya yang merah itu akibat dia jatuh karna belajar naik sepeda temannya.
Misela tak pernah memberitahukan hal apapun yang berkaitan dengan Hanan pada Bunda nya Adelia karna takut akan dapat sebuah pukulan lagi.
Misela hanyalah anak polos yang taunya cuma bermain dan tertawa. Tapi kali ini dia tau arti sebuah rasa sakit di tubuhnya.
Memasuki sekolah dasar Misela sudah mulai paham dan mengerti dengan kata-kata yang orang dewasa katakan.
Suatu hari beberapa hari setelah adiknya lahir Misela di tampar pipinya oleh Hanan karna tak sengaja membuat adiknya nya menangis. Saat itu tentu saja Adelia tak melihat kejadiannya.
"Dasar anak haram tak tau di untung. Minggir kamu sana, kamu udah menyakiti anak ku." Hanan menggendong bayi kecil itu lalu pergi dari hadapan Misela.
Misela disebut sebagai anak haram oleh orang yang dia anggap orang tuanya itu.
Misela tak pernah mengerti dengan keadaan ini. Misela bingung harus bagaimana dan dimana dia menemukan jawaban atas pertanyaan yang sulit itu. Bagaimana tidak dia masih kelas 4 SD sedikit sulit untuk mencerna perkataan itu.
Bahkan banyak dari teman main Misela menjauhinya karna menyebutnya anak haram dan anak pembawa sial.
Ahirnya Misela pun bertanya pada Bunda nya apa itu anak haram.
Misela pun sangat marah pada Adelia. Sejak saat itu Misela tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Suatu hari saat Misela sedang libur sekolah dan bermain sendiri di teras rumah ada seorang laki-laki dan seorang perempuan menjemput nya.
"Sayang, Misela putri Papa sini Nak." Zaki memanggil Misela yang sedang asik dengan boneka Barbie nya.
Misela beranjak dari tempat duduknya dan berdiri lalu mundur menjauhi Zaki karna dia ketakutan.
"Anda siapa? Kenapa memanggil ku dengan sebutan putri anda?" Tanyanya dengan polos dan sopan.
"Anak pinter. Aku Papa Zaki sayang, dan ini mami mu namanya Mami Sinta." Kata Zaki sembari berlutut di hadapan Misela dan membelai rambut lurusnya itu.
"Papa mau jemput kamu sayang, Papa mau ngajak kamu main untuk beberapa hari kedepan. Kamu liburkan sekolah nya?"
"Iya."
"Nah dimana Bunda mu?"
"Ada di belakang. Nanti aku panggilin." Misela berlari ke belakang rumah untuk memanggil bundanya dan kembali ke ruang tamu dengan Bundanya.
"Del, Aku ijin bawa Misela untuk beberapa hari kedepan."
"Selama ini kamu kemana aja Zak kenapa baru menemui putri mu? Sudah 10 tahun lamanya dan kamu baru mencari putri mu ini?"
"Maaf Del aku terlalu sibuk makanya aku minta ijin bawa Misela sekarang. Aku merindukan nya. Aku sedikit kesulitan mencari kalian. Tolong beri aku waktu buat dekat dengannya. Sampai saat ini aku dan Sinta belum di beri keturunan."
"Baiklah aku siapkan dulu baju-bajunya."
Setelah Adelia menyiapkan baju-baju Misela Zaki pergi membawa Misela entah kemana.
Misela berpikir keras akan hal itu. Kenapa dia punya banyak orang tua sekarang. Tapi Misela juga merasa bahagia karna perlakuan Papanya berbeda dengan Papinya. Bahkan Sinta juga memperlakukan nya dengan sangat baik.
Hanya saja kebahagiaan itu tak berangsur terus menerus.
Misela jadi sangat jarang ketemu dengan Papa nya Zaki. Mungkin hanya satu atau dua kali dalam setahun. Karna Misela meminta untuk tinggal di pesantren setelah kelulusan sekolah dasarnya itu.
Saat liburan sekolah dan pulang ke rumah Misela masih mendapatkan perlakuan buruk dari Papinya. Masih sering di pukul kadang malah tanpa sebab apapun Misela kerap menerima pukulan dari Papinya. Tapi Misela juga tak bisa mengadu pada Bundanya. Semua terlihat baik-baik saja saat Bunda nya ada dirumah.
Suatu ketika saat tengah malam Misela yang belum terjaga dikamar mendengar suara langkah mendekati kakinya. Pintu terbuka perlahan. Hanan mendekati nya dan hendak membuka celana yang Misela kenakan. Misela ketakutan tapi tak berani membuka mata. Misela pun menggeliat dan langsung memeluk guling nya.
Hanan melihat tubuh Misela dari ujung kaki hingga ujung kepala. Hanan membelai rambut lurusnya itu.
Bagaimana mungkin seorang anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas 2 SMP diperlukan seperti itu oleh ayah yang seharusnya menjaganya dengan baik.
Misela tau dia hampir di lecehkan oleh Papinya. Sekarang Misela benar-benar ketakutan dengan sikap Papinya.
Moment itu tak pernah Misela lupakan seumur hidupnya.
Bahkan Misela sangat ingat adanya pilih kasih antara dia dan adik laki-laki nya Aldian. Sejak kecil Adiknya kerap di belikan mainan apapun yang dia mau. Sedangkan tak begitu yang terjadi pada dirinya.
Flashback off.
"Sayang Mas boleh masuk gak?" Rangga membuka sedikit pintu kamarnya dan meminta ijin terlebih dahulu untuk masuk.
"Masuk aja Mas ini kan kamar kamu." Jawab Misela dengan nada suara yang berat karna tangisannya.
"Sayang apa kamu masih marah?" Tanya Rangga dengan membelai rambut lurus Misela. Tapi Misela tak menjawab.
"Sayang maafkan Ibu ya."
Misela menatap Rangga dari pantulan kaca dengan matanya yang bengkak karna terlalu lama menangis.
"Mas kamu boleh membenci ku Mas karna aku sudah membohongi mu. Tapi aku punya alasan untuk ini semua. Dan juga Mas sebelumnya kamu janji akan menerima ku apa adanya kan?" Misela kembali tertunduk tapi Rangga malah mencium bibirnya yang tipis dengan warna pink alami itu.
"Sudah tidurlah jangan bahas ini dulu ya. Kamu masih belum stabil."
"Mas aku mendengar semua yang kalian bicarakan tadi."
"Apa?"
"Mas mungkin orang tua memang salah dan aku juga salah tak mengatakan ini sebelum nya. Tapi apakah masa lalu itu harus selalu dikenang Mas? Bukankah kita harus belajar dari masa lalu supaya kita bisa jadi lebih baik untuk kedepannya. Mas aku mati-matian belajar ilmu agama dan umum demi apa? Tentu saja demi aku dan anak ku kelak bisa lebih baik lagi dan tak mencontoh hal buruk yang dilakukan orang tua ku. Ibu bilang buah jatuh tak kan jauh dari pohonnya. Tapi aku sangat yakin aku tak sama dengan bunda ku. Aku selalu menjaga kehormatan ku Mas."
"Maafin Ibu sayang."
Rangga memeluk Misela dan dia pun menangis dipeluk kan Rangga.
...###############################...
...Jangan lupa tinggalin dukungan jempolnya ya 😘...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Meyke Joyce Rantung
Aku fokusnya ke papi Hanan...koq jadi jahat begitu sama Misela..
2024-03-23
1
guntur 1609
krjsm nya adelia dan xami. tanpa kalian sadari anak kalian yg jadi korban
2023-11-12
1
Sofia Pontoh
Sediiih sekalii aq membaca bab ini.. koq..yega bangeet ibu nertua megatakan anak mantux anak haram.. gak mikir ibux rangga akan ucapanx itu..kaaian misella.. dia tdk mnginginkan trlahir sebgai anak haram.. krna Takdirx ini semua trjadi..😢😢
ug savaar yaa misella.. semoga ad jalan keluarx atas masalahmu ini..🤗🤗
2022-10-16
1